XXXV

2.1K 102 72
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Unchecked Box"
Freindship | Slice of Life | Comedy
Chara : Beliung ft. All Fusion
a story written by Zevuar
© September 2023

Pagi itu, mereka sudah menginvasi sebuah rumah besar milik Beliung. Dengan alasan wifi di rumah Beliung lebih lancar meskipun alasan sebenarnya adalah mereka hanya ingin bersama-sama. Menghabiskan waktu bersama berhubung akhir pekan.

Mereka duduk di sekitar meja, masih bisa tertawa dan melakukan aktivitas random lainnya. Hanya saja, semuanya berubah begitu cepat saat mereka mencoba mendaftarkan akun mereka. Mereka menunggu lama, mencoba lagi dan lagi, tetapi tetap saja tidak bisa. Kesal dan bingung, mereka mencoba memecahkan masalah ini hingga larut malam.

Wajah mereka berubah menjadi suram. Bahkan Beliung dan Sori yang notabenenya selalu ceria kini tampak jauh berbeda. Ah, mereka sedang kebingungan sekarang. Akun mereka tidak bisa terverifikasi dan selalu gagal.

"Kalian gimana sih?! Gue mau daftar PTN aja kalian susahin! Terus kalian ntar dibilang minat belajar siswa makin berkurang! Lo liat sistem lo aja error, sialan! Gue nggak bisa verifikasi akun gue!"

FrostFire sudah mencak-mencak di sana. Memaki para operator yang bertugas mengurus server terkait pembuatan akun siswa yang akan mengikuti seleksi. Wajahnya terlihat sangat merah, menandakan bahwa dirinya sudah sangat kesal sekarang. Sedangkan operator tersebut hanya mengatakan 'coba ulang dan refresh halaman terkait'.

Sial! Mereka sudah melakukan itu sejak pagi tadi!

"Kayaknya kita memang nggak ditakdirkan buat lanjut pendidikan deh," ujar Sori ditambah dengan tawa kecil; menertawakan diri mereka. "Baru juga mulai udah nggak direstuin. Nggak bagus ini."

Sori hanya bisa menatap ponselnya yang sudah terbaring mengenaskan di atas meja itu. Dia sudah lelah dan sepertinya sudah tidak berniat lagi untuk melanjutkan verifikasi akun tersebut.

Di sisi lain, ada Supra yang meringkuk di pojokan sana. Untuk pertama kalinya, Supra merasa otak jeniusnya tidak berguna sedikit pun saat ini. Oknum yang biasanya bangga dengan otak jeniusnya itu, bahkan tidak tahu alasan dibalik gagalnya verifikasi akun mereka.

Dia yakin data yang mereka isi telah benar tanpa adanya manipulasi data. Bahkan setiap detail data yang mereka isikan telah dicek satu per satu dan Supra jamin kebenarannya.

"Apa gue kebanyakan nonton anime?" gumam Supra semakin meringkuk di pojokan.

"Apa wifi di sini bermasalah, ya? Tapi nggak mungkin. Udah gue cek tadi. Apa ponsel gue error? Tapi masa semua ponsel di sini error? Terus kenapa? Apa gue punya dosa sampai kenak karma gini, ya? Tapi gue 'kan baik hati dan tidak sombong. Terus ini kenapa anjir?!"

Gentar sudah bergumam tak jelas sejak tadi. Bolak-balik kesana kemari sembari memikirkan alasan dibalik gagalnya verifikasi akun mereka. Gentar bahkan bertanya kepada teman-temannya apakah mereka telah melakukan dosa besar sampai-sampai mereka dapat karma dan berujung Gentar dilempar dengan bantalan sofa milik Beliung.

"Anak baik macam gue nggak pernah buat dosa!" ucap Beliung tidak terima.

"Dahal sering gangguin Gempa karena pipinya gembul," cibir Gentar pelan.

"Itu 'kan Adek gue. Suka-suka gue dong mau garain Gempa atau nggak," sinis Beliung.

Mereka semua kembali larut dalam pikiran masing-masing. Beliung yang sudah sampai ditingkat frustasi bahkan ingin melemparkan ponselnya ke lantai. Namun niatnya urung karena dia ingat ponsel ini masih kredit jangka panjang.

Sedangkan Glacier dan Sopan hanya diam memperhatikan tingkah absurd teman mereka. Glacier dan Sopan sebenarnya juga kebingungan. Namun mereka masih tampak tenang karena bertindak gegabah juga tidak akan membuahkan hasil.

