4. Goblok itu takdir

16.6K 1.4K 47
                                    

Wajib follow wowok9091 sebelum baca.
Vote sama komen yang banyak, yaa🔪😊🫰soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Happy Reading ✨








Kini Neil berada di kamarnya yang bernuansa modern dengan dominasi warna monokrom dan beberapa hiasan dinding karya buatannya sendiri.

Neil melepaskan semua baju seragamnya dan melempar asal ke kasur lalu ia beranjak pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Setelah selesai bersih-bersih Neil keluar kamar dan melangkahkan kakinya di depan pintu kamar abang keduanya, lalu masuk begitu saja.

"Bang" Panggilnya

"Hmm.. kenapa.. dek....?" Jawab Nagendra (beta) abang ke-dua Neil seperti orang yang sudah diambang kematian.

"Omo! Bang! Abang begadang lagi? Itu liat itu kantung mata abang punya kantung mata!!"

Neil menghampiri Nagendra yang berada di mejanya penuh dengan kertas-kertas sketsa dan komputer serta drawing tablet (aku ga tau namanya apa pokok itu dah) yang cukup besar. Kondisi abang kedua dari Neil sudah seperti mayad hidup, muka pucat, kantung mata menghitam gelap, rambut acak-acakan, dahi yang ditempeli 'byebye fever', koyo super hot di sekujur tubuhnya, dan bahkan kacamatanya pecah.

Nagendra adalah seorang mahasiswa semester 7 jurusan desain grafis yang merangkap sebagai komikus webtoon. Dia mulai membuat komik digital semenjak duduk di bangku SMA kelas 12 dan lanjut hingga saat ini. Tentu saja akan sangat menyiksa diri untuk melakukan 2 pekerjaan yang dua-duanya butuh ekstra tenaga, pikiran, dan waktu. Nagendra sempat berpikiran untuk berhenti kuliah dan fokus menjadi penulis, namun karna sudah terlanjur semester akhir membuat dia tidak bisa mundur maupun maju, mungkin jika memang sudah mencapai batasnya beliau akan cuti kuliah dulu.

"Bang! Istirahat dulu atuh, bisa pendek umur bang kalo gini terus!"

"Dead..."

"Hah?? Dead? Siapa?? Abang yang dead??"

"Deadline... nya.. hiks.. udah dari kemaren.. harus .. selesai.. sekarang pokoknya..hiks..."

"Sudah kudugong... Dah jangan nanges sini adek bantu abang, mana yang belum kirim filenya ke tab satunya, biar adek lanjutin gambarnya di situ"

"Hiks.. makasih.. sayang adek banyak-banyak" ucap Negendra sembari memeluk pinggang adik bungsunya. Posisi mereka memang Nagendra duduk di kursi dan Neil berdiri di sampingnya.

Setelahnya Neil membantu Nagendra menyelesaikan komiknya, tugas Neil hanya membantu finishing bagian-bagian dari panel komiknya seperti mempertajam shadow dan menyelesaikan coloring serta lighting.

***

Neil memang goblok di bidang akademik, ia benci semua mata pelajaran IPA dan IPS, akhirnya dia masuk IPA karna memang mau menantang hidupnya dengan otak yang minim itu (nyari penyakit emang). Namun Neil unggul di bidang seni, ia bisa menggambar, menyanyi, akting, dan memainkan alat musik. Alasan Neil sangat menyukai drama entah itu dari film, series, komik, novel, animek, drama hidup juga :', itu karna bunda dan abang kedua Neil. Bundanya yang seorang penulis naskah film dan iklan sedangkan Negendra yang mengajarkannya menggambar dan melukis, membuat Neil sedari belia sudah disuguhkan dengan dunia seni. Neil sedari kecil sangat suka ber-akting dan melukis hingga mendapatkan banyak trofi dan piagam yang dimenangkannya pada akan seluruh pelajaran yang disuguhkan oleh menteri pendidikan kita yang harus menguasai semua mata pelajaran itu tanpa terkecuali. Nilai seni dan olah raga Neil memang sangat bagus, terlebih dia juga menyumbangkan berbagai piala dan piagam yang dimenangkannya dalam lomba seni teater, musik, serta melukis. Akan tetapi itu tidak cukup, nilai matematika, fisika, biologi dkk milik Neil benar-benar mengenaskan, prestasi Neil di bidang seni tidak bisa menutupi kekurangannya di mata pelajaran lain sehingga dia mendapatkan peringkat 3 dari bawah paralel sekolah.

Awalnya keluarga Neil memaklumi dan justru malah bangga dengan prestasi si bungsu tersebut. Namun dari pihak sekolah terus menerus menghubungi wali Neil untuk memperbaiki nilai akademisnya, hal itu membuat dari pihak keluarga harus membantu sebisa mungkin dan berusaha untuk tidak menekan dan memaksa si bungsu kesayangannya. Namun Neil yang emang batu anaknya, dia acuh tak acuh dan tetap fokus dengan apa yang ingin dilakukannya, ia tak mau diatur-atur dengan ketentuan sekolah, nilai bukan segalanya, nilai bukan penentu masa depan. Dalam batinnya selalu mengatakan 'POKOKNYA INI SALAH PEMERINTAH WAKANDA! Secara ga langsung mematikan mimpi anak bangsa(t)!!!! Goblok itu takdir, bakat itu diasah, kita ga bisa sempurna di semua bidang bangke!!!.'

[Lu pinter matematika lu aman👍... Ehem.. agak ke jurang ya... Semoga menteri pendidikan ga baca ini xixixi]

Jika Neil disuruh memilih antara menjadi aktor dan penulis seperti abangnya, tentu saja Neil lebih memilih menjadi aktor, dia memang suka menggambar apa lagi membuat komik seperti abang keduanya. Akan tetapi melihat betapa mengenaskannya hidup abang keduanya itu membuat Neil mengurungkan niatnya. Neil bukan nolep, dia seorang ekstrovert pakek banget spesial jumbo premium itu tidak mungkin bisa bertahan duduk di depan layar berjam-jam bahkan sampai tidak bisa keluar rumah berhari-hari. Oh noo~ bukan Neil banget itu...

Finalnya ia memutuskan untuk menjadi seorang aktor prindapan (eh canda prindapan :v). Sewaktu duduk di kelas 5 SD, ia diajak oleh sang bunda untuk mengikuti series sinetron yang naskah ceritanya buatan bundanya sendiri. Meski hanya pemeran figuran Neil benar-benar menikmatinya dari bagaimana dia harus berekspresi, emosi yang dikeluarkan dalam waktu tertentu, menghafal dialog dengan otak minimnya, bergerak, berlari, berteriak, pura-pura pingsan waktu disenggol odong-odong dan lainnya. Neil benar-benar excited dengan semua itu. Dia bahkan pernah mengikuti beberapa series dan film melalui orang dalam tentu saja (bundanya) dan itu menjadi pengalaman berharga bagi Neil.

Namun sekali lagi, gegara insiden Neil sekarat di kamar (heat pertama) membuat bunda serta keluarganya menentang keras Neil untuk berakting di dunia entertainment, alasannya tentu saja dunia entertainment dipenuhi orang-orang golongan kasta atas, sudah dipastikan membuat Neil menjadi sasaran empuk jika sudah berkecimpung di dunia yang terlihat jelas sisi gelapnya. Aktor dalam negeri ini saja di dominasi oleh Alpha dan beta, tidak ada satu aktor pun yang memiliki gender dominan omega atau omega.

Dan itu tidak menjadi faktor penghambat bagi Neil, ia mengasah bakatnya dari sekarang tak peduli meski ia tak bisa ikut tampil di series sinetron atau film secara resmi, yang terpenting jika Neil sudah beranjak dewasa nanti ia akan keluar dari rumah dan melanjutkan mimpinya. Tentu saja keluarganya tak ada yang mengetahui tentang hal ini.

***

Lafran baru saja memasuki basement apartemen pribadinya untuk memarkirkan mobilnya di sana. Setelahnya ia menekan tombol lift bertuliskan angka 10 dan masuk ke dalam lift. Pintu lift terbuka ia menuntun kakinya ke arah pintu bertuliskan angka 420, diikuti jari jempolnya yang menekan Smart handle door lock dan membuka pintunya. Ruangan megah dengan nuansa moderen nan didominasi warna hitam itu nampak sunyi tanpa mahluk hidup dan tak terlihat butiran debu setitikpun.

Pemuda itu memasuki kamar mandi dan membuka semua baju yang dikenakannya, lalu mendirikan tubuhnya di bawah shower dan menikmati rintikan air yang jatuh dari benda nikel itu. Setelah menyelesaikan bersih-bersihnya ia menuju walk in closet dan memilih baju santai yang akan dikenakannya. Meski hanya memakai kaos berwana biru dongker dengan celana hitam training tak menghilangkan karismanya sedikitpun.

Saat pemuda itu hendak membereskan baju seragamnya tadi, 3 buah permen berjatuhan dari saku celananya. Ia memungutinya lalu memandang 3 buah permen itu di telapak tangannya mengingat bocah random yang tiba-tiba memaksanya untuk mengantarnya pulang. 'anak aneh' batinnya. Lalu membuang 3 buah permen itu ke tong sampah yang ada di kamarnya.

Tbc





Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Where stories live. Discover now