IV(a)

7.9K 515 72
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Secret and Sacrifices"
Hurt-Comfort | Brothership | Drama | Angst
Chara : All Elemental
a story written by Zevuar
© July 2020

Gempa menghela napas kasar. Pikirannya sedang kalut saat ini. Entah mengapa Gempa merasa seolah Halilintar sedang menjauhi dirinya. Saat Gempa mencoba mendekati Halilintar untuk sekadar bertanya keadaannya, Halilintar selalu menghindar dengan berbagai alasan. Bahkan semua jadwal Halilintar saat menjaga kedai diganti agar Gempa tidak menjaga kedai di hari yang sama dengan Halilintar.

"Kak Hali? Kakak kenapa, sih? Gem ada salah sama Kak Hali?"

Helaan napas itu kembali terdengar dari Gempa. Dia berusaha untuk tidak menangis kali ini. Walaupun matanya terasa panas, dia tidak mau siapa pun melihat dirinya menangis. Tidak boleh seorang pun. Tidak boleh!

Gempa berusaha menenangkan diri. Dia menikmati hembusan angin di rumah pohon yang Thorn buat di taman belakang rumah mereka.

"Kak Gem?"

Gempa menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan mendapati sosok pemuda beriris biru aquamarine yang menatap dirinya dengan tatapan sayu.

"Ada apa, Ice? Ice lapar? Mau Gem buatkan sesuatu?" tanya Gempa bertubi.

Ice hanya menggeleng. Dia perlahan mendekat lalu merebahkan kepalanya di paha sang pemilik iris gold itu.

"Elus. Ice ngantuk," katanya sembari menutup kembali kedua matanya. Gempa tersenyum, Gempa menurunkan topi hoodie dan topi dino yang melekat di kepala Ice. Lalu dengan lembut dia mengelus rambut Ice agar pemuda itu dapat tidur dengan nyenyak.

"Manja," kata Gempa sembari menahan tawanya.

"Sama Kak Gempa atau Blaze doang," jawab Ice tidak mau kalah.

"Terus kenapa tidak sama Blaze saja?"

"Blaze sedang bermain game dengan Kak Upan dan Thorn."

"Gem juga sibuk, loh!" kata Gempa.

"Memikirkan Kak Hali?"

Gempa terdiam.

Ice yang merasakan elusan tangan di kepalanya berhenti pun segera bangun. Kedua iris biru aquamarine itu lekat iris gold milik Gempa.

"Ice tahu apa yang Kak Gempa pikirkan. Kak Gempa selalu seperti ini jika kami dalam masalah atau hal yang lainnya. Benarkan?"

Gempa masih terdiam. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Dia ingin berkata 'tidak' kepada Ice. Namun entah kenapa lidahnya terasa keluh sampai tidak bisa mengucapkan sepata kata pun kepada Ice.

"Kak Gempa akan tahu yang sebenarnya, tapi bukan sekarang. Dan Kak Gempa akan tahu itu semua dari Kak Hali sendiri."

Ice kembali memakai topi dino dan topi hoodie-nya. Dia ingin pergi dari tempat itu agar Gempa bisa sendiri.

"I-Ice?" panggil Gempa dengan suara parau.

"Hm?"

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang