TLL 37: Sael And Jaeer

25.1K 1.9K 90
                                    

TLL 37
The Light Of Life

"Kau tau ini sudah malam dan entah kau sadar atau tidak kau terus menyentuhku" Shava menghentikan pergerakan kecilnya yang sedari tadi menyentuh rambut Arshya sebari menatapnya. "Tapi aku suka" Arshya tersenyum menggoda membuat Shava pada akhirnya menarik lengan kecilnya dan melihat ke sembarang arah.

Arshya bangkit, menarik lengan Shava dan membuat gadis itu menatapnya binggung. "Sudah waktunya makan malam, kau ingat kau berkata akan makan banyak". Shava hanya tersenyum mengagguk dan pasrah mengikuti Arshya saat pria itu menggiringnya.

Semua hidangan sudah siap. Zian dan Jaeer sudah duduk di kursi mereka. Arshya mendorong kursi Shava ketika gadis itu sudah duduk di samping Zian disusul dirinya sendiri yang duduk di hadapan Shava.

Arshya melirik Zian sekilas, menatap Raja Hirah itu yang tampak acuh, sibuk dengan gelas anggur ditangannya.

Arshya sadar, bocah itu menghindari bertatapan mata dengannya.

"Ah aku lupa bertanya. Dimana Sael?" Jaeer yang duduk di samping Arshya menoleh pada Shava, berdehem pelan "gadis berisik itu sudah sedari tadi menunggu anda". Shava menoleh kesembarang arah mencari Sael dan tersenyum saat melihat gadis yang juga menatapnya dengan mata merah.

Shava langsung bangkit, sedikit berlari dan memeluk Sael erat. Gadis yang di peluk Shava langsung menangis dibuatnya.

"Maafkan aku" terus menerus Sael mengulang kalimat yang sama dan terus menerus juga Shava menjawab itu bukanlah salahnya membuat Sael semakin sesenggukan dibuatnya.

Shava menarik Sael agar duduk di samping kursinya. "Kau terlihat semakin kurus" Sael yang masih sesenggukan memukul kepala Shava "bodoh, lihat dirimu sendiri" Shava tampak kesal lalu menatap Arshya. "Lihat-lihat dia memukul calon Ratumu". Arshya malah tertawa mendengarnya. "Masih calon bodoh" gerutu Sael masih dengan isak tangis kecilnya.

Shava yang hendak menjawab terhenti ketika Zian sedikit mengangkat tangannya. "Bukankah kita akan makan?" Shava menatap pria itu sedikit tajam lalu kembali menoleh pada Sael mengajak gadis itu makan.

Setelah selesai makan. Arshya, Sael dan Shava tampak duduk di teras dengan kursi besar yang menjadi tempat duduk mereka. Arshya terdiam sambil menikmati anggur di gelasnya sedangkan Shava masih sibuk bercengkrama dengan Sael.

Jaeer tiba dan menyerahkan beberapa kertas pada Arshya. "Kita harus kembali besok pagi" Arshya membaca beberapa kalimat di kertas itu dan menatap Jaeer sambil mengagguk.

"Kau akan segera kembali?" Zian tiba dan langsung ikut campur dalam percakapan. "Yah, lagipula aku sudah mendapatkan alasan untuk kembali". Sael dan Shava secara tidak sengaja memperhatikan percakapan kedua pemimpin itu.

"Tapi Zian, kenapa kau menyembunyikan gadisku? Aku menanti tapi tampaknya kau tidak berniat menjelaskan duluan". Zian sedikit tertawa garing. "Mana kutau kau tengah mencarinya? Lagipula dia cukup cantik untuk menjadi koleksiku". Zian memainkan gelas ditangnanya sebelum akhirnya meneguk anggur di dalam gelas itu.

"Hem, tapi apa kau sudah menyentuhnya? Kau tau aku ingin membunuhmu jika kau menjawab jawaban yang tidak kuharapkan" Zian kembali terkekeh. "Hey aku bukan dirimu yang sembarangan menyentuh siapapun tanpa upacara pengikat terlebih dahulu" Arshya sedikit tersenyum mendengarnya.

"Itu bohong" Shava menatap Zian lalu menjulurkan lidahnya ke arah pria itu. "Dia beberapa kali memanggil namaku, meledekku karena di anggap telah di buang olehmu. Dia juga pernah hampir membunuhku dan belum lama ini dia juga hampir memperkosa tubuhku". Shava mengadu sambil menatap Arshya, mengatakan apapun tanpa beban.

The Light Of Life [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang