III

9.2K 572 101
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Promise Me no Promises"
Brothership | Drama | Angst
Chara : Halilintar, Taufan, Gempa
a story written by Zevuar
© July 2020

Gempa POV

Apakah kamu pernah berjanji? Jika kamu pernah berjanji, apakah kamu akan menepati janji itu?

Pernahkah kamu meminta orang lain untuk berjanji kepadamu? Bagaimana perasaanmu jika suatu hari nanti, orang yang yang telah berjanji kepadamu tidak menepatinya? Apakah kamu akan baik-baik saja? Atau kamu akan marah?

'Harusnya kalian jangan berjanji kepadaku jika kalian tidak bisa menepatinya!'

'Aku seperti ini karena aku peduli dengan kalian! Aku khawatir!'

Itulah nasibku sekarang. Aku diacuhkan oleh saudaraku sendiri. Semua kenangan manis yang telah aku lewati telah terkubur jauh dalam lingkaran waktu yang tidak bisa diulang.

Seharusnya aku dulu tidak perlu membuat janji seperti itu, atau meminta mereka untuk berjanji kepadaku.

Sekarang aku hanya sendirian. Aku rindu dengan pelukan hangat dari mereka. Aku rindu tertawa bersama mereka. Aku rindu senyuman manis dari mereka.

Di taman itu, terdapat tiga sosok anak kembar. Dua di antara mereka sedang bermain kejar-kejaran. Lebih tepatnya satu mengejar dan satu lagi berusaha berlari sekuat mungkin agar tidak dapat ditangkap.

"Upan! Kembalikan boneka pikachu aku!" jerit Halilintar.

"Tidak mau! Kejarlah aku, Hali!" Taufan tidak mengindahkan titah sang sulung.

"Awas kau!"

"Lambat! Kau tidak bisa mengejarku!"

Gempa hanya tersenyum melihat kedua kakaknya itu. Dia sangat senang dengan suasana mereka saat ini.

"Kak Hali! Kak Upan! Sudahlah! Temani Gemgem di sini!" teriaknya berusaha untuk menarik perhatian kedua kakaknya. Namun sayang, usahanya tidak membuahkan hasil.

Merasa tidak diperdulikan, Gempa menghela napas, wajahnya memerah karena marah, pipinya yang chubby tampak semakin gempal. Iris gold nya tampak mulai berkaca-kaca.

"Kak Hali, Kak Upan," rengeknya hampir mau menangis.

Spontan kedua orang yang sedang kejar-kejaran itu panik karena Gempa mulai menangis. Sekuat tenaga mereka berlari ke tempat di mana Gempa duduk sedari tadi.

Taufan yang tidak peduli lagi dengan boneka pikachu milik Halilintar dengan tidak bersalahnya membuangnya ke sembarang arah.

"Tidak! Pikachu aku!!!" Halilintar berhenti sebentar untuk mengambil boneka pikachu itu lalu secepat mungkin dia berlari menuju Gempa.

"Gemgem kenapa?" tanya Taufan yang telah duduk di sampingnya sembari mengatur napasnya yang masih terengah-engah.

Halilintar yang baru datang pun menatap tajam Taufan seakan-akan ingin membunuh Taufan karena telah berani merebut boneka kesayangan miliknya. Tatapan matanya seolah berkata, 'Awas saja kau Upan! Aku akan membalasmu!'

"Gem... kenapa menangis? Ada yang mengganggumu?" tanya Halilintar selembut mungkin.

Gempa hanya menggeleng, namun dia tidak mau menatap kedua kakaknya itu.

"Kalian jahat!" cicitnya.

"Err... kami salah apa?" tanya keduanya kompak.

"Gempa sejak tadi memanggil Kak Hali dan Kak Upan, tapi tidak ada yang mau mendengar Gem," jawabnya sembari menggembungkan pipinya.

Chaos - Oneshot Story | ✔Where stories live. Discover now