Chapter 17

8.6K 538 24
                                    

Di tempatnya pagi ini Zean tengah mengamuk memecahkan banyak barang di kamarnya.

Saat ia bangun tak melihat keberadaan Elea yang telah ia klaim sebagai miliknya. pria itu memanggil semua pelayan tapi tak ada yang melihat kemana gadisnya pergi.

Pandangan pria itu menggelap menatap jejeran pelayan di mansion nya ini.

"Bimo, Hendri, Doso!!" teiak Zean marah.

"Siap tuan." ucap tiga pria berwajah
sangar itu.

"Bunuh semua pelayan di mansion
 ini!" ucap Zean tegas.

"Baik tuan." ucap tiga pria itu.

"Merangkak kalian semua sampai penjara bawah tanah!" ucap Pria dengan otot kekar itu.

"Tuan ampuni kami, tuan."

"Tuan zean aku masih punya bayi."

"Tolong ampuni kami.."

Begitulah tangisan sendu dari pelayan² itu.
Zean sama sekali tak merasa sedih, iba maupun kasihan pada mereka.

"Tuan." panggil Salah satu anak buahnya, Zean menoleh ke arah pria itu.

"Tuan, nona kabur tengah malam melalui pintu belakang, saya melihatnya
dari Cctv." Zean yang mendengar itu menggeram marah pada gadis itu.

Sejak semalam Elea berada di rumah Rania, sahabatnya itu lah yang menyarankan nya agar tinggal saja di rumahnya dulu.

Rania telah menjelaskan perihal sosok Zean padanya. kata Rania, Zean adalah pengusaha kaya di usia yang terbilang muda menurut Elea itu adalah pencapaian yang bagus. Tapi mulutnya kembali bungkam mendengar lanjutan cerita Rania, Rania bilang ayah nya dan Zean dulu pernah menjadi rekan bisnis dan selain menjadi pengusaha Zean merupakan seorang mafia.

Pria itu menyalurkan hoby nya di situ, Elea yang sendari tadi mendengar bergidik ngeri Hufh menyeramkan batin Elea.

Elea sekarang sudah kembali bersekolah, ia selalu berada disamping Rania berjaga jaga jika ada orang suruhan Zean yang ingin menangkap nya.

"Akhirnya gw bisa sekolah lagi" ucap Elea.

"Iya, kangen banget gw sama Lea yang babi." ucap Rania sembari memeluk tubuh Elea dari samping. sedangkan yang di peluk hanya membatin mendengar kata terakhir yang di ucap kan manusia di samping nya ini.

Rania melepaskan pelukannya pada Elea.
"Lea gara² lo ya gw kayak di teror tuh sama pacar lo." ucap Rania menunjuk Harsa yang baru memasuki gerbang sekolah.

"Teror? teror gimana?" tanyanya.

"Ya setiap masuk kelas gw di cegat, tiap hari nelpon² nin mulu, tau gak apa yang dia omongin setiap ketemu gw?" jelas Rania.

"Nagih utang." tebak Elea.

"Bukan ogeb, dia nanyain lo mulu tuh si Harsa tapi semenjak lo gak masuk² si karina nambah nempel² sama Harsa."

Hm emang tuh si ulet keket karina, ah apa gw harus berperan seperti antagonis dulu kali ya 'pikir Elea. sambil menatap harsa yang turun dari motornya.

Harsa melepaskan helmnya dan merapikan sebentar rambutnya lalu melangkah maju, mata pria itu seolah berbinar melihat seorang gadis yang beberapa hari ini membuatnya gundah ia sangat rindu gadis itu berdiri tak jauh darinya. Pria itu mengambil langkah besar menuju elea.

New life ~ Transmigrasi Where stories live. Discover now