XXXVII

1.8K 155 68
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"He's My Lil'bro!"
Comedy | Slice of Life | Family
Chara : Gempa ft. Halilintar, Taufan, Amato
a story written by Zevuar
© December 2023

Amato memeluk hangat anak yang tertidur di dalam gendongannya. Senyumnya sejak tadi tidak luntur dari wajahnya yang sialnya masih tampan padahal usianya sudah tidak lagi muda. Tidak apa, dia memang tampan tentunya.

Gemah langkah kakinya terdengar di rumah itu. Sepi, dimana para twins? Apa mereka diculik? Oh tidak masalah. Dia sudah punya anak yang baru. Dia tidak memerlukan para twins itu lagi. Maaf saja, anaknya yang baru ini lebih menggemaskan daripada para twins yang amit-amit itu.

"Adek? Bangun dulu, yuk? Kamu belum makan, 'kan? Ayo makan siang bersama."

Namanya Gempa, bocah berusia 10 tahun yang dia adopsi dari panti asuhan. Anak malang yang ditinggal oleh orang tuanya akibat kecelakaan. Malang sekali nasibnya.

Gempa menggeliat di sana. Mulutnya melenguh pelan saat merasa tidurnya terganggu. Tangan mungilnya semakin mengerat pada leher Amato yang sejak tadi dia peluk. Gempa mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan tidurnya.

Lagi-lagi Amato tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Pemilik Tapop's Corp itu bahkan terlihat lebih bahagia daripada sebelumnya. Lebih ceria dan tentunya lebih enak dilihat. Biasanya wajahnya akan terlihat mengenaskan karena berkas-berkas perusahaan yang berjibun untuk diselesaikan.

"Ayah! Adeknya Upan mana?!" teriak Taufan di sana. Amato menghela napas. Baru saja dia ingin memanipulasi Gempa untuk dirinya sendiri--tanpa diundang maupun dijemput, makhluk serba biru yang parahnya adalah anaknya itu masuk dengan tidak elitnya. Bahkan tidak ada salam keluar dari mulutnya. Dibelakangnya ada sang sulung yang like always dengan wajah datar tripleknya. Namun kali ini, bisa Amato lihat binar penasaran dari mata tajam anaknya itu.

"Wa'alaikumsalam. Jangan berisik, beruang kecil Ayah lagi tidur," sarkas Amato kepada Taufan karena tidak ada salam yang keluar dari mulut anaknya bungsunya itu--mantan anak bungsunya.

Taufan menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tertawa canggung, "Assalamu'alaikum, Ayah. Mana Adek yang Upan pesan?" tanya Taufan penasaran yang ujungnya hanya membuat dirinya menerima pukulan maut dari sang sulung.

"Dia bukan barang!" kesal Halilintar.

Mata Halilintar mengedar ke sekitar dan mulai terpaku ke arah bocah yang kini berada di gendongan sang Ayah. Halilintar mendekat, dia menyentuh pipi tembam anak itu. Senyuman tipis terlukis di wajahnya. Ingin rasanya mengganggu tidur anak itu, tapi dia menahannya. Dia memilih untuk menggemgam pelan tangan mungil itu sebelum dia berhenti mengganggu tidurnya. Namun, saat Halilintar ingin melepasnya, Gempa malah memegang erat jari Halilintar.

Amato tersenyum, "sepertinya Gempa suka sama Abang."

Halilintar menengadah kepada sang Ayah, "namanya ... Gempa?" tanya Halilintar pelan sebelum atensinya kembali kepada Gempa yang masih tertidur di sana.

"Iya, namanya Gempa. Gempa Prince Romanov. Putra bungsu Amato Romanov."

***

"Ayah~ Kan Upan yang minta Adek sama Ayah. Kenapa malah Abang yang main-main sama Gempa? Ayah! Upan nggak terima! Abang curang!"

Lagi-lagi Amato hanya memijat pangkal hidungnya lelah. Sejak tadi Taufan merengek padanya karena Halilintar berhasil merebut perhatian Gempa sepenuhnya. Taufan merasa tidak adil karena dialah yang meminta kepada sang Ayah untuk mendapatkan seorang adik. Bahkan Taufan ingat Halilintar sempat menolak karena tidak ingin terganggu. Tapi apa ini? Kenapa manusia penuh dengan amarah itu malah memonopoli Gempa untuk dirinya sendiri? Tidak adil! Taufan juga mau!

Chaos - Oneshot Story | ✔Where stories live. Discover now