19. Dumb Bunny

9.4K 1K 39
                                    

Voment rek!
Follow wowok9091

Happy Reading ~








Seusai kegiatan eksta, kini Neil masuk ke dalam mobil yang sudah lengkap dengan beberapa pria berjas hitam. Mereka memang tak 24/7 memantau adik dari majikannya itu, hanya ditugaskan mengantar jemput dalam beberapa hari kedepan.

Awalnya tentu si bungsu menolak keras. Baru saja ia memakai motor kesayangannya itu, sekarang malah diantar jemput kembali. Terlebih dengan bodyguard abangnya itu, 'No way!' katanya.

Namun sang kepala keluarga beserta abang-abangnya itu tetap memaksakan kehendaknya, hingga mengancam si bungsu untuk mengikuti homeschooling jika masih membatah.

Dengan berat hati dan tak ingin masalah lebih rumit akhirnya dia mengiyakannya.
.
.

Sampai di rumah Neil membuka pintu dan melepas sepatunya asal.

"Tadaima yeorobun!!"

"Bun!! Adek jadi ketua tea– Eung? Kenapa kok ngumpul semua di sini?"

Baru saja dirinya menapakkan kakinya di lantai ruang tamu. Terlihat Ayah, Bunda, beserta ke tiga abangnya seperti sedang menunggu kedatangan si bungsu, mereka menatap dan beberapa diantaranya ada yang bersedekap dada.

"Masuk kamar terus mandi dulu ya, habis itu ke sini lagi."
Ucap Carla sebari mengusap punggung putra bungsunya itu. Neil yang masih tak mengerti situasinya hanya mengangguk satu kali.

Selesai mandi dan bersih-bersih, Neil menatap kembali pantulan dirinya dari cermin.

"Untung konsumsinya Asha gua pinjem, kena air langsung hilang ternyata. Kalo sampe orang rumah tau bisa dikurung seumur hidup gua."

Setelah bergumam dia oleskan kembali bagian-bagian yang masih terlihat jelas bekas cicipan dari Lafran itu.

Dirasa sudah tak terlihat lagi tanda kemesuman yang ada di sekitar lehernya. Neil memakai baju santai dan lekas pergi ke bawah sesuai arahan dari Bundanya.

Kini bocah itu sudah duduk di ruang tamu bersama keluarganya.

Atmosfir terasa mencekam dan gelap. 'Ada apa ini?' Batinnya.

"Masih kejar-kejar Lafran Aditama?"

Herman yang pertama membuka topik kian tertuju pada putra bungsunya.

"Ck, bang Nev ini mulutnya minta distaples, ember banget dah."

Si bungsu mengambil napasnya sejenak, satu tarikan... buang... dua tarikan... buang....

Dilanjut menampilkan senyuman capeknya terhadap mereka yang ada di ruangan ini.

"Adek cuma mau berterima kasih nggih... Meskipun kalian udah mewakili, masa dari adek sendiri ga ada ucapan terimakasih sama sekali. Kan ga sopan, orang yang ditolong adek."

"Tapi, Adek sudah janji ga akan deket-deket anak itu lagi." Tambah Nicholas memanasi keadaan.

Neil menaikan sebelah alisnya, seingat dia tidak pernah membuat janji seperti itu.

Dia memijat kening dengan jempolnya. Baru saja pulang dari kegiatan belajar di sekolah ditambah kegiatan ekskulnya, belum lagi kejadian dengan Lafranjing. Dan sekarang masih diintrogasi oleh keluarganya.

Benar-benar satu hari yang melelahkan.

"Sebenernya alasan kamu deketin Susan– Lafran itu apa sih, dek?"

Tanya Nagendra penasaran. Meski anak itu sudah menyelamatkan adiknya, tetap dia masih trauma adik kecilnya kembali mengalami tragedi pasca heat mendadaknya waktu itu, jika si Lafran benar bukan anak baik-baik sama seperti yang dijelaskan saudaranya.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now