07. Jevandra

2.1K 283 5
                                    


.
.
.
.
.
"Jevan, mau kemana?" Suara lembut Kalya membuat pemuda yang baru saja turun dari tangga mengulas senyum.

"Mau ke rumah Giat sebentar bun, bunda butuh bantuan?" Kalya tersenyum dan menggeleng.

"Gak ada, hati-hati. Jangan pulang terlalu malem, bunda sama ayah nanti mau ngomong sama kamu." Jevan mengangguk.

"Iya bun, mau Jevan bawain apa nanti?" Kalya kembali menggeleng.

"Gak usah, bunda mau bikin kue juga." Jevan berjalan mendekati sang bunda dan menyalami tangan nya.

"Jevan berangkat dulu ya bun, assalamu'allaikum." Kalya mengulas senyum.

"Wa'allaikumsalam." Kalya menatap lekat pada punggung putra tunggalnya.

"Kamu udah besar ternyata, rasanya bahkan baru kemarin bunda ngelahirin kamu. Ternyata udah dua puluh tiga tahun." Kalya selalu bangga dengan Jevan, karena bagi Kalya, Jevan adalah segalanya.

"Bunda gak bisa bayangin kalau kamu tinggal di malang besok gimana Van."
.
.
.
.
.
Nathan Jevandra Arkana

Arti dari namanya adalah anak laki-laki sebagai pelindung kehidupan yang dapat di percaya. Sang eyang memberi nama itu pada cucu bungsu nya, berharap jika sang cucu bukan hanya akan melindungi bunda nya namun juga keluarga nya yang lain.

Jevan termasuk cucu yang sering ke malang, larena bagaimana pun jarak malang dan kediri terbilang dekat. Jevan bahkan pernah menghabiskan liburannya di malang, menemani sang eyang untuk mengurus kebun nya.

Jevan itu pendiam, terlalu dewasa jika di banding sepupu-sepupu nya yang lain. Namun ada kala nya Jevan akan bertingkah manja dan menyebalkan, terutama saat pemuda itu sedang lelah.
.
.
.
.
.
"Assalamuallaikum." Jevan mengucap salam saat memasuki rumah, hal itu sudah di ajarkan sang bunda sejak dia kecil.

"Wa'allaikumsalam, langsung mandi ya nak." Jevan hanya mengangguk setelah menyalami ayah dan bunda nya.

"Bunda masak apa?"

"Bunda masak oseng kangkung sama ayam, habis mandi kita makan. Ayah juga mau mandi." Jevan kembali mengangguk, pemuda itu segera naik ke kamar nya.

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk Jevan kembali turun ke lantai satu, pemuda itu bisa melihat ayah dan bunda nya sudah duduk di meja makan.

"Malam bun, yah." Kedua orang tua nya mengangguk dan tersenyum.

"Malam Van, ayo duduk terus makan." Jevan menurut.

"Bun, minggu depan jadi ke tempat eyang?" Kalya yang baru menyuap makanannya hanya bisa mengangguk.

"Kamu bakal tinggal disana loh Van, siap ketemu sepupu-sepupu kamu?" Jevan terdiam sejenak sebelum mengangguk ragu.

"Siap gak siap sih yah, Jevan belum pernah ketemu sama mereka, cuma pernah ketemu mas Saga, itu pun cuma sebentar." Kalya tersenyum tipis.

"Gak papa nak, mereka anak-anak baik kok. Nanti kamu bakal punya delapan mas yang bisa kamu ganggu." Jevan tertawa kecil mendengar penuturan sang bunda.

"Tapi kayaknya Jevan gak mau ganggu sepupu yang paling tua deh bun, takut kualat." Kalya dan Romi ikut tertawa kecil.

"Yang tertua ya cuma Saga nak." Kalya menggeleng saat mendengar ucapan Romi.

"Anak nya kak Aruna juga seusia Saga mas, semoga aja dia nanti datang." Jevan menatap bingung pada ayah dan bunda nya.

"Anak nya bude Aruna tinggal dimana bun? Jevan bahkan belum pernah denger namanya." Kalya kembali mengulas senyum.

"Kamu akan tau besok kalau dia datang, dan bunda harap dia memang datang."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

Nathan Jevandra Arkana

- 23 tahun- Cucu kedelapan alias bungsu- Meskipun paling kecil tapi paling serem kalau marah- Awalnya selalu aneh kalau liat Harsa, tapi ujungnya malah suka manja ke Harsa- Paling anti liat sepupu-sepunya di gangguin- Korban kejahilan trio rusuh, ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- 23 tahun
- Cucu kedelapan alias bungsu
- Meskipun paling kecil tapi paling serem kalau marah
- Awalnya selalu aneh kalau liat Harsa, tapi ujungnya malah suka manja ke Harsa
- Paling anti liat sepupu-sepunya di gangguin
- Korban kejahilan trio rusuh, soalnya Candra gak berani jahil sama Jevan
- Suka nyanyi-nyanyi sendiri
- Dewasa, tapi kadang bisa berubah jadi polos
- Anak surabaya tapi gede di kediri
- Tinggal deket sama Harsa tapi gak pernah tau sosok Harsa

"Mas udah lah gak usah gangguin aku terus!"

"Mas Harsa, anterin aku beli bakso yo?"

"Mas-mas ku sekalian, jangan berisik!"

.
.
.

Bratadikara's houseWhere stories live. Discover now