TLL 15: The Real Truth

44.1K 3.1K 60
                                    

TLL 15

The Light Of Life

"Hidupmu salah"

"Bukan kehidupan macam ini yang aku harapkan kau jalani" Sheeva gadis itu tampak semakin tersenyum dan menatap kakak yang juga tengah duduk disampingnya.

"Jangan jadikan aku sebagai kelemahanmu, tolong jadikan aku sebagai kekuatanmu" Sheeva menyentuh pipi kakaknya yang sudah berlinang air mata.

"Sejak awal ini bukanlah kesalahanmu, kau hanya terlibat dalam situasi yang bahkan tidak kau mengerti" senyuman di bibir gadis kecil yang serupa Shava itu semakin mengembang.

"Aku tidak terlalu menginginkan kau membalaskan dendamku atau ibu, tapi jika memang itu akan lebih membuatmu tenang maka lakukanlah" Sheeva menyentuh lengan kakaknya lembut tanpa melepaskan tatapan sayangnya pada sang kakak.

"Tapi jika kau bertekat membalaskan dendam tolong berhenti menjadikan aku sebagai kelemahanmu, tolong berhenti jadikan aku sebagai mimpi buruk bagimu kumohon temukan aku sebagai kelebihan dan mimpi indahmu" Shava tertegu gadis itu berpikir mungkinkah selama ini Sheeva mengatakan tolong bukan karena menyalahkannya? Tapi Sheeva ingin merubah pola pikir dirinya.

"Sheeva?" Shava menatap adiknya sambil menyentuh bahu mungil itu. "Bahkan saat aku sudah sebesar inipun kau tetap lebih cerdas dariku" Sheeva tersenyum lalu tertawa tanpa beban. "Sejak dulu aku selalu khawatir karena kau terlalu bodoh kak" Shava mempererat cengkramanya di bahu Sheeva "sayangnya itu benar" Sheeva semakin tertawa mendengar ucapan sang kakak.

"Mulai sekarang aku janji tidak akan membuatmu dan ibu khawatir lagi, aku akan balas semuanya untukmu dan ibu terlebih dahulu sebelum aku bergabung dengan kalian. Aku terlalu malu jika harus bersama kalian tanpa membalas semuanya, kumohon bersabarlah" Sheeva tersenyum dan mengagguk.

"Bahkan pada raja itu?" Shava mengagguk "pria menyeramkan yang membuat ibu menegak racun dan menyusahkan hidupku, bagaimana mungkin aku membiarkannya" Sheeva sedikit menunduk.

"Sebenarnya dia tidak seperti itu, hanya saja dia memiliki kehidupan yang juga sangat-- ah lupakan" Sheeva jelas membuat kakaknya menatap binggung.

"Tidak ada waktu, kau harus kembali dan ah iya jangan terlalu cepat menyusul kami, hiduplah dengan baik satu lagi jangan lupa bahagia" Sheeva selalu seceriah ini.

"Iya, aku akan lakukan semua yang kau katakan" Shava menarik Sheeva dalam pelukanya dan berbisik "aku sayang kalian" Sheeva mengangguk dan berkata "kami juga" selalu dan selamanya, mereka selalu saling menyayangi meski alam yang mereka tempati tak lagi sama.

*      *     *

"HEY, buka matamu" pompaan pada dada Shava mulai melambat, sudah berapa menit pria itu melakukan hal tersebut ia pun tak tau.  Nafas buatan kembali pria itu berikan pada Shava namun tak kunjung membuahkan hasil. Tangan lain yang melihat pria yang tengah melakukan pertolongan pada Shava tampak mengepal kuat hingga tanpa sadar sudah banyak darah mengalir diri sana.

"Apa yang terjadi" Jaeer tampak mendekat demi memeriksa keadaan Shava yang terlihat tengah kritis. "Tuan berapa lama dia seperti ini?" Pelayan orang itu tampak mendekat karena tidak mau mengganggu tuanya yang tengah berusaha menyelamatkan gadis yang di cap pengkhianat tersebut.

"Sekitar lima belas menit lalu gadis ini tiba-tiba mengejang tuan" Jaeer mengagguk dan memeriksa denyut nadi Shava. Terlihat terkejut saat memperkirakan kondisi gadis itu.

"Irama detak jantungnya bermasalah" suara pria yang tengah menolong Shava tampak terdengar saat merasa ada hal yang dirasa perlu dikatakanya "tampaknya dia juga pingsan dalam tidurnya" Jaeer tampak berfikir, ia pernah membaca kejadian serupa ini dan terus mengingatnya.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now