31

79 20 3
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji sama Noval chapter 31 nih!!!
Jangan bosen-bosen yaww

#50haribersamamu
#50daychallenge
#day31
#clueday31
Clue Day 31
#Clue day 31
#Papa

Papa adalah miskin, sengsara. Atau dalam Hindu diartikan berdosa. Yg nggak enak2 pokoknya. Bisa pake _kepapaan_.

(Kita pake sengsara yaa)

Happy Reading 🥰

***

Besoknya, Lintang dan Devan memutuskan untuk mengunjungi Noval. Mereka khawatir karena semalam, Noval menelfon terlalu banyak dan saat dirinya mencoba menghubungi Noval, nomor anak itu tidak aktif. Hal itu membuat keduanya merasa cemas. Karena bagaimanapun, Noval masih lah sahabat mereka dan hal itu tidak akan berubah.

Selesai kelas, mereka berdua terlebih dahulu pamit dengan orang tua masing-masing. Lalu menghubungi Nisfya tapi gadis itu juga tidak aktif. Jadi, mereka hanya berdua pergi mengunjungi Noval.

Devan melajukan motornya stabil. Biasanya dia akan mengendarai dengan kecepatan penuh tapi dia sedang membawa Lintang sekarang, jadi keselamatan Lintang adalah yang utama.

Setengah jam pun berlalu, Lintang dan Devan sudah sampai di tempat Noval. Mereka turun dari motor dan menekan belnya.

"Novaaall!!!"

"Novaaall~~~ main yukkk." Pintu terbuka namun keadaan Noval sangat lah buruk.

"Kalian ngapain ke sini?' tanya Noval.

"Kita berdua mau jenguk lu... Harusnya gue yang tanya, Lu kemaren nelfon, ada emangnya?" Noval terdiam lalu ia menyuruh Devan dan Lintang masuk agar lebih enak mengobrol dengan duduk di sofa.

"Keknya, gue kena karma... Segala hal, yang emang dasarnya ga mungkin, ga bakal bisa gue milikin... Dan itu juga tersemat pada Aji... Gue tau, semua hal bakal balik ke kodrat mereka... Dan Aji, dah mulai kembali ke kodrat seorang pria yaitu bersama wanita." Sejak semalam, Aji bahkan belum pulang. Hal itu membuat Noval cemas, tapi melihat foto-foto yang di kirim oleh Angel dan Zita.

Aji yang berada di sebuah Club bersama Zita bahkan tidur di apartemen gadis itu. Syok? Ya, tentu saja. Noval terkejut. Sangat amat terkejut dengan Aji.

Ada apa dengan kekasihnya?

Apakah Aji sudah melupakannya?

Yah, tidak apa-apa, ujar Noval pada dirinya sendiri untuk menguatkan hatinya.

Lintang dan Devan melihat prihatin pada Noval setelah mendengar keseluruhan cerita. Mereka berdua memeluk Noval dan menenangkan nya karena Noval menangis.

Menangisi takdirnya yang begitu mengejutkan.

***

Di sisi Lain, Aji merasa pusing mendera kepalanya. Ia bangun dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang asing. Ini bukan kamarnya dengan Noval. Pandangannya mengedar ke seluruh kamar ini. Lalu, setelahnya ia panik, karena menyadari bahwa, secara tidak langsung dirinya telah mengkhianati Noval.

Dengan segera ia bangun dan berjalan keluar tanpa memperdulikan pandangan matanya yang buram. Sedikit meraba benda-benda sekitar dan memperhatikan, tempat yang sepertinya adalah sebuah apartemen.

"Udah bangun sayang?" Aji menengok ke belakang dan mendapati seorang wanita yang paling ia benci berjalan ke arahnya.

"Lu? Kenapa gue bisa ada di sini?!" Bentak Aji. Ia sebenarnya tahu, kenapa dirinya bisa di sini. Namun ia hanya basa-basi untuk menetralkan pandangannya.

"Oh? Kamu ga inget sayang? Kamu yang deketin aku, kamu ga mau lepas dari aku, kamu yang ngikutin aku..." Zita, wanita itu berjalan mendekat dan memeluk Aji. Dengan santainya, ia mencium pipi Aji dan mengucapkan selamat pagi.

Aji yang kaget langsung mendorong Zita sampai jatuh lalu pergi. Dalam hatinya, tak henti kata maaf terucap untuk Noval. Ia benar-benar tidak bermaksud untuk mengkhianati Noval. Hanya saja, ia sedang kalut semalam dan tidak menyadari siapa yang bersamanya.

Dengan langkah gontai, Aji menghentikan sebuah Taksi dan pergi. Pulang menuju Noval nya. Menuju kekasihnya dan meminta maaf walaupun pasti Noval akan marah padanya. Dalam mobil pun, Aji hanya memikirkan Noval. Tak memikirkan motornya yang entah kemana. Ia takut Noval tahu hal ini dan hubungan mereka hancur.

Sesampainya di Villa, Aji turun dan membayar taksi itu lalu langsung masuk. Ia ingin memeluk Noval nya segera dan menghilangkan semua bekas wanita itu. Tapi baru saja ia membuka pintu, sebuah bogem mentah mendarat di pipi kanannya.

"Lu kalo mau pacarin sahabat gue, pastiin lu udah gay sepenuhnya!!" Teriak Devan. Aji baru saja ingin membalas pukulan Devan tapi ia sadar. Devan seperti ini pasti karna mengetahui apa yang dilakukan olehnya semalam. Jadi, Aji hanya menunduk.

thankyou for everything, hiduplah dengan baik dan bahagia yaa, aku hanyalah salah satu orang yang kurang memahamimu dengan baik.

Noval yang berdiri di depan pintu kamar hanya bisa melihat Aji yang sedang di pukuli oleh Devan. Ia tidak tega sebenarnya, namun, apa boleh buat? Ini juga adalah kesalahan Aji.

'Aji.. hidup tanpamu memang lah sebuah Kepapaan bagiku... Hampa, sunyi dan suram.. namun, kau lah yang membuatku harus melepasmu... Selamat tinggal kekasihku.. Aji Mahendra.' Noval membawa koper berisi pakaian miliknya dan pergi. Ia melewati tubuh Aji yang ada di pintu. Baru saja akan keluar, Aji memeluknya.

Menahan Noval agar tidak pergi. Aji tahu, kalau Noval pergi sekarang, maka dirinya akan kehilangan Noval selamanya. Tidak. Dia tidak ingin kehilangan Semestanya.

"Noval plis... Jangan tinggalin aku.. aku ngaku salah karna kalut semalem.. plis sayang... Aku bener-bener ga sadar tadi malem... Sayang.. pliss maafin aku.. maaf.. maaf.. aku ga bakal bisa hidup sendirian tanpa kamu... Aku pasti bakal Papa... Noval.. jangan pergi.. hikss... Jangan pergi..." Tubuh besar Aji luruh. Ia kini memeluk kaki Noval sambil menangis. Noval juga menangis dalam diam. Lintang dan Devan ingin memisahkan keduanya, namun itu bukan lah hal mereka.

kau tau aku mencintaimu, tetapi aku mencintaimu lebih dari yang kau tau. senyuman dari sudut bibirmu sudah menjadi candu tiap kali kita bertemu, terimakasih telah hadir memberi banyak warna dihidupku.

Namun hari ini, kita mungkin akan berpisah.. kembali mengikuti realita kehidupan sendirian..

Akan memiliki pasangan masing-masing yang sesuai dengan norma...

Selamat tinggal..

Kesayangan ku, Aji Mahendra..

Noval melepas paksa pelukan Aji. Ia berjalan pergi yang langsung di kejar Aji. Pria yang lebih tinggi memeluk menahan dengan ucapan maaf yang tak henti terucap diserta isakan dari mulutnya.

"Ga Aji... Kita ga bisa... Orang tua kita bener.. kita ga bakal bisa bersatu.. kita tuh cuma salah satu dari orang-orang yang melanggar norma.. kita ga pantes kaya gini, kita tuh cuma sampah masyarakat..." Ujar Noval yang membuat Aji melepas pelukannya dan memutar tubuh Noval agar menghadap nya.

"Kamu lebih mentingin orang lain daripada perasaan kita? Emang hubungan kita berdampak apa buat orang lain? Apa kita minta yang dari mereka? Enggak kan? Apa kita ngerusak sesuatu? Enggak kan? Kita cuma sepasang insan yang saling jatuh cinta Noval... Kita tuh cuma jatuh cinta... Bukan korupsi atau semacamnya... Bahkan, para pejabat korup sama seperti kita.. melanggar Norma, tapi apa? Mereka tetap melakukannya... Apa kita ga bisa?" Noval terdiam mendengar ucapan Aji.

"Kamu beneran mau lepas hubungan ini? Aku bakal biarin kamu, tapi aku ga bakal mau nikah sama siapapun dan berbuat onar. Sampe beneran jadi sampah masyarakat." Aji pergi. Ia sudah benar-benar kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri yang mengakibatkan hubungan mereka hancur. Andai saja, andai saja dirinya langsung pulang, pasti hal ini tidak akan terjadi.


***

TO BE CONTINUE

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!!!





Aji dan Semestanya Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt