12

167 30 2
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 12 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay12
#Day12
#Balada

Balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang berupa nyanyian (dinyanyikan), kadang-kadang berupa dialog.

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Masih dengan Nisfya, Lintang, dan Devan yang sedang memperhatikan Noval dan Aji bercanda gurau di area parkir kampus. Nisfya dengan helaan napas panjang dan Lintang dengan raut wajah kecewa begitu pula dengan Devan.

"Gimana ini? Gue udah bilang ke Noval buat anter dia periksa ke psikiater tapi, gue tau dia punya trauma dan dia takut kalo gue bawa ke psikiater." Lirih Nisfya menatap sendu ke arah Noval dari sisi lain.

"Kak Nisfya aja bingung, apalagi aku sama Devan. Ingin hati ajak Noval ke psikiater yang kebetulan dia adalah kakak kandung Lintang tapi, Lintang juga ngga mau trauma Noval balik lagi sebelum diobatin." Ujar Lintang dengan wajah sayunya.

Tanpa mereka bertiga sadari, Noval dan Aji sudah pergi meninggalkan area parkir kampus. Nisfya, Lintang, dan Devan, mereka kembali lagi ke kelas masing-masing. Kembali memfokuskan diri sendiri untuk materi pelajaran yang wajib ditangkap.

"Bisa ga sih santai aja nyetirnya? Gue kaget anjir." Ketus Noval sambil memukul bahu kanan keras milik Aji.

"Ya sorry, lagian lu ga waspada." Jawab Aji seadanya.

"Asem ya nih anak. Bukannya minta maaf malah nyela kesalahan," omel Noval sepanjang perjalanan.

"Dih. Ia deh iya. Gue minta maaf, sorry, dah ya gue lanjut jalan. Pegangan yang kuat." Tutur Aji seketika melajukan motornya sampai-sampai Noval secara reflek memeluk pinggang kokoh Aji.

Tak butuh lama karena perjalanan yang sengaja disingkat, kini mereka berdua Aji dan Noval sudah sampai di depan Cafe Ice Cream Sweets yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari arah kampus.

Setelah memarkirkan motor, mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam kafe masih dengan tautan tangan kecil yang berhasil membuat pengunjung perempuan di sana bersorak histeris.

"Mereka gila ya? Perasaan kita masuk mereka udah kek reog Ponorogo liat," seru Noval merasa heran.

"Mungkin, iya. Atau emang kita cakep aja kali yak? Makanya pada teriak-teriak ga jelas kek gitu," sahut Aji menimpali ucapan Noval.

"Au deh, biarin. Toh yang gila mereka bukan kita, ya kan?" Seru Noval sekali lagi dengan kepala yang digeleng-gelengkan.

"Hm, dah kita cari tempat duduk dulu."

"Eum."

Menunggu lima menit, makanan manis yang dipesan pun datang menghampiri meja mereka berdua.

"Kan, bener kata gue. Dari aroma cemilan trus tekstur dan warna es krimnya keliatan perfect banget ga sih? Yuk cobain," ujar Noval menatap penuh binar pada sajian manis di depannya.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now