BAB 43

2.5K 444 51
                                    




"D-dia ayahku?" tanya Nala begitu ia kembali ke dunia dimana Encik Juria berada.

Encik Juria mengangguk. "Hartang, namanya. Ayahmu adalah seorang pendekar Nala."

"Apa maksudnya itu?"

"Pendekar adalah orang yang telah mencapai level terakhir dari penyihir senjata."

"Penyihir senjata? Kemana dia sekarang? Apa yang dia lakukan untuk menyelamatkanku?"

Encik Juria tak bergeming. Berat rasanya menjawab pertanyaan itu, karena Encik Juria tahu kalau apa yang Hartang lakukan untuk menyelamatkan dunia ini bukanlah hal yang mudah. Dia akan menghadapi sesuatu yang besar dan muncul di waktu yang tepat. Nala pasti akan semakin kepikiran.

"Kemana dia Encik?" tanya Nala lagi.

"Aku juga tak tahu betul Nal."

Nala menunjukkan wajah kecewanya diiringi rasa putus asa. Selama kurang lebih tujuh belas tahun ia hidup dan ia tak tahu betul dengan kehidupannya sendiri. Terlalu banyak yang ditutupi. Dalam detik itu ia menyadari kalau bibinya Pevita tak sepenuhnya salah ingin mengambil semua warisan milik Thomson, sebab Nala bukanlah anak kandungnya. Tak ada hak untuk semua harta kekayaan itu.

"Nala, bukan apa yang terjadi di masa lalu yang harus kau pikirkan sekarang, tapi bagaimana kau mengambil keputusan demi langkahmu di masa depan."

Nala menghembuskan napas berat.

"Apa kau tak bahagia setelah tahu ayahmu masih hidup?"

"Aku senang," jawab Nala. ""Aku hanya tak tahu harus mulai darimana Encik."

"Mulailah dengan mencari tahu asal-usul ayahmu Nal."

"Dimana dan bagaimana?"

Tiba-tiba saja dari telapak tangan Encik Juria muncul tanaman rambat berwarna merah yang mulai menjalar ke sekujur tubuh. Nala mencoba menyingkirkan tanaman itu, tapi Encik Juria menahan lengannya.

"A-apa yang terjadi Encik?" tanya Nala

"Waktuku tak lama lagi," jawab Encik Juria, tanaman rambat itu sudah memenuhi sekujur tubuhnya kecuali kepala. "Ayahmu tinggal di Turangi, begitu juga dengan ibumu Nal. Hanya itu petunjuk yang bisa kuberikan. Satu lagi, Nala adalah nama yang telah disiapkan lama sebelum kau dilahirkan artinya jantung hati. Jangan merasa kesepian karena Gayatri akan selalu ada untukmu. Satu lagi, jangan beritahukan pertemuan kita ini pada siapapun Nal, kecuali pada Nyai Mina dan Nyai Rondo."

Hening.

Tanman rambat itu telah memenuhi seluruh tubuh Encik Juria. Lalu serbuknya tertiup angin.

Nala tinggal sendirian, ia mencium aroma lavender.

*

Di Archipelagos, ujian masih berlangsung. Beberapa golongan telah diambil benderanya lebih dulu dari pemukiman golongan mereka, dengan caranya masing-masing dan unik. Misalnya saja, murid-murid Tanko yang berhasil merebut bendera Wae dengan menyamar menjadi hewan-hewan melata atau seperti murid Agni yang menyerang Dolok dengan membabi buta. Apinya malah bertambah besar saat terkena dengan udara.

"Sisa berapa golongan yang bertahan?" tanya Nyai Rondo pada Encik Aida dan Engku Yosua.

"Sisa... empat," jawab Engku Yosua.

"Tiga Nyai," timpal Encik Aida.

"Oh iya, tiga. Aku lupa golongan Wae baru saja kalah kemarin."

"Menarik," gumam Nyai Rondo. "Golongan apa saja yang bertahan?"

"Agni, Tanko dan Ranang."

"Bagus, sepertinya akan ada perubahan peringkat besar-besaran semester ini. Apa ada kendala?"

ARCHIPELAGOS 2 (Wizarding School in Nusantara)Where stories live. Discover now