TLL 10: A Late Regret

48.2K 3.3K 25
                                    

TLL 10

The Light Of Life

Malam semakin dingin, udara dingin itu juga semakin menusuk kulit meski diluar sana bulan bersinar terang seakan memamerkan cahayanya. Cahaya yang tampaknya tidak takut pada kegelapan dan malah menantang malam.

Ranjang yang semula terlihat besar itu tampak semakin sempit saat tubuh Shava yang baru dibaringkan diatasnya langsung ditindih oleh sang pelaku yang membawa Shava ke tempat itu.

Shava yang selalu cerewet mengutarakan apa yang dirasakanya seketika diam saat pria itu berlaku seperti ini padanya. Entah karena gugup, takut atau apa namun Shava merasa lidahnya semakin keluh untuk berprotes atas perlakuan tidak wajar seperti ini terhadapnya.

Namun, entah mengapa sentuhan yang dilakukan pria yang merupakan Raja dari Persia itu terasa berbeda. Shava tidak sejijik saat ia disentuh oleh pria asing di rumah bordir, Shava juga tidak setakut saat berhadapan dengan para penjahat itu.

Entah karena apa, Shava merasa bahwa ini adalah hal salah namun benar. Pikiranya semakin terdengar bodoh, dalam situasi ini gadis itu buta antara mana yang benar dan salah. Atau, ia tau jika hal ini salah namun ia tetap membenarkanya.

Krukk

Sentuhan Arshya yang memberikan banyak bercak merah di leher Shava terhenti saat suara yang datang dari perut gadis yang tengah disentuhnya itu mulai menggema.

Shava menyadarinya, gadis itu merasa malu setengah mati. Lengan kecilnya mendorong kasar dada Arshya yang tengah tertawa terbahak-bahak.

"Bodoh, perutmu bunyi terus seperti itu sungguh memalukan" Shava tampak duduk dan melempar bantal besar kearah Arshya meski tidak mengenainya. "Untuk apa aku malu? Toh kau bukan siapa-siapa" ujar Shava sambil berdiri sebelum tangan itu mencegahnya dan kembali membuatnya terbaring.

"Aku bukan siapa-siapa?" Shava menatap netra hijau memikat dihadapanya itu dalam, jarak ini terlalu dekat untuknya. Shava bisa merasakan hembusan hangat menerpa bibirnya dari bibir pria diatasnya ini.

"Kau hanya Raja yang memperbudakku, tidak lebih dan tidak akan lebih" Shava tampak menguatkan mental demi rasa malu yang sudah menyelimutinya.

Arshya tidak mau kalah "Yah, kau juga hanya budak yang tidak pantas ada diatas tempat tidurku" Shava tampak melotot lalu mendorong dada dihadapanya lagi, meski tidak membuahkan hasil.

"Aku juga tidak berniat berada disini, memang siapa yang membawaku ke sini? Kakiku? Bukan kan. Yah memang sudah dua kali budakmu ini berada di atas tempat tidurmu namun kakiku sama sekali bukan yang membawaku kesini" Arshya terdiam, tidak berniat menjawab.

Cengkramanya terlepas, Arshya bangkit lalu duduk ditempat duduknya sambil menatap ke luar jendela.

"Tetap disini sampai makananmu tiba" Arshya kemudian memanggil pelayan untuk membawa makanan ke kamarnya.

Raja itu tampak terdiam dan Shava juga tidak berniat mengubah suasana yang tiba-tiba menjadi canggung ini.

Makanan yang tadi diminta Arshya tiba, Shava langsung menuju meja dan tanpa peduli dengan kehadiran sosok pria dibelakangnya Shava tampak melahap makanan yang ada dihadapanya.

Mata Arshya melirik sekilas meski tidak berniat untuk menampikan ekspresi apapun, tapi jelas ada sesuatu dari tatapan itu.

Shava yang sudah kekenyangan tampak duduk di atas tempat tidur dengan potongan kue ditanganya. Gadis itu tampak bersandar hanya demi membuat perutnya lebih nyaman.

"Lapar sakit, kenyang juga sakit. Hidup itu sungguh rumit" gumam gadis itu sambil berpikir dengan otak yang hanya memuat wawasan kecilnya.

Beberapa lama kemudian Shava tampak tidak menyadari bahwa dirinya sudah terlelap dengan posisi yang sama. Arshya mulai mendekat lalu mengambil potongan kue yang Shava pegang dan meletakanya di atas piring yang sudah dibuat berantakan oleh gadis itu.

The Light Of Life [TAMAT]Where stories live. Discover now