BAB 25

2.5K 441 9
                                    


"Dia yang mengambilnya. Walau tak akan mengaku, tetapi aku yakin," Careline bersikukuh, sudah hampir sejam berlalu dan ia tetap pada pendiriannya kalau Angela lah yang mencuri barangnya.

"Benar yang ia katakan Angela?" tanya Nyai Mina.

Angela menggeleng. "Tidak Nyai."

"Huh...." Nyai Mina menghembuskan napas. "Kalau begitu tak ada cara lain."

Perempuan tua itu berjalan ke lemari di sudut rumah kacanya. Memilah-milah dan mengambil dua tanaman Pentagonon serta tanaman Guryok

Dimasukkannya dua tanaman itu ke dalam kuali cokelat.

Angela dan Careline mendongak ke dalamnya. tercium aroma klorofil yang khas.

"Angela, minumlah ini!" seru Nyai Mina. "Tunggu sebentar, sepertinya ada tamu."

Tak lama setelah Nyai Mina berkata demikian, Kezia, Romia dan Luna datang menghampiri kedua sahabatnya. Anak Candi Papat. Dua yang lain adalah Aditya yang bolos karena tak menyukai Engku Angga serta Bagas penyihir tanah yang pendiam tak ingin ikut campur.

"Bagaimana?" tanya Luna khawatir. Dia mendekat ke kuali. "Hm.. menyengat. Apa ini Nyai?"

"Ramuan anti bohong. Rasanya agak pahit dan kalau benar kau bohong Angela, kau akan sakit selama tiga hari berturut-turut."

"Sudahlah Nyai," gumam Careline. "Ini waktunya makan siang, maaf menganggu waktu anda. Lagi pun, kalau Angela mengambilnya, aku yakin dia tak akan bisa mengembalikan berlian hitamku. Aku juga sudah mengikhlaskannya, itu barang murah kok."

Angela geram. Perempuan itu dengan sigap meraih gelas dihadapannya. Dia menghembuskan napas, menutup mata. Namun sebelum dia menenggak minuman itu, seseorang mendorong tangannya. Alhasil gelas kayu jatuh ke tanah dan ramuan tumpah seketika.

Semua orang teriak histeris.

Angela menoleh dengan sinis.

Rupanya Luna yang baru saja mendorong tangan Angela.

"Kau kenapa Luna?"

Luna diam membeku.

Lengang ...

"Kurasa Luna tak bermaksud," sela Nyai Mina, memecah keheningan. "Ramuan ini mengandung zat klorofil berbahaya jika belum dingin."

"Sungguh?" tanya Angela.

"Ya, kau adalah penyihir tanaman Angela. Kau kurang belajar? Bahkan Luna sang penyihir air pun tahu."

Angela menenggak ludah.

"Kalau begitu jadikan Ayu sebagai teman belajarmu dan datanglah kesini. Encik Flo akan kecewa kalau tahu soal ini. Kalian berdua memang butuh bimbingan lebih."

Tak pernah mereka melihat Nyai Mina semarah ini. Lebih tepatnya kecewa. Begitulah kebanyakan penyihir tanaman. Mereka juga kompetitif sama seperti penyihir air.

"Kalian belajar apa tadi?" tanya Nyai Mina seraya membersihkan semua kekacauan dengan mantra, mengembalikan kuali, gelas, sendok ke lemari dengan bergerak sendiri.

"Sejarah Sihir Lanjutan," jawab Kezia.

"Aku tahu, karena Engku Angga yang mengirimkan suratnya," kata Engku Mina sembari menutup pintu lemari dengan mantra.

"Tentang Sihir Gelap."

Mina nampak terkejut. "Sungguh?"

"Ya."

Kedengarannya tak menyenangkan. Seingat Nyai Mina materi soal sejarah Sihir Gelap tak boleh lagi dibawakan di kelas. Meski begitu Nyai Mina mencoba memaklumi karena Engku Angga adalah guru baru dan guru muda itu juga tak pernah berkomunikasi dengan guru Sejarah Sihir sebelumnya. Bagaimana mungkin jika Engku Tarno mati sebagai seorang penjahat.

ARCHIPELAGOS 2 (Wizarding School in Nusantara)Where stories live. Discover now