47

69 15 0
                                    

Annyeong Cingudeul!!!

Aji sama Noval dah up nihhh, mendekati ENDING!!!

AGAKNYA, GIMANA YA ENDINGNYA????

#50Haribersamamu
#50daychallenge
#Moonseedpublisher
#day47
#chapter47
Clue Day 47
Clue day 47
#cuoveuse

Kotak pemanas bayi yang baru lahir atau inkubator.

Happy Reading

***

Masih dengan Noval dan Aji yang kini berada di taman Rumah sakit. Di dampingi beberapa suster yang sudah membawakan penyangga untuk infus Noval. Hari sudah menjelang malam. Keduanya berada pada posisi yang berbeda. Noval yang mengelus pundak Aji sembari menengadah dan menatap bulan yang masih sedikit terlihat karena tertutup awan. Sedangkan Aji yang menunduk dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya yang cukup banyak belur akibat pukulan dari Ayah Noval.

Mereka berdua saling menguatkan di situasi yang kacau ini. Batin bergejolak seolah dapat merasakan sebuah kejadian yang akan membuat keduanya terpuruk. Ah, perpisahan? Dulu, itu kata sederhana untuk Aji dan Noval, namun, entah kenapa akan terasa menakutkan jika terjadi pada mereka sekarang.

"Ji..." Panggil Noval lirih yang di balas dehem pelan dari Aji. Noval tersenyum miris. Dengan menggunakan gestur dari kepalanya, Noval meminta tiga suster di belakang mereka untuk menjauh sejenak. Lalu, Noval kembali menatap bulan.

"Bulan... Takdir ini kah yang kau beri padaku? Takdir menyedihkan yang selalu kau berikan? Kenapa, huh? Karna aku lelaki? Kita berdua lelaki dan kita tidak bisa bersama? Kenapa harus ada aturan seperti itu? Kenapa? Kami hanya mengenal cinta. Dan setauku, Cinta tak memandang apapun, entah itu gender, aturan atau apapun. Tapi, kenapa, tidak bisa?" Noval bisa merasakan Aji yang kini memeluknya sembari menangis. Ingin sekali ia menangis tanpa harus menyakiti tenggorokannya yang terus tercekat. Tapi, Aji butuh penguatan darinya.

"Kita ga bisa ngeluh, Val... Kita.. kita emang ga bisa bersama... Aku berusaha ngerti itu, tapi ga bisa! Aku sayang sama kamu, Noval Aditya.. selalu." Mereka akhirnya berpelukan walaupun sedikit sulit karena terhalang selang infus yang pendek.

Malam itu, bulan, bunga Kamboja di taman, serta kursi taman, menjadi saksi dimana dua insan yang saling mencintai, harus menerima takdir dan membuat keduanya harus berpisah. Sebuah tetes air mengenai hidung mancung Noval. Gerimis. Lihat, bahkan sebenarnya langit tak menyetujui mereka untuk berpisah, bukan?


***

"SAYA TIDAK BERSALAH!! LAKI-LAKI DI SANA YANG MEMBUAT SAYA MELAKUKAN HAL ITU!" Teriak Yunita di kursi pengadilan. Kemarin, dirinya di tangkap dan kini sedang melakukan sidang pertama untuk menentukan jalannya sidang berikutnya. Terlalu cepat? Jelas. Aji yang memintanya untuk segera memproses tiga orang yang sudah membuat kekasih manisnya terluka parah seperti itu.

Wanita gila itu, berteriak kesetanan sejak kemarin. Berteriak bahwa dirinya tak bersalah sembari menunjuk ke arah suaminya, atau mantan suaminya. Papa Zita, atau mantan suaminya juga bersalah. Pria paruh baya itu yang menyuruhnya melakukan ini dengan bayaran rujuk. Memang, Yunita masih sangat mencintai mantan suaminya itu. Jadi, saat mendengar kata rujuk, tanpa ragu Yunita menerima tawarannya tanpa mengingat resiko yang harus di tanggung.

Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang