77. Kesalahan Yoga

1.2K 210 34
                                    


.
.
.
.
.
Sudah tiga hari sejak Harsa pulang dan sejak itu pula Harsa lebih sering menghabiskan waktu bersama Mala atau Riana. Pemuda mungil itu belum datang ke kebun karena di larang oleh yang lain, tapi hari ini Harsa berhasil mendapat ijin untuk ke rumah kebun.

Eyang Juna mengijinkan Harsa karena melihat jika Harsa sudah terlihat biasa, lagi pula ada Yoga yang akan mengawasi pemuda itu.

"Eyang ke surabaya sama mas Saga aja?" Eyang Juna mengangguk saat Yoga bertanya.

"Iya, sama pakde Pandu sama papa kamu juga. Kenapa?" Yoga menggeleng.

"Gak papa eyang, hati-hati." Eyang Juna tersenyum dan menepuk pundak Yoga.

"Ya udah kalau gitu eyang berangkat dulu." Yoga mengangguk.

Setelah eyang Juna, Pandu, Tara dan Saga berangkat Yoga juga ikut pergi ke kebun, tentu saja dengan Harsa, Mala, Riana dan Yudhis.

Entah kenapa Riana jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka selama dia menginap.

"Sa, kamu istirahat aja di dalem." Ucapan Mala mendapat anggukan dari Riana dan Yudhis, sedangkan Yoga sudah sibuk dengan urusan kebun, karena hari ini mereka ada pengiriman.

"Gak, disini aja." Riana yang melihat itu langsung memeluk Harsa dari samping.

"Mas Harsa jangan gemes-gemes, nanti aku jadi pingin gigit." Harsa mengernyit dan langsung mencoba melepaskan pelukan Riana.

"Kamu gigit Yudhis aja, gak usah aneh-aneh." Pekikan Harsa membuat ketiganya tertawa.

"Udah diem deh mas, aku mau meluk mas Harsa dulu, habis ini aku mau liat-liat kebun sama Yudhis." Yudhis memberi anggukan.

"Iya mas, nanti mas Harsa sama mbak Mala disini."
.
.
.
.
.
Aruni sudah mendengar jika Harsa sudah pulang sejak kemarin, itulah kenapa dia sudah membuatkan ayam kecap untuk Harsa dan membawanya ke kebun.

Aruni tau jika Harsa ada di rumah kebun dari beberapa pekerja, tapi apa yang dia lihat di rumah kebun membuat hatinya sedikit cemburu.

Aruni bisa melihat Harsa tersenyum dan tertawa saat berbicara dengan Mala, bahkan tidak sering dia melihat Harsa menepuk atau merapikan rambut Mala. Aruni iri, dia juga ingin diperlakukan seperti itu oleh Harsa, tapi jangan kan itu, Harsa mau menerima ayam kecap dari nya saja dia harus sudah bersyukur.

"Loh Aruni, sini!" Aruni tersenyum saat Mala menyadari kedatangannya.

"Mas Harsa~" Harsa hanya mengangguk kecil, dan itu membuat Aruni sedikit merengut.

"Halo mbak Mala." Mala tersenyum tipis.

"Mas Harsa udah sehat? Ini aku bawain ayam kecap buat mas Harsa." Harsa menerima kotak berisi ayam kecap dari Aruni.

"Makasih." Aruni tersenyum saat mendengar Harsa mengucapkan terima kasih.

"Aruni, kamu gak sibuk kan?" Aruni menggeleng saat Mala mengatakan itu.

"Gak kok mbak, kenapa?" Mala tersenyum penuh arti pada Harsa dan Aruni.

"Kalau gitu, kamu temenin Harsa disini ya, temenin dia makan. Aku mau ke Yoga dulu." Aruni mengangguk kikuk sedangkan Harsa hanya menghela nafas panjang saat mengetahui maksud Mala.

"I-iya mbak." Mala kembali tersenyum.

"Itu tadi aku bawain nasi dari rumah, Harsa belum sarapan, temenin dia ya." Aruni kembali mengangguk.

"Sa, aku tinggal ke Yoga dulu ya." Harsa mengangguk.

"Iya sana."
.
.
.
.
.
Aruni hanya diam saat melihat Harsa makan dengan ayam kecap buatan nya, tidak ada ekspresi tidak enak di wajah tampan Harsa.

Bratadikara's houseWhere stories live. Discover now