27. Kecurigaan Maven

1.6K 244 26
                                    


.
.
.
.
.
Maven sedari awal memang gak suka sama kehadiran Saji, kalau saja bukan karena eyang Juna yang mengatakan jika Saji ada di sini untuk bantu-bantu mereka, sudah pasti Maven akan menendang cowok itu keluar dari rumah ini.

Maven gak suka sama tatapan Saji yang tajam ke Harsa, juga gak suka cara ngomong Saji yang terkesan di beri pemanis buatan di hadapan yang lain. Bahkan Maven juga tau kalau Jevan tidak nyaman dengan adanya Saji di antara mereka.

Pluk

"Maven." Maven menoleh dan menemukan Saga yang baru saja pulang.

"Mas Saga."

"Ngapain diem disini? Biasanya kalian rusuh?" Maven hanya menggeleng.

"Lagi gak mood mas." Saga mengernyit, karena dia tau kalau Maven ini sejenis sama Wildhan.

"Ada apa?" Maven menghela nafas panjang.

"Aku gak suka sama Saji Saji itu mas." Saga kembali mengernyit, dia tau kalau Maven termasuk anak yang akan menunjukan ketidaksukaannya pada seseorang kalau dia memang gak suka.

"Kenapa? Dia buat masalah?" Maven menggeleng.

"Gak sih, tapi aku gak suka cara dia natap mas Harsa. Tajem dan terkesan ngeremehin, tanya Candra deh." Saga terdiam sebentar, kalau memang dia harus bertanya pada Candra berarti Maven serius. Karena Candra akan mengatakan apa ada nya tanpa kebohongan.

"Sekarang Saji dimana?" Maven menunjuk dapur.

"Di dapur kayaknya mas, tadi dia bilang mau bantu Yudhis sama Wildhan." Saga mengangguk.

"Kalau Harsa?"

"Dibelakang mas, nyuci. Paling udah selesai." Saga kembali mengangguk dan menepuk pundak Maven.

"Ya udah kalau gitu aku ke kamar ya." Maven mengangguk.

Namun bukannya masuk ke kamar nya, Saga justru berjalan ke belakang. Niatnya ingin menemui Harsa, tapi yang dia lihat justru membuat dia sedikit geram.

Jelas saja Saga geram, karena Dia mendengar gumaman Saji tentang Harsa. Saga juga melihat Harsa pergi dari sana dengan tangan terkepal.

Saga mengabaikan Saji dan memilih untuk mengikuti Harsa, Saga harus memastikan Harsa baik-baik saja dan tidak kembali menarik diri.

Cklek

Grep

Harsa yang baru saja akan masuk kedalam kamar nya terkejut saat tangannya di cekal seseorang.

"Saga?" Saga mengulas senyum.

"Ada apa?" Harsa sedikit panik saat Saga mengatakan itu.

"G-gak ada apa-apa." Saga masih tersenyum tipis tapi bagi Harsa itu seperti sebuah ancaman.

"Kamu gak bisa bohong ke aku loh Sa, dan aku tau kamu gak pernah bohong. Jadi ada apa? Apa perlu aku tanya ke yang lain soal Saji?" Harsa langsung menggeleng, dan hal itu membuat Saga segera menarik Harsa untuk masuk ke kamarnya.

Klik

"Jadi, mau cerita ke aku?" Harsa masih diam, terlaku bingung memulai semuanya.

"Harsa, aku denger loh apa yang kalian obrolin tadi." Harsa seketika mendongak dan menatap ke arah Saga lekat.

"A-aku gak tau kalau Saji yang di maksud eyang itu Saji yang aku kenal." Saga mengernyit, apa ini yang membuat Harsa terlihat ragu tadi pagi.

"Maksud kamu apa?" Harsa menarik tangan Saga ke arah kasur nya.

"Aku cerita tapi mas Saga jangan cerita ke yang lain ya?" Saga menghela nafas saat Harsa memanggilnya mas, tapi cowok itu tetap mengangguk.

"A-aku kenal Saji dari SMA, dia...dia..." Saga mengernyit bingung saat Harsa terlihat sulit melanjutkan ucapannya.

Bratadikara's houseМесто, где живут истории. Откройте их для себя