05 {DAY 5}

302 39 48
                                    


Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 5 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay5
#Day5
#Bernas

Bernas memiliki beberapa arti yakni :

- Berisi penuh (tentang butir padi, susu, bisul, dan sebagainya)

- Banyak isinya (tentang pidato, petuah, ceramah, dan sebagainya)

- Dapat dipercaya

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

***

Suasana kamar tidur yang sangat hangat karena adanya dua insan pemuda bersama dengan canda tawa mereka sebab kalimat-kalimat lelucon yang mereka buat sendiri.

Nampak di sana Noval dan Aji yang sedang asyik memainkan sebuah kartu remi dengan wajah yang serius seperti menghadapi perlombaan.

Wajah manis Noval yang terlihat gusar dengan sedikit peluh keringat di keningnya, dan juga Aji dengan wajah tampan tersenyum lebar karena merasa akan memenangkan permainan kartu remi mereka. Seperti anak kecil yang mencoba memenangkan ujian untuk mendapatkan sebuah hadiah snack dari sang pemberi. Lupa jika usia mereka sudah menginjak dewasa tapi, tidak dengan sikap mereka yang di mana satu terlihat menggemaskan namun cuek dan yang satu terlihat berwibawa namun pendiam.

Sangat sesuai jika disatu padukan dalam sebuah hubungan sebab mereka berdua seperti sudah memiliki ikatan bernas itu sendiri.

"Lu curang, ya? Kok perasaan menang mulu, ih kartu reminya ngga adil. Au, males main. Sana." Gerutu Noval sambil mengerucutkan bibir mungilnya dan berhasil membuat Aji geleng-geleng kepala. Heran dia.

"Lha, kok nyalain kartu reminya? Kan lu yang salah teknik, aneh." Ujar Aji lalu menata kembali kartu remi tersebut.

"Dih, jelas-jelas kartunya yang salah. Bukan gue, ya." Ketus Noval lalu menghadap ke arah jendela kamar tidur.

"Iya deh iya. Aelah, baru juga maen bentar dah selesai. Nih, gue letakkin balik ke meja lu." Sahut Aji lalu menghadap ke arah jendela juga.

"Hm."

"Lha, malah ngambek. Ya udah gue keluar aja kalo gitu,"

Baru juga mau berdiri, kemeja yang Aji kenakan sudah ditarik kecil oleh orang di sebelahnya. Mengurungkan diri dan duduk kembali di atas kasur empuk milik Noval.

"Apa? Kalo masih ngambek gue keluar aja, biar ngga ganggu lu." Ujar Aji menatap wajah Noval.

"Siapa bilang gue ngambek? Gue cuma kesel ya, dih kegeeran lu." Sahut Noval masih dengan nada ketusnya.

"Astaga, iya-iya gue yang kepedean deh." Pasrah Aji tidak menghiraukannya ucapan Noval.

"Nah, gitu dong dari tadi. Kan gue ngga kesel nih,"

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now