VII

6.3K 407 33
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"A Thousand Crane"
Slice of Life | Brothership | Drama | Angst
Chara : Halilintar, Taufan, Gempa
a story written by Zevuar
© November 2020

Apa kamu percaya keajaiban?

Ah, aku rasa ini bukanlah sebuah keajaiban.

Ini hanya sebuah kepercayaan, dan aku mempercayainya. Setidaknya hanya ini yang bisa aku lakukan. Aku tidak berharap lagi pada tubuhku yang kian hari makin melemah. Lantas apa lagi yang harus kuharapkan?

Aku hanya punya sedikit harapan di antara ratusan origami yang kubuat ini. Ratusan harapan aku selipkan di setiap origami yang kubentuk. Aku meluahkan segala keluh kesahku di setiap lipatan origami itu.

Ini adalah origami bangau ke-995. Tinggal 5 lagi dan harapanku akan terwujud.

Apakah kalian percaya legenda itu?

Legenda origami ini berasal dari Jepang. Barangsiapa yang berhasil membuat seribu origami berbentuk bangau dan kemudian menyatukan/mengikat origami itu dengan benang, maka harapanmu akan terwujud.

Terdengar mustahil bukan?

Tapi entah mengapa aku mempercayainya.

Satu harapan kecilku.

Jika suatu saat aku pergi jauh nanti, aku harap tidak membuat orang lain bersedih. Cukup aku, dan jangan ada lagi.

❅❅❅❅❅

Dapur ini adalah tempat kesukaanku. Tempat dimana aku bisa melihat senyuman indah dari dirinya. Tempat dimana aku mendapatkan 'puk-puk' dari sosok yang menjadi panutanku. Kedua sosok yang berhasil membuat diriku dapat bertahan sampai di titik ini. Itu adalah anugrah terbesar dari aku yang hanya seorang anak pinggir jalan yang diasuh oleh mereka.

Aku bukanlah adik kandung mereka. Aku hanya seorang anak yang tidak tahu sosok kedua orang tuaku seperti apa. Jika saja mereka tidak berbaik hati mengasuh diriku, entah apa yang akan terjadi nanti. Aku tidak mau membayangkannya.

"Gemmy!"

"Astaghfirullah! Kak Upan! Jangan ngejutin Gem kalau lagi masak!"

Dia Kak Taufan. Aku memanggilnya Kak Upan. Dia adalah kakakku yang selalu ceria. Pemuda yang memiliki iris mata biru shappire yang menawan. Pemuda yang sangat takut dia berhadapan langsung dengan dia, namun entah mengapa dirinya sangat manja jika berada di dekatku. Aneh, bukan? Namun aku beruntung. Dia tidak membedakan diriku yang anak pungut ini.

"Ups! Sorry, Gemmy! Upan tidak janji buat gitu lagi," kata Kak Taufan.

"Hmph, kok tidak janji, sih?! Kalau Gem mati karena serangan jantung emang Kak Upan mau?"

"Jelas tidak, dong. Upan tidak mau kehilangan adik manisku ini, ugh... boleh tidak Upan makan pipi kamu sekarang, Gem? Upan lapar nih."

"Ihh! Kak Upan! Sana mandi! Kak Upan bau!"

"Upan tidak bau ya, Gem! Tapi karena Upan baik hati dan tidak sombong, Upan turutin perintah Gem, deh. Upan mandi dulu. Bye-bye!"

Chaos - Oneshot Story | ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora