36

81 17 0
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
#chapter36
#cluechapter36
Clue day 36
#menganak_sungai

Berasal dari kata 'anak sungai' yaitu percabangan dari sungai besar menjadi sungai kecil. Namun, 'menganak sungai' artinya berbeda, yaitu mengalir. Biasanya medan maknanya berfungsi menggambarkan aliran air mata, keringat, darah, atau cairan lainnya yang mengalir/menetes kecil dan terus menerus.

Happy Reading

***

Lelah. Itu yang di rasakan oleh Aji. Dirinya lelah berjalan kaki mencari pekerjaan paruh waktu. Tidak, ia tidak akan membuang-buang uang untuk menaiki taksi. Cuaca cukup cerah hari ini namun tidak sepanas di Indonesia. Beristirahat sebentar dengan duduk di sebuah kedai kopi sederhana di pinggir jalan.

"Ingin secangkir Kopi panas, Tuan?" Tanya seorang pelayan kedai kopi dengan bahasa inggris.

"Ah, ya. Tolong secangkir espresso." Sang pelayan mencatat pesanan di sebuah buku kecil lalu tersenyum dan memberi ucapan 'tolong di tunggu' pada Aji.

"Kira-kira, Noval berhasil dapet kerjaan ga ya?" Monolog Aji sembari membersihkan aliran keringat yang menganak sungai dari dahi hingga leher menggunakan sapu tangan yang tadi pagi, sebelum dirinya berangkat diberi oleh Noval.

"Silahkan dinikmati kopinya, Tuan. Panggil aku jika anda butuh sesuatu." Aji mengucap terima kasih pada pelayan yang ramah itu. Mengangkat cangkir kecil berisi kopi espresso dan menyeruputnya. Rasa pahit, Manis dan asam bercampur di mulutnya setelah menyesap sedikit kopi tersebut.

Setelah lama berpikir, Aji berniat bertanya pada pelayan apakah ada lowongan pekerjaan sekarang. Dan ternyata, ada. Sedang di butuhkan karyawan untuk bagian kasir. Dengan hati senang, Aji melamar pekerjaan di sana dan akan mulai untuk uji coba besok.

"Terima kasih, Tuan... Anda sangat membantu." Ujar Aji pada sang pemilik kedai kopi.

Tanpa ia duga, ternyata kedai kopi yang terlihat sederhana ini, sangat mewah. Sebuah Kafe di sebelah kedai kecil ini adalah bagiannya. Kedai ini hanya sebagai pengalihan untuk para pelanggan yang malas untuk masuk ke Kafe.

Di sisi lain, Noval mendapat pekerjaan di menjadi guru les seorang anak dari salah satu pejabat di sana. Les matematika. Untung saja, Noval menguasai materi pelajaran matematika untuk kelas sekolah dasar.

"Kapan saya bisa mulai mengajar, Tuan?" Tanya Noval dengan sedijit gugup. Oh ayolah, ini bukan dirinya sedang wawancara di perusahaan, tapi suasana di ruangan tempat Ayah dari anak yang akan di ajarnya bekerja. Sangat tegang dan terasa dingin.

"Anda bisa mulai mengajar Lusa. Pada sore hari jam 3. Ingat, harus tepat waktu." Noval mengangguk kaku. Sedikit takut dengan aura yang di keluarkan oleh pria di depannya ini.

"Baik. Terima kasih atas pekerjaannya, saya akan mengajar Anak Anda dengan baik." Pria itu tampak mengangguk sekali lalu membuka laptop miliknya.

"Untuk sementara, aku memberimu gaji awal. Namun, jika anakku tidak ada perubahan signifikan, maka, kembalikan uangnya."

Perjanjian pun sudah tersetujui satu sama lain. Noval keluar dari gedung apartemen yang lebih pantas di sebut Pent house itu dengan perasaan senang walaupun, keringatnya Menganak sungai di sepanjang pipi, ah tepatnya hampir di seluruh wajah. Dengan segera, ia mendial nomor telepon Aji dan menghubungi kekasihnya.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now