Chapter 13

9.4K 616 16
                                    

Saat ini Elea telah berada di dalam kamar apartemen nya. terlihat cukup luas dan nyaman hanya saja kamar ini bernuansa gelap. entah lah biasanya kamar apartemen bernuansa terang, karena jiwa Aruna dulu pernah bekerja sebagai pelayan hotel ya walau pun ia masih berstatus pelajar.

"Ahh semoga aja mas mantangak nyari in gw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh semoga aja mas mantan
gak nyari in gw."

"Hm urusan hubungan gw sama harsa gimana ya, gw bingung deh sama sih harsa dia bilang suka sama Elea tapi deket² mulu tuh sama karina." Timpal Elea yang merebahkan tubuhnya di atas kasur barunya.

"Ah gw mandi dulu aja deh." ucap Elea yang beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Selesai dengan ritual mandinya Elea sekarang tengah memakai serangkaian scincare malam nya.

"Mandi udah, scincare ran udah saatnya mengisi anak ² cacing gw ini." ujar Elea seraya mengusap - usap perut nya.

Saat ini Elea telah berada di dalam dapur ia tengah berkutat dengan panci, memasak air ya tujuannya sekarang adalah makan mie.

"Taraaa." ucapnya tersenyum sambil meletakkan ke meja makan.

"Ini lah dia mie spesial ala Elea" ucapnya sendiri seolah² menjadi chef seraya menarik kursi dan mendudukkan diri.

"Emang nih mie goreng adalah pilihan yang tepat untuk orang ² mageran." ucapnya yang terus memasukkan mie nya ke dalam mulut.

Selesai dengan acara makan² nya Elea sekarang telah berada di dalam kamarnya membaringkan tubuh ramping nya, ya sebelum menutup mata ia pasti ber monolog dulu.

"Elea lo yang tenang ya di sana dan terimakasih atas Semuanya. Oh iya Elea gw ketemu mantan lo nih gimana? ya emang si ganteng, tapi gw takut dia kan psikopat doain gw ya semoga gw gak mati lagi dan masalah Harsa gw gak tau kenapa dia nurut banget tuh sama ulet keket nanti deh gw cari tau." ucap Elea hingga kantuk mendatanginya.

Pukul satu dini hari terdengar langkah kaki seseorang yang mendekati kasur Elea. Ia tepat berhenti disamping ranjang menatap wajah damai gadis yang tengah tertidur ini. ya pria itu adalah Zeanno adhiyaksa.

Zeanno menyeringai menatap wajah gadisnya ia beralih menaiki ranjang tempat elea tertidur dan merebahkan diri ikut berbaring di samping elea.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Elea was² yang baru tersadar dari tidurnya, ia terbangun karena merasa seperti ada seseorang yang sedang memeluknya.

"Siapa kau" Tanya Elea lagi karena tak dapat melihat wajah pria disampingnya, ya karena lampu kamar ia matikan.

Zean tidak menjawab pertanyaan gadis itu, tangan pria itu sibuk mengusab lembut pusar Elea. sedangkan gadis itu berusaha menahan lenguhan nya.

Karena merasa dilecehkan Elea berusaha melepaskan pelukan pria itu. Elea ingin menerjang pria di samping nya ini tapi niatnya gagal kala pria itu telah memeluknya seperti guling.

Sekarang kaki pria itu berada di atas paha nya. pria itu benar² membuat pergerakan Elea terbatas.

"Sialan lepasin gw!" Ketus Elea yang masih berusaha melepaskan diri.

"Apa kau mau kabur sayang." ucap pria itu dengan suara serak.

"Zean." ucap Elea pelan.

"Yes honey." Elea yang mendengar itu Terkejut kaget pokoknya. akhhh astaga kenapa ia malah tertangkap lagi 'batin elea.

Elea yang sudah sepenuhnya sadar pun mendorong tubuh pria itu.

Elea berlari menuju pintu. Belum sempat ia menarik kenop pintu. tarikan dirambutnya membuat gadis itu memekik kesakitan. Zean menjambak rambut Elea dari belakang.

