5. 847

16K 1.3K 45
                                    

Vote and Comment~

Happy Reading✨




Seorang pelajar lengkap dengan seragam berwarna putih dan abu-abu itu sedang membanggakan pantulan visualnya di hadapan kaca cermin berukuran satu tubuh manusia dewasa. Ia menyibakan surainya keatas, namun dikembalikan lagi poninya untuk menutupi kening, sepertinya dahinya terlalu lebar untuk di pamerkan.

Setelah dirasa sudah siap, Neil meletakan tas sekolahnya di bahu kanannya dan keluar dari kamar tanpa menutup pintu kamarnya kembali.

"Pagiiii yeorobun!!!" Ucap Neil pada seluruh keluarganya yang telah duduk di meja makan sembari berlari menuruni anak tangga.

"Jangan lari, nanti jatuh" Tutur sang kakak sulung Nicholas dengan menepuk kursi di sebelah kanannya menyuruh adik kesayangannya duduk di tempat itu.

Neil cengengesan menanggapinya dan menurut untuk duduk di sebelah abang pertamanya, lalu mengambil nasi dan lauk yang telah di sajikan.

"Adek nanti pulang sama Ardi atau bang Nevan ya, motor kamu masih di bengkel belum selesai. Kalo mereka ga bisa, langsung telpon ayah, jangan pulang sama predator!" Ujar sang kepala keluarga dengan menekan kata terakhirnya, aura yang dipancarkan sang ayah begitu dingin dan menatap tajam netra hazel milik Neil.

Neil yang masih mengunyah makanannya hanya bisa mengangguk kecil namun berteriak dalam diam.

"Aaaa sialaann!!! Pasti bang Nev ngadu ke ayah!!! Cih gini aja dipermasalahin!"

Carla yang berada di sebelah Neil, melihat air muka putra bungsunya yang berubah muram, ia mengangkat tangannya dan mengusap lembut surai hitam lebat milik Neil.

"Kita cuma khawatir adek kenapa-napa sayang... Mengertilah" tutur Carla dengan lembut tanpa mengentikan usapan pada rambut Neil.

"Iya, bun" Jawabnya dengan memberikan senyuman hangat di wajahnya.


Neil dan Nevan berangkat ke sekolah mengendarai motor CBR150 berwarna merah milik Nevan, keduanya menggunakan helm fullface di kepala masing-masing. Setelah 20 menit di perjalanan kini akhirnya kedua saudara itu memasuki area sekolah. Sesampainya di halaman parkir, Neil turun terlebih dulu dari motor, Nevan dengan sigap membuka pengait tali helm milik si bungsu kesayangannya. Neil hanya diam dan membiarkan abangnya melepaskan helmnya lalu menaruh helm tersebut di spion motornya.

"Awas, inget apa kata abang!" Gertak Nevan pada Neil dengan tatapan yang lekat.

"Iya iyaa bawel" jawab Neil santai dengan memutar matanya malas dan berjalan meninggalkan Nevan menuju kelasnya.


Neil melangkahkan kakinya hingga tiba di depan kelas dengan papan kecil di atas pintu bertuliskan 'XI IPA 3'. Baru saja langkah pertamanya masuk ke dalam kelas, dari belakang muncul tangan besar yang menampar pantat Neil dengan tidak santainya.

"Jancok!" Umpat Neil sembari meringis mengusap asetnya yang lumayan montok itu.

"Lu fitnah gua kemaren cok! Abang lu ngechat gua perkara ga nganterin lu pulang takut lu nya digondol om om pedo" ucap si pemilik tangan besar itu, yang tak lain adalah Ardi.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang