04 {DAY 4}

311 49 63
                                    

Hai Guys!!

Aji sama Noval dah sampe chapter 3 nihhh
Jangan Lupa, Vote, Komen, Follow and Share yaaa

#eventmenulis #50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay4
#clue day4
#kelindan

kelindan: benang yang berpilin; penggulung benang;benang yang sudah dimasukkan ke dalam lubang jarum untuk keperluan menjahit, dan penggulung benang atau gelendong.

Dikulum,dikunyah
Selamat membaca Semuanyaahh

⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Kegiatan Ospek untuk hari ini sudah selesai. Noval baru saja akan melaju dengan motornya, namun seorang pemuda yang baru menaiki motor disebelahnya langsung menarik atensi Noval.

"Mau pulang juga?" Tanya Noval.

Pemuda itu mengangguk. Aji, ya pemuda itu adalah Aji yang kini tengah memasang helm di kepalanya dan menaiki motor miliknya sendiri.

"Hati-hati yaa!" teriak Noval saat motor Aji mulai hilang dari pandangannya.

"Hmm, owkeyy kita mau kemana nih enaknya... Bunda sama Ayah pasti ga di rumah, males ah pulang." Noval mulai menjalankan motornya. Entah dirinya akan kemana yang penting jalan terlebih dahulu.

Disisi lain, Aji sedang menuju Rumah sakit Rancabadak untuk menemani Mama nya. Tadi pagi saat akan berangkat kuliah, Papahnya berpesan padanya untuk menemani Mamahnya sepulang kuliah. Sedikit ragu, ia takut akan canggung apabila hanya berdua dengan Mamahnya. Sejujurnya, dirinya sangat ingin dekat dengan Mama nya tapi dirinya ragu, bingung dan takut.

Ragu jika Mama nya menolaknya.

Bingung jika Mama nya tidak menyukai kehadirannya.

Takut jika Mama nya mendorongnya pergi.

Berada di depan pintu kamar VIP milik Mama nya. Mengetuk pelan pintu itu dan membukanya. Bisa Aji lihat, sang Mama sedang tidur dengan damai. Luka-luka luar sudah mulai membaik dan hanya tinggal luka dalam yaitu patah tulang di pergelangan tangan. Duduk di kursi yang tersedia di sebelah brankar dan menatap wajah cantik Mama nya yang kini mulai menua.

"Mah, Aji kangen, Aji pengen bisa disayang sama Mamah... Aji pengen deket sama Mamah... Aji pengen manja-manja sama Mamah... Kapan Aji bisa ngerasain itu Mah? Kapan?!" Aji meneteskan air matanya. Sesakit itu memang apabila kita memiliki orang tua, namun kita tidak merasakan kehangatan dari pelukan orang tua kita.

Tenggorokannya tercekat. Napasnya tersendat. Aji ingin sekali menangis meraung di sini. Menanyakan banyak hal pada Mama nya. Di pikirannya terus menggumamkan kata 'kenapa?'.

Menahan dengan sekuat tenaga agar tangisannya tidak bersuara. Kalian tahu? Menangis tanpa suara itu sangat menyakitkan. Dada nya sesak. Tangannya menutupi mulutnya sendiri agar benar-benar tidak bersuara.

Aji berdiri dari duduknya, "Mah, Aji pergi dulu sebentar." Setelah mengucapkan hal itu, Aji pergi. Lebih tepatnya ke kamar mandi. Aji ingin membasuh wajahnya.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now