2. Hyung

23.8K 1.7K 93
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨






Kini Neil duduk manis di dalam kelas menatap papan tulis yang ada di depannya, di sana terdapat seorang Bapak guru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, sepertinya sedang menjelaskan terkait siklus heat.

Semua murid di kelas nampak fokus dengan materi yang disampaikan oleh guru itu. Berbeda dengan Neil dan Ardi yang saat ini duduk di pojok kanan belakang, mereka sedang bermain adu bekicot di bawah lokernya. Meski mata Neil sibuk sendiri, namun pikirannya masih berlanjut, perihal kejadian di kantin atas sekolah waktu jam istirahat tadi.

Neil tentu mengetahui siapa pemuda titan itu. Dia adalah peraih peringkat satu pararel di sekolah. Sayangnya selama ini ia tak mendapat kesempatan untuk mengobrol dengannya. Neil merutuki dirinya karena sudah mengabaikan sosok pangeran sekolah itu selama ini.

‘Sialan! Kemana aja gue selama ini kok baru ketemu aset cetar membahana kek begituan?! Sejauh pengamatan gue, kriteria yang cocok untuk jadi pemeran utama di sekolah ini, yah si Ketos bangsor itu. Mas Jaka kalo ga salah namanya, tapi kalau dilihat dari segala sisi sudut jajar genjang dan aura cowok yang gue temuin di kantin tadi lebih unggul!’

Neil yang sibuk membayangkan alur cerita kehidupannya sendiri, spontan menyunggingkan bibir  seraya meremas lengan baju Ardi, ia ingin bertanya siapa nama dari pemuda titan itu.

"Cok baju gua sobek kalo digituin!!!" sergah Ardi menepis tangan Neil.

“Tau namanya yang paralel satu itu? Yang tinggi menjulang, ganteng, bau duit, terlihat suka KDRT?” tanya Neil penuh rasa ingin tahu.

"Lafran?" jawab Ardi.

"Lo kenal, Di?

"Satu eskul sama gua cuk, sama-sama pemain regular."

"Omo! Anak futsal dia??? Kok ga pernah cerita kalo ada makhluk modelan kayak dia di eskul lo!!!"

Guru yang tadinya sedang asik-asik membenahi proyektor yang dari awal pelajaran tak kunjung hidup itu. Kini atensinya teralih pada dua bocah yang ramai sendiri bak di pasar malam. Pak Surya menegur kencang sembari menunjuk ke arah pojok tempat duduk mereka. Detik itu juga Neil dan Ardi mengulum bibirnya, terdiam  kaku di tempat sambil. Pak Surya hela napas seraya memijat pangkal hidungnya. Sabar sekali orangnya.

"Neil, kamu yang satu-satunya omega di kelas ini, coba jelaskan bagaimana pengalamanmu saat menghadapi heat pertama,” tanya Pak Surya menunjuk Neil tiba-tiba.

"Saya dom omega, Pak ... " jawab Neil dengan wajah polos.

"Sama aja lah, cepat jelaskan!"

Neil hela nafas seberat-beratnya, lanjut dengan keadaan terpaksa, mulai menceritakan pengalaman heat pertamanya.

"Waktu saya heat pertama itu kelas 2 SMP, untungnya saya ada di rumah, kalo ada di luar rumah atau sekolah mungkin udah ga perawan saya sekarang diruda paksa sama para predator, Pak.”

Mendengar itu, satu kelas ada yang tertawa, ada juga yang bingung harus ketawa atau prihatin. Pak Surya menanyakan kembali apa saja yang dia rasasakn pada saat kejadian heat pertama itu, seraya menuju meja guru dan duduk di kursinya, meninggalkan proyektor yang masih setia mati.

"Puaannaass, Pak! Ketar-ketir, jantung gejedar-gejedur, keringet dingin, panas dalam, bibir pecah-pecah, sariawan ... "

"Jangan bercanda, Neil!!!" bentak Pak Surya yang fokus mendengarkan justru disuguhkan dengan lawakan.

"Ehe canda, Pak.... Ehem, gimana ya, Pak. Ya seluruh badan panas gitu, kayak demam tinggi, terus pikiran ga fokus, kepala pusing, sesak nafas, terus isi otak saya saat itu pengen ngew* aja pokoknya!!!"

Pak Surya kembali membentak perkara bahasa yang dipilihnya sangat-sangat tidak etis. Entah sudah berapa kali beliau menghelakan napas beratnya. Masih sabar, Pak Surya lanjut bertanya, setelah itu apa yang terjadi saat Neil hendak sakaratul maut itu.

Dia menjelaskan, pada saat itu Bundanya telah siap siaga setelah tau bungsunya sekarat di kamar, tanpa ba-bi-bu lekas menyuntikan supressant di lengan kiri Neil. Memorinya hanya sekilas yang terekam. Kendati demikian, Bundanya mengatakan jika setelah obat supressantnya bekerja dengan baik, keadaannya mulai normal meski badan masih panas.

"Baik, terima kasih Neil atas penjelasannya." Setelahnya, pak Surya menerangkan secara detail apa yang dimaksud supressant itu sendiri.

Supressant merupakan obat penenang heat yang digunakan untuk para Dominan Omega dan Omega. Ada 2 jenis yaitu, berbentuk cairan dalam alat suntik dan pil, berguna untuk menetralkan pada saat siklus heat tiba. Ada cara untuk mengatasi siklus heat selain memakai supressant, yaitu dengan cara mating pada pasangan (mate) masing-masing guna untuk meredakan siklus heat mereka. Panjang lebar beliau menjelasakan dan dibalas dengan menguap lebar oleh Neil.

"Jadi, kalau saat ga ada obatnya, lo harus ngento8 ya, Nel?" tanya Ardi dengan nada mengejek.

"Matamu picek! Mending sekarat sampek mampus gua dari pada harus dijebol"

***


Kini sekolah sudah bubar, beberapa murid mulai menuju parkiran sekolah guna segera pulang menaiki kendaraan yang terparkir rapi di sana.

“Ayo cepetan naik, cok. Gue mau liat live-nya bunda corla bentar lagi!" pekik Ardi yang sudah duduk di motor Kawasaki ninja 250 berwarna merahnya lengkap dengan helm full face di kepalanya.

"Bentar, Diii!" jawab Neil yang akan menaiki di jok belakang motor Ardi.
Baru saja Neil mendudukan pantatnya, manik hazel itu tak sengaja tertuju pada sosok pemuda titan yang akan memasuki mobil Rolls Royce berwarna hitam pekat. Yah, dia adalah lelaki yang di temui Neil pada jam istirahat tadi.

"Di, gue ga jadi nebeng lo, byeee!!!" Neil mendadak loncat dari motor dan pergi berlari meninggalkan Ardi.

"Anak ngen!!" umpat Ardi yang tertahan.
Neil berlari bak cheetah mengampiri sosok yang sudah menjadi targetnya sekarang.

"Hyuung!!! Tunggu, Hyuung!! Gua boleh nebeng, ya?" pinta Neil yang kini sudah berada di samping mobil dekat dengan pemuda itu, tak lupa dengan wajah memelas sok imut tai anjing.

‘Hyung’ batin Lafran Aditama sang Dominan Alpha Male seraya menaikan salah satu alisnya.

Entah mengapa tiba-tiba Neil memanggil Lafran dengan sebutan 'Hyung' atau 'Hyeong' , yang nyatanya umur mereka sepantaran.

"Siapa?" tanya singkat dari Lafran.

"Iisshh bisa-bisanya Hyung lupa! Gua yang di kantin atas tadi, yang kena tabrak sama Hyung."

"Terus?"

"Tanggung jawab, Hyung! kakiku keseleo sampe berputar 360°, jadi anterin gua pulang, ya!"

"Bukannya lo bisa lari barusan?”

Neil mendesis, pikirnya terlalu banyak dialog Hyungnya ini. Ia dengan tidak sopan memaksa si titan untuk mengantarkannya pulang. Bocah itu buka pintu mobil dan masuk di sebelah kursi pengemudi tanpa permisi.

Lafran yang kebingungan mengerutkan dahinya, 1 detik ... 2 detik ... 3 detik ... dia akhirnya ikut masuk ke mobil tepat di kursi pengemudi, menginjak pedal gas lalu melajukan mobilnya keluar dari area sekolah. Mungkin dia terlalu malas untuk beradul mulut dengan makhluk random itu, berakhir dirinya menurut saja.

Saat ini kedua manusia dengan kasta yang berbeda sedang berada di satu mobil yang sama dan berhenti di tengah jalan karena memang lampu lalu lintas sedang berwana merah.

"Hyung Dom Alpha, kan?" tanya Neil membuka obrolan.

"Hm."

"Issh cueknya ... Oiya kita belum perkenalan, ya. Gue Neil kelas 11 IPA 3, gue beta salken ya, Hyung," ucap Neil berbohong sembari menyodorkan tangan kanannya.

"Lafran, 11 IPA 1," jawab Lafran tanpa membalas jabat tangan Neil.

Neil membatin seraya menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

‘Unch, cocok banget bangsat jadi pemeran utama, dingiin woi sampe membeku ingusku. Jadi inget Sohu waktu awal ketemu Kyungjuu di Drakor True Ugly.’

Setelah lampu yang tadinya menyala merah berubah menjadi hijau, Neil tersadar kembali dari haluannya.

"Ah, rumahku habis perempatan ke Timur, Hyung!"



TBC







Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now