2. (S2) Salah Paham

6.9K 636 58
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨








Hari yang sangat tidak diharapkan bagi seluruh murid yang ada di dunia tiba.  Senin. Di mana kegiatan belajar mengajar dimulai kembali. Seperti biasa sekolah mengadakan upacara menghormati sang merah putih. Seluruh murid beserta guru berbaris rapi di lapangan dengan tiang bendera yang menjulang tinggi di tengahnya.

Lafran merasakan ada sesuatu yang tak beres dari orang di depannya.
Rengga yang ada di hadapan Lafran terlihat sempoyongan dan sesekali memijat kepalanya Merasakan aliran darah ke otak melambat secara mendadak sehingga otak tidak mendapat oksigen yang cukup. Rengga tak mampu mempertahankan kesadarannya lagi, hingga membuatnya jatuh ke samping. Sebelum bertubrukan ke orang yang ada di sebelahnya, tangan besar Lafran menahan bahu Rengga. Seketika seluruh atensi yang tadinya berfokus pada amanat guru, kini berpindah ke barisan kelas 11 IPA 1. Detik itu juga Lafran sigap membopong tubuh Rengga dan melangkahkan kakinya keluar dari barisan.

“Weh, ada yang pingsan lagi?” celetuk Ardi saat melihat kegaduhan kecil di barisan sebelah.

Neil juga tak kalah penasaran, hingga ia menyipitkan matanya melihat siapa siswa yang pingsan itu.

“Eung? Eh, itu Hyung. Eee ... Gendong siapa itu?” Neil melihat punggung lebar Lafran yang membawa pergi tubuh seseorang, perlahan mulai menjauh.

Sampai di ruangan penuh dengan etalase obat-obatan, serta beberapa ranjang berjejer di sana. Lafran menidurkan Rengga ke salah satu ranjang yang kosong. UKS hari ini dipenuhi dengan beberapa orang yang sudah tak sadarkan diri, bahkan ada beberapanya yang muntah-muntah, hingga kesurupan. Membuat petugas PMR dan guru kewalahan menanganinya.

Di tengah keramaian di ruangan itu, Lafran memeriksa suhu tubuh Rengga dengan telapak tangannya. Panas yang dirasa saat tangan itu menyentuh dahi Rengga. Detik kelima, Rengga perlahan mulai membuka matanya. Ia melenguh merasakan pening yang sangat hebat di kepalanya.

“Gue di mana ...?” lirih Rengga saat tersadar posisinya berpindah tempat.

“UKS, lo pingsan tadi,” jawab Lafran.

“Waduh, gegara kemaren gue begadang, jadi ga fit sekarang, malah ngerepotin lo, sorry ya, Bro. Dah, sono lanjut upacara, gue tiduran di sini bentar langsung sehat kok.”

Bukannya menurut, kaki Lafran justru bergerak menuju etalase, mengambil beberapa obat yang dibutuhkan serta P3K. Ia kembali menuju ranjang Rengga. Membuka plaster penurun demam dan ditempelkan di dahi Rengga. Tentu hal itu membuat jantung Rengga berdetak bak sound jedag-jedug Tiqtoq.

“Anj- Biar gue aja bangke! Udah lo balik aja sana!” bentak Rengga dan lekas duduk saat itu juga.

Detik ketiga dari arah samping, seorang siswi  tak sengaja menumpahkan satu sendok obat tablet yang baru saja di tumbuk untuk diberikan pada murid yang tak bisa menelan langsung sebuah pil.

"Aarrrgg apa ini njir?!!" pekik Rengga saat serbuk obat itu masuk mengenai matanya.

"Aduh maaf maaf! Gerusan obatnya terbang!" panik siswi tersebut berusaha membersihkan kegaduhan.

Lafran yang melihat orang-orang sekitar kerepotan sendiri, memilih untuk menolong Rengga.

Tangan besarnya memegang kepala Rengga, Ibu jarinya sedikit membuka kedua mata itu, lalu Lafran mulai mendekatkan wajahnya bermaksud untuk meniup guna mengeluarkan sisa-sisa serbuk yang masuk ke mata Rengga.

Detik setelahnya, dari arah pintu masuk terdapat seorang pemuda yang baru saja datang.

Melihat posisi Lafran dan Rengga yang terkesan ambigu itu membuatnya berteriak,

"Hyung!"

Lafran tersentak dan lekas menoleh ke arah sumber suara. Hal yang pertama saat netra amber itu lihat adalah kekasihnya yang kini mengembungkan pipi dengan deru napas yang menggebu-gebu.

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now