XXXIII

2.2K 126 4
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Never Say Goodbye"
Brothership | Family | Angst
Chara : Solar, Supra ft. Gempa
a story written by Zevuar
© May 2023

Angin malam menggoyangkan pepohonan di halaman rumah Solar dan Supra. Suara desiran angin yang sejuk seakan menyelimuti kesunyian di dalam rumah. Kedua saudara itu, Solar dan Supra, duduk di depan perapian yang menyala dengan cahaya yang samar. Mereka masih terpukul oleh kepergian sang adik bungsu, Gempa, yang telah meninggal beberapa bulan yang lalu.

Solar, dengan matanya yang redup, menatap kobaran api yang bergelora. Dia mencoba menerima takdirnya dan memahami bahwa Gempa tidak akan pernah kembali. Meskipun hatinya hancur, dia berusaha kuat dan berusaha menjalani hidupnya tanpa kehadiran sang bungsu. Dia adalah seorang sulung yang bijaksana, memahami bahwa semua orang akan pergi suatu hari nanti.

Namun, Supra adalah sebaliknya. Dia menolak keras untuk menerima kenyataan bahwa Gempa telah pergi. Dalam hatinya, Supra masih yakin bahwa Gempa masih hidup. Dia percaya bahwa adik kecilnya hanya pergi untuk waktu yang singkat, dan suatu hari nanti akan kembali dengan senyum yang cerah. Setiap kali Solar mencoba meyakinkannya tentang kepergian Gempa, Supra berisikukuh dan menolak mendengarkannya.

"Kenapa kamu sangat keras kepala, Supra?" tanya Solar dengan suara lembut, tetapi penuh kelelahan. "Kamu tahu sendiri bahwa Gempa tidak akan pernah kembali. Kita harus menerima kenyataan ini dan berusaha melanjutkan hidup."

Supra menatap tajam ke arah Solar, "Tidak! Aku tidak akan menerima itu! Aku percaya bahwa Gempa masih hidup, dan aku akan mencarinya sampai aku menemukannya. Kamu tidak bisa menghentikanku."

Solar menggenggam tangan Supra dengan penuh kasih sayang, "Supra, aku mengerti perasaanmu. Aku merindukan Gempa juga, tetapi kita harus melanjutkan hidup kita. Dia tidak akan menginginkan kita terus terpuruk seperti ini."

Namun, Supra menarik tangannya dengan kasar. Wajahnya penuh kemarahan dan keputusasaan. "Kamu tidak mengerti, Bang Solar! Kamu tidak pernah bisa mengerti betapa kuatnya keyakinan dan harapanku. Aku akan membuktikan bahwa aku benar!"

Solar merasa sedih dan putus asa melihat Supra seperti itu. Dia merindukan adik bungsunya dan merasa kehilangan tanpa kehadirannya. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan Supra terus berada dalam denyut nadi yang salah. Dia merasa bertanggung jawab untuk melindungi adiknya.

Malam demi malam, Supra meninggalkan rumah dalam pencariannya yang putus asa. Dia mengunjungi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama-sama, mencari tanda-tanda kehadiran Gempa. Solar selalu mencoba mengikuti dan menjaga Supra, tetapi dia selalu melarikan diri dengan cepat.

Hari demi hari berlalu, dan Supra semakin lelah. Kepercayaannya yang kuat mulai merosot. Dia mulai mempertanyakan keyakinannya sendiri dan merasakan kekosongan yang mendalam dalam hatinya. Dia merasa terpisah dari Solar dan merasakan kesendirian yang menyayat hati.

Suatu malam, Solar menemukan Supra duduk sendirian di atas bukit, menatap langit gelap dengan air mata di matanya. Solar menghampiri dan duduk di sampingnya. Mereka berdua merasakan angin yang menerpa mereka, memberi sedikit kenyamanan.

"Bang Solar," gumam Supra dengan suara serak, "aku... aku merasa begitu kehilangan. Aku merindukan Gempa, tapi... aku mulai meragukan kebenaran atas keyakinanku sendiri."

Solar memeluk Supra erat. "Kamu tidak sendirian, Supra. Aku merindukannya. Kita semua merindukan Gempa, tapi kita perlu menerima kenyataan bahwa dia telah pergi. Kita masih memiliki satu sama lain. Kita adalah keluarga, 'kan?"

Supra menangis di bahu Solar, merelakan dirinya untuk merasakan kesedihan yang telah lama dia tahan. Solar membiarkannya menangis, sambil memeluknya dengan penuh kasih sayang. Dia tahu bahwa proses penyembuhan tidak akan mudah, tetapi dengan kekuatan keluarga mereka, mereka akan bisa melewati masa sulit ini.

