BAB 14

2.7K 480 47
                                    

🌿🌿🌿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌿🌿🌿

"Cukup." Bastian menengahi pertengkaran Tanra dan Lexan. "Hari sudah terang. Kurasa lebih baik kita makan siang sekarang."

Lexan dan Tanra berusaha meredam emosi masing-masing. Tetapi perang dingin belum berakhir. Sepanjang jalan mereka berdua menunjukkan reaksi seolah sewaktu-waktu bom dalam diri mereka akan meledak. Pandangan sinis satu sama lain dari dua manusia paling dingin di geng mereka.

Untuk mencairkan semuanya, Bastian memilih membawa mereka untuk makan es krim. Disana tidak hanya es krim yang dijual. Tetapi ada juga makanan berat lain. Rumah makan yang unik dengan penari-penari yang menari diantara para pengunjung.

Setelah makanan tiba, ada pertunjukan sirkus kecil dari badut-badut. Pertunjukan sirkus di dunia ini berbeda dengan dunia luar. Semuanya menggunakan mantra sihir, membuatnya jadi lebih menarik. Cahaya warna-warni mengudara. Lantuan suara kecapi terdengar.

"Tempat yang indah..." kata Bastian.

"Be-betul," timpal Drio.

Sementara yang lain jadi ikutan diam.

Lexan dan Tanra betul-betul merusak suasana.

Mereka menghabiskan makan siang mereka dan langsung kembali ke penginapan. Tak ada waktu untuk jalan-jalan. Karena Bastian ditunjuk sebagai ketua, maka ia ingin persoalan Lexan dan Tanra harus selesai sebelum mereka benar-benar menikmati indahnya kota Wentira.

Sementara itu, Nyai Rondo dan Nyai Mina sekarang ada di Serandajana. Memenuhi perintah Kementrian Sihir atas pelanggaran mereka yang menutup portal saat pertempuran berlangsung.

"Bagaimana kabar mereka?" tanya Nyai Rondo seraya menyirih membuat giginya merah. Meludah ke luar jendela.

"Baik-baik saja," jawab Nyai Mina. "Aku menyuruh Lemboi menjaga mereka dari kejauhan. Pagi tadi mereka ke perpustakaan mencari petunjuk. Tetapi hasilnya nihil."

Lemboi adalah sebutan untuk burung merpati peliharaan Mina.

"Baru hari pertama."

"Kenapa kau begitu yakin dengan anak-anak itu Rondo? Kalau terjadi sesuatu pada mereka, itu akan jadi masalah besar. Mereka anak-anak terpilih. Bahkan saat kau menyuruhku menulis surat petunjuk pada mereka dengan kalimat sederhana 'pergilah ke perpustakaan'. Rasanya aku seperti melempar mereka ke kandang singa dan menyuruh mereka bertahan hidup bagaimana pun caranya."

"Justru karena ia ditakdirkan menjadi anak terpilih, maka takdirnya mereka tak akan mati dengan mudah disana. Kekhawatiranmu harus kau tepis Mina, kau adalah pembimbing yang ditunjuk langsung untuk mengawasi mereka. Ini baru buku Serandji Nusantara, belum lagi misi lain yang harus mereka hadapi untuk berhadapan dengan Berong terakhir."

Napas Mina rasanya tercekat. "Berong? Ramalan itu kemungkinan besar tak akan terjadi, kan?"

Rondo menggeleng. "Bisa jadi tidak terjadi. Tetapi kemungkinan besar terjadi Mina."

ARCHIPELAGOS 2 (Wizarding School in Nusantara)Where stories live. Discover now