28

88 21 0
                                    

Hai Guys!!!!

Aji sama Noval hadir lagi!!
Tambah rame aja nih ceritanya.... Yakin ga mau bacaa???

#50daychallenge
#50haribersamamu
#day28
Clue Day 28
#Avunkulokal

Suatu istilah antropologi untuk menyebut adat menetap bagi pengantin baru dengan tinggal di lingkungan keluarga suami

Happy Reading 🥰🥰🥰

*****

Orang tua Aji dan Orang tua Noval bertemu. Mereka berempat bertemu di sebuah restoran yang memiliki ruang pribadi. Terasa suasana serius, kaku, dan tegang di dalam ruangan itu. Bahkan, pelayan yang tadinya ingin menanyakan perihal pesanan tidak  jadi karena ia merasa suasana di dalam sangat buruk.

"Jadi, ini adalah orang tua dari pria yang membawa kabur putraku? Haha, rupanya hanya para bajingan penjilat yang selalu membuat ku kehilangan proyek, huh? Haha, benar-benar sempit dunia ini." Ujar Ayah Noval sembari meneguk air putih yang memang tersedia di meja.

"Kalian tak jauh berbeda, kalian juga pandai bersilat lidah, bukan? Huh, sejujurnya, kita sama.. tolong, jangan menjadi sok suci di sini, dan juga, putramu lah yang membuat putraku menjadi gay." Papa Aji membalas perkataan Ayah Noval tadi.

"Jangan bercanda, putraku adalah anak baik-baik, dia bahkan menyukai wanita lebih dari pria manapun." Bunda Noval, yang biasanya terlihat keibuan dan lembut, kini terlihat tegas. Raut wajah yang ditampilkannya cukup berbeda dengan biasanya.

"Hah, Aji bahkan sudah bertunangan dengan wanita pilihan kami, tapi putra kalian, membawa kabur putraku."

Perdebatan terus berlanjut hingga beberapa pelayan pun membawakan teh serta kopi biasa sebagai pembuka. Mereka tidak memesan, namun para pelayan berinisiatif saja. Hingga seorang pria paruh baya kini masuk dan duduk di sebelah orang tua Aji.

"Anda siapa? Bisa tinggalkan ruangan ini? Ini adalah pembicaraan pribadi." Ayah Noval berusaha untuk berbicara dengan nada biasa namun tegas.

"Saya? Saya adalah Ayah dari Wanita yang menjadi tunangan Aji. Saya jelas berhak mengikuti pembicaraan ini untuk menentukan apakah putri saya, pantas bersama Aji atau tidak." Ujar Pria paruh baya itu.

Mereka berlima, hanya membuang waktu untuk membicarakan Aji dan Noval. Padahal, hal mudah untuk membuat kedua anak mereka berpisah, namun kedua pasang orang tua itu lebih dulu mengacaukannya.


***

Di sisi lain, Noval kini tengah bersiap untuk pergi dari negara ini, bersama Aji tentunya. Ia mempersiapkan pakaian yang cukup serta uang yang berada di tabungannya. Bersyukur kemarin ia pulang ke rumah dan di sana sepi, jadi Noval bisa mengambil beberapa aksesoris mahalnya serta tabungan uang miliknya yang memiliki jumlah yang cukup untuk biaya hidup menganggur selama setahun.

Dengan telaten, dirinya membereskan tiap koper. Tak lupa memasukkan barang-barang berharga. Beruntung dirinya dan Aji sudah memiliki paspor, jadi tidak perlu menunggu lama untuk bisa pergi ke luar negeri.

"Sayang~~~" panggil Aji dengan nada manja dari arah luar kamar. Noval berdehem keras sebagai jawaban dan tak lama, suara tapak kaki yang di hentakkan terdengar mendekat.

"Ih!! Sayang!!!" Aji langsung menubrukan tubuhnya pada tubuh Noval yang lebih kecil darinya itu.

"Kenapa Ji??" Noval mengelus puncak kepala Aji menggunakan tangannya yang sehat. Walaupun di gips, Noval terlihat tidak mengalami kesulitan apapun dalam mengerjakan tugas rumah. Kecuali saat mandi, ia harus di bantu karna gips tidak boleh terkena air.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now