"Kau pikir bisa lari dari ku?" kedua sudut bibir pria itu tertarik membentuk seringai.

"No honey, because you are mine and only mine El."

Elea menatap sendu manik mata Zean. Ia sangat takut sekarang apa ia akan mati seperti Anisa sahabatnya itu. sungguh ia sangat ingin berlari dari pria ini.

Namun Zean menyeret Elea dengan tangan yang mencekal pergelangan Elea dengan kuat, ya jangan ditanya bagaimana rasanya tentu sakit. Elea tidak bisa berbuat apa pun sekarang.

Tubuh Elea terdorong ke atas ranjang. gadis itu berusaha bangkit namun, ia kalah cepat dengan Zean. pria itu menindih tubuh Elea dengan kedua tangan berada tepat di samping tubuh Elea.

Zean tersenyum miring "wanna play honey"

Elea menggeleng kuat. isakan tangisnya semakin deras. Zean benar² gila apa gw akan mati 'batin Elea sendu.

Tiba² Zean mengambil kedua tangan Elea dan meletakkannya dia atas kepala gadis itu. tak lupa pria itu mengambil borgol di atas laci, entah lah sejak kapan ada borgol di kamar nya ini mungkin Zean yang membawanya.

Elea panik ketika pria itu mencoba memborgol kedua tangannya "Lepas _"

"Diam!" Bentak Zean membuat Elea terdiam. selesai memborgol Elea, pria itu pun bangkit dari tubuh gadis itu tanpa sepatah kata pun pria itu berlalu dari hadapan Elea.

Melihat Zean pergi dari balik pintu, membuat Elea bernafas lega. ia tak menyangka hidupnya akan semakin rumit. Zean lebih menyeramkan dari ibu tirinya.

"Aku harus kabur dari sini"

"Tapi bagaimana dimana ia menyimpan kunci borgolnya" Timpal Elea lagi.

Tangis Elea kembali pecah mengingat apa yang akan di lakukan Zean nanti.

Tiba - tiba Zean muncul bersamaan dengan pintu yang kembali terbuka. Zean mendekat ke arah Elea. pria itu terlihat membawa sesuatu di tangan nya.

Zean meletakkan sesuatu yang ia bawa tadi di samping tubuh elea.

Elea menatap Zean waspada. apa dia akan memutilasi ku pikir Elea.

"Apa kau ingin memutilasi ku?" Tanya Elea pelan dengan mata yang menatap deretan benda tajam di samping nya.

Tak ada jawaban dari pria itu ia masih sibuk mengelap ngelap benda kesayangan nya.

"Zeann hiks hiks aku mo_hon jangan bunuh aku." ucap Elea yang takut dengan pria di samping nya ini. Zean menatap elea dan mengambil pisaunya.

"Tenang sayang aku tidak akan membunuh mu." Terang nya dengan mengusap lembut kepala Elea, bukannya merasa tenang Elea malah semakin takut. Elea hanya diam dengan perlakuan zean yang mengusab kepalanya.

Zean tersenyum miring "Aku hanya ingin mengukir sesuatu di tubuh mu."

"Tidak! Aku tidak mau!" Elea berusaha melepaskan borgol di tangannya tapi itu percuma. ia tak mau benda itu menggores kulitnya lagi sudah cukup ia mendapat banyak luka di kehidupan sebelumnya.

"Ssst, ini tidak akan sakit, honey" Zean tersenyum senang. Ah ini adalah peringatan bagi gadisnya siapa suruh ia pergi dari ku.

Zean menyusuri tubuh Elea, hingga tangannya berhenti di kaki gadis itu.
"Bukankah kaki ini yang membuat
mu kabur."

Elea menggeleng kuat "jangan" dengan air mata yang masih terus mengalir.

Zean menyeringai "let's start it"







Hii!!

Terimakasih yang udah mau baca
New life ~ Transmigrasi

Yang udah kasih vote & komen
Lope buat kalian

New life ~ Transmigrasi akan sering Upp
Kalau vote & komen nya bertambah ♡

SPAM komen dong!!!!!

Ily you all ~♥~

New life ~ Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang