83. Menyerah? oh tidak bisa!

1.1K 191 28
                                    


.
.
.
.
.
Dua hari setelah kejadian itu, Harsa masih di larang untuk beraktifitas berat oleh Saga. Mengingat jika dua hari lalu Harsa benar-benar kesakitan.

"Sa, ngapain?" Harsa yang semula duduk di sofa ruang keluarga langsung menoleh.

"Bosen." Saga tersenyum tipis sebelum memutuskan untuk duduk di samping Harsa.

"Mau ke kebun?" Harsa menggeleng.

"Gak mau, semalem hujan, becek." Harsa justru memilih merebahkan kepalanya pada paha Saga, hal itu membuat Saga tau jika Harsa sedang dalam mode manja.

"Pusing gak?" Saga membawa tangannya untuk memijat pelan kepala Harsa.

"Sedikit, tapi gak papa." Harsa hanya diam saat tangan Saga terus memijat kepalanya.

"Ga, kamu gak kepikiran buat cari pacar?" Saga mengernyit.

"Tumben nanya gitu, kenapa? Kamu pingin pacaran?" Harsa hanya diam tanpa menjawab selain tertawa kecil.

"Kayak kamu ngebolehin aku pacaran aja Ga...Ga." kali ini Saga yang tertawa kecil.

"Loh kalau mau pacaran ya pacaran aja, mau sama itu?" Saga mengernyit saat tidak mendapat jawaban dari Harsa, dan saat pemuda tinggi itu menunduk, dia melihat Harsa sudah memejamkan matanya.

"Kalau lagi gak enak badan gini cepet banget tidurnya, apa lagi kalau di temenin. Giliran sehat, susah banget di suruh tidur, ada aja yang di kerjain." Saga bergumam lirih saat melihat wajah damai Harsa.

"Kalau kamu suka ya silakan dek, asal itu gak nyakitin kamu."
.
.
.
.
.
Aruni mengedarkan pandangannya di kebun, berharap dapat menemukan sosok Harsa disana. Hari ini dia membuat bubur kacang hijau selain nasi goreng dan ayam kecap untuk Harsa.

"Celingak celinguk koyo maling ae nduk, nyariin siapa?" Aruni merengut saat eyang Joko menepuk pundaknya.

"Aduh eyang, Aruni lagi nyari mas Harsa. Tumben gak keliatan, di rumah yang ada disana juga gak ada." Eyang Joko hanya menggeleng heran, sesuka itu cucu nya pada Harsa, ya eyang Joko hanya bisa berharap jika Harsa akan memberikan respon sesuai keiinginan cucu nya itu.

"Kalau nyari Harsa, dia ada di rumah." Aruni dan eyang Joko langsung menoleh saat mendengar suara lembut Mala.

"Mbak Mala." Mala tersenyum tipis.

"Samperin aja ke rumah kalau nyariin Harsa, dia belum di bolehin ke kebun sama Saga, soalnya masih sakit." Aruni tampak terkejut saat mengetahui hal itu dari Mala.

"Mas Harsa sakit?" Mala mengangguk.

"Iya dua hari lalu, sekarang udah baikan kok. Kerumah aja sana." Aruni terlihat ragu saat Mala memintanya ke rumah.

"Pingin sih nyamperin mas Harsa, tapi mbak...gimana ya..." Mala mengernyit saat melihat kebimbangan Aruni, berbeda dengan Yoga yang baru saja datang dan mendengar ucapan Aruni.

"Takut ketemu Yudhis sama mas Saga ya?" Aruni mengangguk tanpa sadar saat mendengar ucapan Yoga.

"Eh...mas Yoga." Aruni tertawa canggung saat menyadari jika Yoga juga ada disana.

"Kalau kamu takut sama mereka, terus kamu mau nyerah buat deketin mas Harsa?" Aruni seketika menggeleng kencang.

"Aruni nyerah? Oh jelas tidak dong!" Yoga dan Mala tersenyum melihat semangat Aruni.

"Aruni itu pantang menyerah, selama belum di tolak mas Harsa!!" Aruni jelas saja membuat Yoga dan Mala saling tatap.

"Ya kalau gitu sana ke rumah, kamu bawain mas Harsa ayam kecap kan? Mas Saga gak akan ngusir kamu kok kalau kamu bertamu nya bener." Aruni mengangguk dan segera mengambil tas berisi beberapa kota makanan.

Bratadikara's houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang