37. Masa sih?

7.5K 791 121
                                    

Wajib vote, komen, follow

Happy Reading ✨





Netra hazel itu masih tertutup rapat tak kunjung terbuka, meski orang yang di sampingnya telah mencoba membangunkannya.

Lafran membiarkan kelinci manisnya itu tertidur, detik kelima setelah mengambil baggage, dirinya menggendong Neil ala karung beras.

Karena bagian depan dan punggungnya terdapat tas rensel milik mereka berdua, ditambah kedua tangan Lafran yang penuh dengan beberapa tas jinjing berisikan pernak-pernik yang mereka beli pada saat di Singapura.

Alhasil dia menaruh Neil yang masih terlelap di pundak lebarnya. Menghiraukan seluruh mata yang memandang mereka saat ini.

Keduannya baru saja landing dari Singapura ke Jakarta. Lebih tepatnya setelah semalaman bermain di Singapura.

Yah, setelah puas bersenang-senang menikmati hari bolos mereka, malamnya Lafran lanjut bermain panas bersama kekasihnya itu hingga fajar terbit.

Neil bukan tertidur saat ini, lebih tepatnya tak sadarkan diri setelah bermain bersama kekasihnya hingga merobohkan kasur hotel.

Singkat cerita keduanya telah sampai di apartemen milik Lafran. Tentu atas izin keluarga Neil meski terjadi percekcokan maut dalam perantara sambungan telepon.

Lafran memutuskan untuk meliburkan diri satu hari lagi, melihat kondisi Neil yang tak memungkinkan untuk berjalan.

"Hyuung..." lirih Neil dengan suara parau.

"Hm? Mau minum?"

"Bangsat lo.. katanya cuma satu ronde..."

Lafran mendudukan dirinya di samping ranjang yang ditiduri oleh kekasihnya.

"Maaf, habisnya kamu imut banget.. nanti aku pijetin lagi." Lafran memasang wajah memelas seraya mulai rebahkan tubuhnya di sebelah Neil.

Disambung memeluk erat dari samping nan menduselkan kepalanya di ceruk leher milik si kelinci yang tengah mati kutu itu.

"Cok! Gua kegencet ini! Ohok!" pekik Neil yang tubuhnya didekap erat oleh pria titan yang ada di sebelahnya.

"Jangan tinggalin aku... jangan biarin orang lain menyentuhmu.. di pikiranmu hanya boleh ada aku. Can you promise me, Bunny?" ujar Lafran mencapit pipi Neil untuk menatap ke arahnya.

Neil berkedip tiga kali.

"Lo lupa? Gue yang berjuang sendirian buat dapetin lo sampe jadi bulol gini. Ya kali gue bakal ninggalin lo, hiiss"

Lafran tersentum girang mendengarnya. Lekas Ia mengecup berkali-kali bibir Neil yang kini membengkak itu.

"Udah iiss! Engap gua! Cepet pijitin aja sekarang!" seru Neil dan langsung menelungkupkan tubuhnya.

Tanpa menunggu waktu lagi, Lafran meraih laci nakas dan mengambil baby oil dari dalam sana.

Kaos yang dikenakan Neil disibakkan ke atas hingga terekspos punggung serta pinggang yang selama ini menjadi favoritnya.

Detik kedua Lafran membaluri dari pinggang sampai ke punggung kekasihnya menggunakan baby oil. Mulai mengurut sesuai arah aliran darah.

"Hngh.. enak Hyung... Lo emang bakat jadi dukun urut...aahh.. mantep euy..."

"Jangan desah. Kamu bangunin juniorku."

"Junior ndasmu! Dah level profesor itu anakoncol lo!"

Lafran setia melanjutkan pijatan cinta untuk Neilnya, setidaknya hal ini seperti membayar kebrutalannya yang sudah Ia lakukan pada sang kekasih.

Neil mengulurkan tangannya meraih benda pipih yang tergeletak di atas nakas.

Sembari menikmati pijatan dari Lafran, masih dalam posisi tengkurap, Ia memutuskan untuk melihat foto-foto yang di ambil pada saat di Singapura.

"Hyung yang ini gua up di ige ya?" tanya Neil seraya memperlihatkan layar handphonenya menghadap Lafran yang ada di belakangnya.

"Ga yang pas aku gendong itu aja?"

"Nggak, itu gua kek lonte, nyosor nyium-nyium lo segala. Apa kata netizen nantik."

Lafran hanya berdehem dan melanjutkan kegiatan mengurutnya kembali.

Tangannya mulai membuka celana pendek yang dikenakan Neil. Membuat buah persik itu mencuat keluar sangat lucu.

Lafran menyeringai, tangan nakalnya mulai meremat-remat dua bongkahan kenyal itu.

"Ah.. mmmhh malah digrepe anj– Aahh..." desah Neil membuatnya tak fokus pada smartphonenya.

"Aku cuma mijit. Kamunya yang terlalu sensitif."

"Hnghh.. itu jempol udah masuk woi! Nghh..Aahhh....kok enak njeng! Hyuunghh!!"

.
.
.
.
.
.

___________________

Di lain sisi. Erlan yang baru pulang dari sekolah tengah bersantai sembari memainkan handphonenya di ruang keluarga.

Karena dirasa haus, Ia beranjak berjalan menuju dapur nan masih setia menatap HPnya.

Detik ketiga dia sedikit tersentak ketika melihat sesuatu dari layar smartphonenua hingga membuat hatinya sedikit berdenyut.

Bahkan Ia tak sengaja menubruk Daddynya yang sedang berjongkok memberi makan kelinci peliharaannya.

"Acekiwir!!" pekik Emran yang kini nyungsep ke depan hingga wajahnya masuk ke dalam baskom air minum untuk kelinci itu.

Erlan yang menyadari jika tak sengaja menghantam sesuatu dengan kakinya, lekas pindah atensi menatap Daddynya yang kini wajah hingga bawah leher sudah basah kuyup.

"Erlan anak bontotku yang menggemaskan bak moncong lele. Letakkan hpmu itu nak, jika sedang berjalan. Lihatlah, wajah Alan Walkerku rusak gegara susuknya ikut luntur bersama dengan air jampi-jampi ini."

"Maaf."

Emran hela napas dan mengusap wajahnya yang basah itu. Kemudian dari arah dapur Papa Azura datang.

"Pfftt BWUAHAHA!! ngapain nyiram diri gitu? Berharap berubah jadi the little mermaid? Bhahaha!!" Azura tergelak hingga setengah kayang.

"Tukar tambah keluarga bisa ga sih?" jengah Emran meratapi kehidupannya.

SEBAGIAN PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN

14 Juni 2023

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now