"Glace, aku rasa kita berhenti saja hari ini. Besok kita bisa bertanya dengan teman sekelas. Mungkin kita melakukan kesalahan sekarang," ucap Sopan kepada Glacier.

Glacier sendiri mengangguk, "aku setuju. Tapi ... tunggu dulu."

Sebuah notifikasi pesan itu masuk di ponsel Glacier. Matanya membola kala membaca pesan itu dari temannya dari sekolah lain.

'Glace, jangan lupa ceklis kotak kecil itu.'

Glacier menggulir layar ponselnya sampai pada halaman terbawah dari halaman itu. Ada sebuah kotak kecil yang benar saja harus diceklis di sana. Saat Glacier menekan button verifikasi, notifikasi lain muncul.

'Selamat akun anda telah terdaftar.'

"Hei, lihat ini!"

Glacier menunjukkan bahwa verifikasi akunnya berhasil. Sontak saja hal itu membuat mereka terkejut.

"Heh?! Kok bisa?! Pakai orang dalam, 'ya?!" tuduh FrostFire yang bodohnya diangguki oleh Beliung dan juga Gentar.

"Iya pakai orang dalam. Puas?!" jawab Glacier sinis. Dia kesal saat dituduh seperti itu oleh FrostFire.

"Lihat ini," Glacier menunjuk ke layar dan berkata bahwa ada kotak ceklis kecil yang belum mereka centang. Teman-teman lainnya hanya bisa menatap layar dengan keterkejutan. Selama ini, waktu yang mereka habiskan sia-sia hanya karena kotak kecil itu.

FrostFire, yang tadi sudah mencak-mencak langsung cengo seketika. "Anjir! Gue udah maki-maki operatornya! Berdosa banget gue!"

Runtutan pesan langsung dikirimkan oleh FrostFire kepada operator yang sempat dimarahi olehnya sebagai permintaan maaf. Pesan itu bahkan dilengkapi dengan emoticon dan sticker kiyowo demi meminimalisir dirinya dimarahi kembali oleh pihak operator.

Sori hanya terus-terusan menertawakan dirinya sendiri yang berlebihan. Untung saja dia tidak mengadu kepada para besti duriannya jika dia ingin menjadi salah satu spesies durian.

Beliung akhirnya bisa bernafas lega, berulang kali mencium ponselnya yang akhirnya selamat karena tidak jadi di banting ke lantai. Kreditnya masih aman. Sedangkan Gentar sudah berhenti menggerutu, dia duduk di atas karpet itu sambil menunduk. Merasa bodoh karena tidak sadar ada kotak ceklis itu di sana.

Glacier tersenyum bangga karena berhasil menyelamatkan teman-temannya. Dia merasa sudah sangat berjasa karena berhasil menemukan penyelesaian masalah yang bahkan tidak bisa mereka temukan sejak pagi tadi.

Lain halnya Glacier, Supra semakin meringkuk di pojokan saja. Masih tidak terima bahwa otak jeniusnya benar-benar dikelabui oleh kotak ceklis sederhana. Dia tersenyum miris.

"Gue ... kalah sama kotak kecil sialan. Gue ... kalah."

Sementara itu, si Sopan hanya diam, mengusap dada dan memandangi teman-temannya yang telah mengalami perubahan sikap dalam waktu singkat.

"Hanya aku yang waras di sini," gumam Sopan pelan. Enam lawan satu, dia masih ingin hidup.

Dasar kotak ceklis sialan!

Fin.

| = ÷ = |

Pojok misuh-misuh

Beliung : Pengen dedek Gemgem :(( Gempa~ A'a miss youuu~~~~😚

FrostFire : Siapa yang buat karakter gue barbar gini?! Nggak terima ya gue! Gue nggak barbar! Bang Aze itu yang barbar!😶

Glacier : Kapan terakhir aku dapat project, ya?😶

Supra : Kotak ceklis sialan! Gue nampak bodoh gara gara lo🤬

Sori : Mau jadi durian aja😀

Gentar : Palu mana palu? Oh iya, disita sama Gemgem karena rusakin panci🥲

Sopan : Sudah aku bilang, cuma aku yang waras di sini😌

Iky : Ide part ini dari kak Itz_Oktavia. Terima kasih untuk idenya ya Kak. Dan maaf baru kesampaian di-update sekarang walaupun ini udah dibuat sejak Februari lalu :(( Semoga ini ndak jauh banget dari ekspetasi kakak ya. Maaf kalau kurang menarik karena agak susah buat banyak karakter dalam satu oneshot begini hehe. Sekali lagi makasih banyak buat idenya kak Itz_Oktavia^^

Chaos - Oneshot Story | ✔Where stories live. Discover now