37

73 19 1
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
#chapter37
#cluechapter37
Clue day 37
Clue day 37
#Mur

Mur itu adalah bahan wewangian yg dipake untuk membuat dupa atau orang indo lebih kenal dengan kemenyan

Happy Reading

***

"NOVAAALL!!!" Ayah Noval, berlari menghampiri anaknya yang terbaring di jalan dengan darah menggenang di sekitarnya. Benar, kalian tidak salah baca. Ora tua Noval menyusul ke Belanda saat Nisfya memberitahu mereka kemana Noval dan Aji pergi.

"AMBULANS!!! TOLONG! SIAPAPUN! PANGGIL AMBULANS!!" Teriak Bunda Noval menggunakan bahasa inggris. Orang-orang di sekitar terlihat ada yang sepertinya sedang menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirimkan Ambulans.

Aji, yang sedang melayani pelanggan menggantikan pelayan untuk mengantar pesanan ke bagian luar Kafe pun heran. Terlihat seperti ada yang kecelakaan. Sebenarnya ia tak ingin tahu, tapi saat dirinya tak sengaja melihat pakaian yang dipakai korban, terlihat mirip dengan pakaian Noval. Tadinya, Aji tidak ingin berpikir buruk, dan berpikir bahwa itu mungkin kebetulan sama. Namun, saat melihat kedua orang yang sangat ia kenal terlihat panik, Aji semakin yakin kalau Noval menjadi korban kecelakaan itu.

Dengan sekuat tenaga, Aji berlari menuju Noval. Ambulans sudah di hubungi dan tinggal menunggu saja. Dengan panik, Aji berusaha meraih Noval, namun, Ayah Noval mendorongnya.

"KAMU! INI SEMUA GARA-GARA KAMU!! KAMU PERUSAK SEGALANYA!! MULAI SEKARANG, JAUHI ANAK SAYA DAN PERGI SEJAUH MUNGKIN. DASAR GAY MENJIJIKAN!" Aji diam. Benar. Ini memang kesalahannya.

"TOLONG OM! SETIAP ORANG BERHAK MENCINTAI DAN DICINTAI! BEGITU PULA DENGAN KAMI, KAMI SALING MENCINTAI SATU SAMA LAIN NAMUN SANGAT SULIT AGAR BISA DI TERIMA. APAKAH KAMI SEMENJIJIKAN ITU?"

"APA KAMU GA PERNAH BERPIKIR GIMANA PERASAAN NOVAL?! DIA SERING DI CEMOOH KALO LAGI GA SAMA KAMU! ANAK SAYA, SEBENERNYA GA BAHAGIA DI HUBUNGAN INI!"

Seketika, Aji merasa semuanya diam. Hening. Dengan perlahan, Aji berdiri dan menghampiri tubuh Noval yang sudah diberi pertolongan pertama oleh salah satu warga lokal. Walaupun mendapat dorongan dari kedua orang tua Noval, Aji memohon lewat tatapan matanya agar bisa meraih tubuh kekasihnya yang kini mulai dingin itu.

"Sayang... Kamu, luka lagi ya? Gara-gara aku... Kamu pasti ga bahagia sama aku ya? Maaf... Maaf sayang... Maaf.. maaf... Maaf.." suasana sendu sangat terasa. Aji menangis sembari memeluk Noval. Sepertinya, kata maaf tak cukup untuk menebus segala kesalahannya. Kedua Orang tua Noval hanya melihat dengan datar. Tepat saat Ambulan tiba-tiba, para Ners pun mengeluarkan brankar dan mengangkat tubuh Noval.

Aji hanya diam saat tubuh kekasihnya itu di bawa pergi. Bahkan, dirinya kini kembali ke Kafe untuk melanjutkan pekerjaannya. Bukan, bukan dirinya tidak peduli pada Noval. Namun, ia hanya sedang ingin menjernihkan pikirannya.

Di sisi lain, Noval dipasangkan sebuah alat bantu napas atau selang oksigen. Tangannya kini tertancap jarum infus. Darah di kepalanya mulai di bersihkan. Tangannya yang patah tadi telah dibedai oleh warga lokal sebagai pertolongan pertama.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now