Waktu demi waktu terlewati, Solar dan Supra mulai memulihkan diri mereka sendiri. Mereka mengenang kenangan indah bersama Gempa dan meneruskan kenangan kecil yang ditinggalkannya. Solar mengajar Supra tentang kebaikan yang masih ada dalam hidup, sementara Supra membantu Solar untuk tetap kuat dalam menghadapi kesedihan mereka.

Gempa tetap hidup dalam kenangan mereka, dan cintanya terus mengalir dalam ikatan keluarga mereka. Solar dan Supra, bersama-sama, belajar bahwa meskipun kehilangan adalah bagian dari hidup, kekuatan dan kebahagiaan tetap dapat ditemukan di tengah-tengah kesedihan.

Mereka berdua mulai membangun kembali ikatan keluarga mereka yang telah terguncang. Solar dan Supra saling mendukung satu sama lain dalam setiap langkah hidup mereka. Mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, tawa, dan tangis, membangun kenangan baru yang menghangatkan hati.

Solar memperkuat hubungannya dengan Supra dengan menunjukkan kepedulian dan pengertian yang mendalam. Dia mendengarkan Supra dengan sabar ketika adiknya merasa sedih atau bingung. Solar juga membantu Supra mengeksplorasi minat dan bakatnya, membantu Supra menemukan kebahagiaan dalam hal-hal lain yang bisa dia tekuni.

Supra, di sisi lain, mulai membuka hatinya untuk menerima kenyataan. Dia memahami bahwa kepercayaannya terhadap keberadaan Gempa adalah cara untuk mengatasi rasa kehilangan dan kesedihannya. Namun, dia menyadari bahwa mengabaikan kehidupan di sekitarnya tidaklah adil bagi mereka yang masih ada.

Bersama-sama, Solar dan Supra belajar bahwa keluarga bukan hanya tentang darah, tetapi juga tentang ikatan emosional yang kuat. Mereka menemukan dukungan dalam sahabat dan komunitas di sekitar mereka, yang membantu mereka melewati masa-masa sulit. Mereka merasakan kehangatan keluarga di mana pun mereka berada.

Beberapa tahun berlalu, dan Solar dan Supra tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat. Mereka terus merawat ikatan mereka dan menghormati kenangan Gempa. Setiap kali mereka melewati momen penting dalam hidup mereka, mereka tahu bahwa Gempa akan selalu hadir dalam pikiran mereka sebagai sosok yang memberi inspirasi.

Solar dan Supra menyadari bahwa hidup adalah tentang menerima kehilangan dan tumbuh melalui rasa sakit. Mereka telah menemukan kekuatan dalam keluarga dan bersatu untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mereka. Meskipun kehilangan Gempa tetap berat di hati mereka, mereka melangkah maju dengan keyakinan bahwa mereka akan selalu memiliki satu sama lain. Meskipun ada kesedihan dan rasa kehilangan, mereka dapat menemukan kekuatan dan kebahagiaan dalam hubungan yang terus tumbuh dan berkembang. Melalui pengalaman mereka, Solar dan Supra menunjukkan bahwa dalam kegelapan, ada cahaya yang tetap menyala di dalam hati.

Dan ketika malam kembali menjelma menjadi hari, Solar dan Supra berdiri bersama di depan makam Gempa. Mereka meletakkan bunga-bunga dengan penuh penghormatan, sambil memanjatkan doa-doa mereka. Dalam keheningan, mereka merasakan kehadiran Gempa yang lembut, mengirimkan pesan cinta dan kebanggaan kepada mereka. Solar dan Supra menggenggam tangan satu sama lain dengan erat, menunjukkan kekuatan mereka sebagai keluarga yang tak terpisahkan. Meskipun Gempa telah pergi, warisan kasih sayang dan persatuan mereka akan terus hidup dalam hati mereka, menginspirasi dan membawa mereka melangkah ke depan dalam perjalanan hidup yang mereka tempuh.

Fin.

|《¤》|

Pojok misuh-misuh

Supra : AKHIRNYA PENANTIAN GUE SELAMA INI DATANG JUGA!!! Eh tunggu, harus tetap mode cool, TAPI GUE DAPAT PROJECT BARENG KAK GEMPA WOY!!!

Solar : Oke guys! Harap sabar, semuanya bakalan kedapetan tandatangan Solar yang ganteng ini.

Gempa : A-aku... benar-benar nggak dapet dialog?

FrostFire : K-kau?! K-Kau mengkhianatiku, Supra! Kukira hubungan kita spesial! *Merasa terkhianati karena Supra dapat project bareng Gempa sedangkan dia tidak diajak sama sekali.*

Glacier : Dasar tukang drama, Dispenser pendek!

Iky : Beberapa part Buku Chaos ada yang Iky hapus permanen dengan alasan eum... pribadi mungkin? Hehe... Chapter ini dikhususkan untuk kak Suzy. Semoga sesuai sama ekspetasi kakak atau setidaknya ini menarik, ya?

Chaos - Oneshot Story | ✔Where stories live. Discover now