XXX

2.2K 142 45
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"What If..."
Freindship | Slice of Life
Chara : Halilintar, Taufan, Gempa
a story written by Zevuar
© February 2023

Lintar, begitu namanya dipanggil. Dia seekor singa kecil yang suka sekali berkenala di sekitar wilayah kelompoknya. Terkadang, rasa penasarannya yang tinggi juga membuatnya tanpa sadar berkelana lebih jauh; melewati batasan yang dititahkan sang ayah; Raja Singa.

Seperti sekarang, kaki-kaki mungilnya kini terpaku di depan sebuah goa yang tampak begitu gelap ditempatnya memijakkan kaki. Mata bulatnya itu sedikit memicing ke dalam goa, berusaha melihat apa yang ada di dalam goa itu.

Tapi nihil.

Dia tidak melihat apapun. Hanya saja, telinganya bergerak pelan saat sayup-sayup suara terdengar dari dalam goa itu.

Lintar sebenarnya takut, terlalu gelap di sana. Tapi... dia juga sangat penasaran dengan gua itu. Terlebih dia mendengar suara yang sangat dia yakin berasal dari tempat gelap itu.

Singa kecil itu akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam goa. Jantungnya kian berdetak ketika dia semakin masuk ke dalam goa. Kedua matanya juga mulai bercahaya di gelapnya tempat itu. Ah, beruntung saja singa sepertinya masih bisa melihat walaupun di tempat yang sangat gelap.

Sayup-sayup suara yang sejak tadi didengarnya pun kini semakin terdengar jelas. Matanya memandang sekitar, mengantisipasi sekitar mengingat bahwa insting pemburunya belum terlalu tajam, dia tidak ingin diserang tiba-tiba.

"Halo? Apa ada hewan lain di sini?"

"Hiks... hiks..."

Telinga lagi-lagi bergerak kecil, merespon suara yang semakin merambat masuk ke dalam telinganya. Lintar terus berjalan sampai pada akhirnya dia menemukan seonggok gumpalan bulu menggemaskan di sana.

"Hey? Kenapa kau menangis?" tanya Lintar polos. Walaupun dia sedikit merasa takut, tapi Lintar benar-benar penasaran sekarang.

"Aku... hiks... tersesat di sini. P-pemburu itu menangkap Ayahku... aku... hiks... Ayah~~ hiks..." jawab sesosok gumpalan bulu itu. Dia menoleh, matanya tampak berkaca-kaca dan beberapa kali air mata itu lolos dari sudut matanya.

Lintar membulatkan matanya, sang singa kecil itu mendapati bahwa yang sejak tadi dia ajak bicara adalah seekor beruang kecil yang menggemaskan. Rasa iba memenuhu isi hatinya, beruang kecil itu kehilangan ayahnya karena pemburu.

"Eum... aku turut sedih dengan kondisimu. Lebih baik kita segera keluar dari sini. Bisa saja pemburu itu menemukan kita di sini."

"Aku... hiks... harus kemana? Aku tidak punya tempat untuk pulang," jawab beruang kecil itu.

"Kau bisa pulang ke kawananku, beruang manis. Aku yakin Ayah dan Ibuku akan menyukaimu. Mereka sangat menyukai berbagai hal yang menggemaskan. Tenang, mereka tidak akan menggigit. Aku akan melindungimu."

Beruang kecil itu menggangkat wajahnya, dia menatap singa kecil itu dengan tatapan polosnya, "tapi... kau seekor singa? Kita berbeda."

"Hm... Ibu bilang aku harus berteman dengan semua jenis hewan yang ada. Aku juga punya teman seekor burung, loh! Ya, walaupun aku ingin sekali mengunyahnya hidup-hidup kerena dia berisik sekali."

Lintar terus menerus bercerita, tidak sadar bahwa beruang kecil itu perlahan menghentikan tangisnya. Mata bulatnya kini menatap singa kecil itu yang tampak semangat sekali dalam bercerita. Beruang kecil itu tanpa sadar tersenyum.

"Senang melihatmu bisa tersenyum. Oh iya, namaku Halilintar. Kau boleh memanggilku Lintar. Kata Ayah, aku calon Raja Singa, loh! Rwrruuuaahhhh!" tegas Lintar semangat sembari memberikan auman kecil di ujungnya.

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang