Chapter 23

6.9K 511 9
                                    

Pintu kamar itu kembali terbuka menampilkan pria dengan nampan di tangannya. pria itu berjalan mendekati gadis yang tengah duduk di pinggiran kasur itu.

"Zean" panggil Elea ketika melihat keberadaan pria itu.

"Kenapa?" jawab Pria itu seraya berjalan ke Elea dan berhasil duduk disebelah gadis nya.

Elea menolehkan kepalanya menatap zean.
"Kenapa kaki aku di rantai? "

"Makan dulu." ucap Zean dengan mengarahkan sendok berisi makanan itu ke mulut Elea.

"Lepasin rantai ini, aku enggak mau
di rantai." ucap Elea. pria itu menatap tajam gadis di hadapan nya ini.

"Lepas -,rant-, "

"Aku bilang makan! " bentak Zean dengan tatapan tajam. membuat gadis itu bungkam terpaksa Elea membuka mulutnya dengan Zean yang menyuapinya, sesekali bulir air mata gadis itu turun, Elea langsung mengusap air matanya.dengan mulut yang terus menerima suapan pria itu.

Selesai menyuapi gadisnya Zean meletakkan piring itu di atas lemari laci dan beralih menatap Elea.

"Itu hukuman untuk kamu." ucap Zean dingin.

"No, aku enggak mau di rantai!"

"Lepasin ini!" timpal Elea dengan menggoyang goyang kan kakinya yang di rantai.

"Itu baru hukuman kecil El." ucap Zean dengan seringai. Gadis itu menegang apa maksudnya ini baru hukuman kecil.

"Apa maksud kamu?" tanya Elea pelan.

"Zean akan mengukir punggung El malam ini" bisik Pria itu ditelinga Elea.

"Enggak aku enggak mau!" teriak Elea cukup keras dengan mendorong tubuh pria itu.

Zean bangkit dari duduknya seraya mengambil piring yang telah kosong itu.
"Mandi lah dan tunggu hukuman mu nantu malam." ucap Zean dan melangkah keluar.

Gadis itu bangkit mengejar Zean tapi niatnya tidak sampai, langkahnya harus terhenti sesuai panjang rantai di kakinya.

"Zeann!"Elea menggeram.

"Dasar bodoh, gimana gw mau mandi?"

Saat ini Elea sedang duduk dengan pikiran risau, gadis itu duduk di pinggiran ranjang, ya gadis itu telah mandi. Bagaimana caranya? Ya ternyata pria psikopat itu menyuruh maid masuk dan membukakan rantainya. Tentu Elea sanang tapi itu tak lama setelah ia mandi maid itu memakaikan lagi rantai sialan itu.

"Aduh gimana nih." risau Elea karena langit telah gelap malam.

Ceklek!

Bunyi suara pintu yang terbuka, mata gadis itu melotot karena kaget akan kedatangan pria yang akan mengancam hidupnya ini.

"Zean." ucap Elea pelan.

"Yes, honey." seraya melangkah mendekat.pria itu berhenti tepat di hadapan gadis yang sedang duduk di pinggiran ranjangnya. Gadis itu semakin takut di tambah lagi Zean tersenyum padanya. ah ralat mungkin itu seringai.

"Zean jangan hukum aku." ucapnya mendongak menatap pria di hadapannya.

"Tidak ingin di hukum?" tanya pria itu, dengan tetap mengelus lembut rambut gadisnya. Elea mengangguk cepat. Zean menarik sudut bibirnya membentuk senyuman.hm dimata Elea senyum itu adalah senyuman yang perlu di waspadai.

New life ~ Transmigrasi Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz