01 {DAY 1}

764 69 45
                                    

Day 1
50 Day Challenge
Clue-----»#Kenes

Happy Reading!!!
Jangan lupa Vote sama Komentarnya yaaa









Aji Mahendra, mahasiswa baru yang tampan tapi tertutup ini memiliki banyak penggemar. Entah itu sesama mahasiswa baru maupun kakak tingkat yang juga terpesona oleh wajahnya. Baru saja dirinya bertemu seseorang dengan keadaan terluka dibagian wajah. Setelah mengobati pria bernama Noval itu, Aji langsung pergi. Dirinya hanya merasa kikuk dan canggung jika terlalu lama bersama orang lain.

"Kenapa gw nolongin dia tadi sih" sepanjang jalan, Aji tidak berhenti menggumamkan kalimat itu dengan suara kecil. Merasakan getaran kecil di sakunya, Aji berhenti mengecek ponselnya yang terdapat beberapa pesan dari Papahnya dan juga grup angkatan mahasiswa baru.

Merasa janggal dengan pesan dari Papahnya, Aji langsung melakukan panggilan telepon pada Papahnya.

"Halo Pah, kenapa?"

📞'Ji, kamu bisa ke rumah sakit Rancabadak ngga? Mamahmu kecelakaan'

"Hm. Aji kesana sekarang"

📞'iya, makasih ya Ji'

Tuutt

Telfon di tutup oleh Aji. Dirinya bergegas menuju rumah sakit yang diberitahu oleh Papahnya. Tidak, dia tidak khawatir sama sekali mendengar Mamahnya kecelakaan. Itu hanya sekedar formalitas saja untuk menghormati orang yang telah melahirkannya. Toh, dirinya juga tidak pernah dikhawatirkan sama sekali oleh kedua orangtuanya. Bahkan mereka sepertinya sudah lupa bahwa mereka memiliki seorang putra yang sudah tumbuh dewasa. Mereka seakan mengirimkan uang kepada anak yatim di panti asuhan yang biasanya setiap bulan di Jumat Minggu ketiga diberi uang bulanan.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Menyetel musik klasik favoritnya dan sesekali mengalunkan nada mengikuti musik yang menyala. Keadaan jalan cukup lenggang siang hari ini. Tidak ada kemacetan dan cuaca cukup bagus. Cerah namun tidak terlalu panas.

Sesampainya di rumah sakit, Aji langsung menuju ruang IGD. Karna berita Mamahnya kecelakaan baru beberapa saat yang lalu. Tidak mungkin sudah berada di ruang rawat-inap. Masuk ke IGD dan dapat ia lihat ada beberapa orang yang luka-luka hingga sampai di salah satu brankar tempat Mamahnya berbaring. Luka yang ada di tubuh Mamah Aji cukup parah. Di dahi, pergelangan tangan kanan yang sepertinya mengalami patah tulang karna dibedai, serta luka-luka besar di kedua kaki.

"Ji, tolong temenin mamahmu sebentar ya, Papah mau urus administrasi sama ruangan rawat-inap mamah" Aji hanya mengangguk. Begitu Papahnya keluar, ia langsung mendudukan diri di kursi yang tadinya diduduki oleh Papahnya.

"Gimana sekolahmu? Dah lulus?" Tanya Mamahnya. Aji hanya memandang wajah cantik Mamah nya yang mulai ada beberapa keriput.

Tersenyum kecut sambil menunduk, "bahkan Aji udah kuliah Mah"

'bahkan ga tau anaknya kabarnya gimana'

Mendengar jawaban dari sang putra, Mamahnya Aji terdiam. Merasa bersalah, mungkin?

Dan hingga Papahnya kembali, mereka berdua hanya saling terdiam dan Aji langsung pergi. Ntah kemana Aji akan menginap malam ini. Dirinya sedang tidak ingin pulang kerumah.

Melaju cepat dengan mobilnya. Hingga Aji melihat sebuah kedai kopi sederhana di pinggir jalan. Berhenti sejenak untuk menikmati kopi di kedai kopi sederhana itu.

"Kopi hitam satu ya Mang"

"Siap Mas, ditunggu ya"

Aji duduk di bangku kayu dan membuka ponselnya. Membuka grup angkatan yang berisi obrolan tidak penting.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now