Chapter 30

2.3K 205 71
                                    

Hi semuanya, sorry ya ๏_๏
Author up nya lama.

Sedikit mau curhat² Author mau daftar kuliah jadi lumayan sibuk sekarang, ini aja aku sempet² tin bikin karena inget sama kalian, huhuhuhu:)

Dan Author jga lagi sad :(
Soalnya boyfriend aku watanabe Haruto
Kakeknya lgi sakit:(

Huhuhuhuhu:(

Udh itu aja curhatanya, makasih udah mau baca.

Happy reading :)

Sudah satu minggu Elea di sini. Terkurung di rumah ini bersama pria itu. Ya siapa lagi kalau bukan Harsa. Tempat ini begitu asing yg di lihat saat membuka jendela ialah pepohonan dan bunga-bunga yang cantik, tidak ada penduduk di sini.

Harsa pria itu sikapnya sedikit berubah saat ia telah mengetahui identitas ku. Ia mengetahui jika aku bukan lah Elea melainkan jiwa lain yang tersesat di raga ini. Aruna.

"Aku akan membuatmu menderita karena telah membunuh gadisku!" katanya sambil menatap tajam ke arahku.

Huh yang benar saja. Gw aja gak tahu kenapa gw bisa tersesat di tubuh ini? Ingin rasanya gw tabok muka si Harsa pakek wajan!.

Dia marah. sangat. dan dari itu dia selalu mengurungku di dalam kamar ini, aku tak pernah keluar dari ruangan ini.

Baru saja aku keluar kamar mandi, tiba-tiba terdengar suara ternyata itu Harsa. Dia selalu datang tanpa mengetuk pintu, itu yang membuatku harus waspada setiap saat.

Pria itu berjalan masuk. Membawa nampan, minuman tak lupa dengan buah-buahan. Ya syukurlah setidaknya walaupun aku di kurung giziku tetap aman:)

"Duduklah!" Perintahnya.

Aku berjalan menuju tempat tidur lalu duduk di pinggir ranjangku, sedangkan dia menutup pintunya tak lupa menguncinya. Huh, kenapa nih orang kagak lupa-lupa dah soal ngunci pintu, tahu aja kalau gw mau kabur' batin Elea.

Harsa datang menghampiriku, menaruh nampan tersebut di meja dekat ranjangku. Lalu dia menarik kursi meja rias itu dan mendudukinya sambil mengambil kembali nampannya.

"Buka mulutmu!" Perintahnya lagi. sudah satu minggu ini ia selalu menyuapi ku. belum pernah aku memakan makanan ku sendiri. Terkadang aku bingung bukankah dia bilang akan membuatku menderita.Eh ini juga sudah membuatku menderita terkurung di kamar tanpa adanya ponsel atau televisi sungguh membosankan.

"Harsa." Dia melihat ke arahku, belakangan ini pria itu sangat jarang beebicara.

"Aku tidak peduli kau Elea ataupun Aruna, aku tidak peduli!, kau tetap milik ku!" Suaranya meninggi membuatku kaget.

Ekspresi kagetku berganti menjadi takut, terdapat tatapan tajam seakan menusuk itu membuatku takut. Mataku sudah berkaca-kaca sepertinya bulir bening ini akan segera jatuh.

"Tapi..."

"Diam dan turuti perintahku sialan!" Bentaknya.

Aku mulai terisak, air mata yang kucoba tahan agar tak keluar sudah tak bisa lagi ku bendung. Heum sama sih Author juga gitu kalau di bentak:(

New life ~ Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang