38

71 21 0
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
#chapter38
#cluechapter38

#Ajojing

Dansa berjingkrak. Bukan dansa yang elegan/ball room standart ya. Joget yang asal-asalan, biasanya di diskotik/bar dan nggak dilakukan sendirian

Happy Reading

***

Hampa. Sepi dan dingin. Kata-kata yang cocok untuk flat Aji yang kehilangan satu penghuninya. Setelah tadi berbincang dan berakhir putus, Aji memutuskan untuk tetap hidup di negara ini. Ia yakin Noval pasti akan di bawa pulang oleh kedua orangtuanya. Sangat berat baginya berpisah dengan sang kekasih yang sudah menemaninya.

"Hahh, semangat untuk diriku!!" Aji mengambil beer kalengan dan meminumnya dengan tergesa. Rasa panas menjalar di tenggorokannya karena meminum alkohol terlalu banyak.

Dengan lesu, Aji mulai memasak. Perutnya terasa lapar karena memang dirinya tidak suka sarapan ataupun makan siang. Kecuali jika bersama Noval. Membuat Omelette keju yang cukup mudah baginya.

Sedangkan Noval, sejak Aji pergi dari ruang rawatnya, pria manis itu tampak lebih pendiam. Sang Bunda sudah mencoba mengajak Noval untuk berbicara tapi Noval tetap diam.

"Noval, ayo dimakan nasinya... Yuk buka mulutnyaaa, Aaaaaaa...." Noval tampak seperti patung sekarang. Bundanya tak pantang menyerah dan terus berusaha agar Noval setidaknya memakan satu suap nasi.

"Noval. Jangan nyusahin Bunda mu itu. Buka mulut kamu dan makan." Ucapan Ayahnya penuh dengan penekanan sehingga Noval mau tak mau membuka mulutnya dan memaksa makanan masuk ke dalam mulutnya.

"Mas, jangan terlalu neken Noval... Dia bisa aja stress nanti. Gapapa kalo Noval ga mau makan, ngomong aja sama Bunda ya, nak. Jangan di paksa, nanti malah ga enak." Mata Noval tampak berkaca-kaca. Ia tak bisa lagi menahan tangisannya.

"Kamu itu laki-laki! Ga perlu nangis cuma karna putus! Terlebih, kamu jadi gay dan kamu bangga? Aneh emang ya kamu.." ucapan Ayahnya menambah luka di hatinya. Noval menarik napas lelah. Matanya masih terus mengeluarkan air mata lalu menatap kedua orangtuanya bergantian. Dalam hatinya, ia merasa tidak ada lagi yang bisa percaya sekarang. Kejadian ini benar-benar tak pernah ada di bayangannya.

Tak percaya bahwa kekasihnya, Aji, memilih menyerah.

Dirinya merasa sudah tidak ada yang bisa ia percaya sekarang.

Kenapa?

Dia hanya ingin bahagia...

Dia hanya ingin di cintai, sama seperti orang-orang...

Namun, kenapa percintaannya tak semulus kebanyakan orang?

Rumit, penuh masalah.

"Bunda, Ayah... Maaf tapi, bisa tinggalin aku sendiri?" Pinta Noval dengan wajah lelah.

"Oke, Bunda pulang dulu ya sayang... Pencet ini aja kalo kamu butuh sesuatu." Noval mengangguk.

"Kamu ngusir kami? Setelah ngusir, kamu bakal panggil pacarmu itu?" Noval menggeleng lemah saat Ayahnya begitu curiga padanya.

Walaupun tidak sopan, Noval langsung menutup wajahnya menggunakan selimut dan memejamkan matanya paksa. Berniat untuk menghindar dari orangtuanya.

"Bun, Yah, tolong.... Aku pengen sendiri."

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now