36. Hari ke-09: Ngabuburit

1.5K 247 13
                                    


.
.
.
.
.
Maven gak bisa tidur, sejak tadi dia cuma guling-guling di kasur nya aja. Padahal sekarang udah hampir jam satu pagi, tapi mata cowo tinggi itu sama sekali gak bisa di ajak kompromi buat tidur.

Maven udah ngelakuin apapun supaya dia bisa tidur, mulai dari minum susu, ngitungin nyamuk, sampai dengerin suara hujan dari hape nya, tapi bukannya tidur dia malah takut sendiri.

"Huah! Ke kamar mas Harsa aja deh." Maven buru-buru bangkit dan keluar dari kamar nya. Maven jadi meruntuki dirinya sendiri, kenapa dia mau di ajak Yudhis nonton film horor.

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Mas Harsa aku masuk ya." Maven masuk perlahan ke dalam kamar Harsa, dia bisa melihat kalau kakak sepupunya itu lagi tidur.

"Mas Harsa." Harsa mengulet pelan saat Maven menepuk lengan nya.

"Hm?" Harsa berdehem setelah membuka sedikit matanya.

"Aku tidur sini ya." Harsa mengangguk dan menggeser posisi tidur nya, melihat hal itu Maven segera merebahkan diri di sebelah Harsa.

"Maaf ya, aku ganggu tidur mas." Lagi-lagi hanya deheman yang di dengar oleh Maven, dia tau pasti Harsa masih setengah tertidur.

"Ya udah tidur lagi mas."

Grep

Maven cukup terkejut saat Harsa menarik tangannya dan mendekapnya, tapi setelah itu Harsa kembali tidur. Maven jadi ingin mencubit pipi Harsa kalau liat wajah polosnya waktu tidur gini, tapi bisa gawat kalau Harsa marah ke dia dan di laporin ke Saga.

"Kok aku jadi gemes sama mas Harsa sih!"
.
.
.
.
.
Saga cukup terkejut saat menemukan Maven tidur di bersama Harsa, terutama saat melihat jika Harsa memeluk erat lengan lengan Maven. Saga jadi gemas sendiri, kenapa hanya Harsa yang terlihat menggemaskan saat tidur, sedangkan yang lain justru terlihat mengerikan.

Saga sebenarnya tidak tega jika ingin membangunkan Harsa, tapi bagaimana pun dia harus membangunkan cowok itu harus bangun dan sahur. Apa lagi Harsa sudah mengancam Saga untuk membangunkan nya saat sahur.

"Harsa ayo bangun, sahur dulu."

"Maven bangun sahur dulu." Saga menepuk tangan kedua adiknya bergantian.

"Harsa, Maven bangun. Nanti keburu imsyak loh." Harsa adalah yang pertama membuka matanya, mengerjap beberapa kali agar menormalkan pandangannya.

"Iya bangun Ga, biar aku yang bangunin Maven." Saga mengangguk dan meninggalkan kamar Harsa, Saga percaya Harsa pasti bisa membangunkan Maven.

"Langsung ke ruang makan habis itu Sa." Harsa mengangguk. Setelah Saga keluar dari kamar nya Harsa gantian menepuk tangan Maven beberapa kali.

"Bangun Sahur dulu."

"Maven, aku tinggal ya." Harsa tersenyum saat melihat Maven membuka matanya.

"Masih ngantuk mas, gak mau sahur." Harsa mengangguk sambil beranjak dari kasur nya.

"Ya udah, tapi jangan ngeluh laper kalau besok kamu tetap di minta puasa sama Saga." Maven langsung melotot, entah kenapa Harsa yang seperti ini jadi terlihat menjengkelkan.

"Mas tungguin."
.
.
.
.
.
Saga libur jadi seharian ini dia ngawasin adik-adiknya yang ada akhlak, sejak pagi, Candra, Yoga, Wildhan sama Jevan udah rusuh perkara ngabuburit. Mereka bahkan udah ngerengek ke Saga biar di kasih ijin buat ngabuburit, paling gak mereka bisa ngajak Harsa lah.

Bratadikara's houseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora