43

67 14 1
                                    

Annyeong Cingudeul!!!

Aji sama Noval dah up nihhh, mendekati ENDING!!!

AGAKNYA, GIMANA YA ENDINGNYA????

#50Haribersamamu
#50daychallenge
#Moonseedpublisher
#Day43
Clue day 43
#Cacil

Cacil merupakan adjektiva (kata sifat) yang biasanya digunakan untuk membandingkan ukuran ya.

Happy Reading!!!

***

Suara bising dari pertemuan antara besi dan kayu yang membuat Noval terbangun. Kepalanya terasa sangat pusing. Dirinya dehidrasi dan kekurangan pangan karena sedari kemarin, dirinya pingsan dan juga tidak di beri makan. Dengan perlahan, Noval menggerakkan kepalanya dan penglihatan memandang sekitar. Gelap, pengap, kotor dan sempit. Mungkin ukurannya hanya 4X4 meter.

"Ughh.." Noval melenguh saat merasakan tidak hanya kepalanya yang sakit. Namun juga seluruh tubuhnya terasa sakit. Tak lama, Pintu terdengar sedang dibuka. Hal itu membuat Noval langsung berpura-pura pingsan lagi.

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Noval terlihat memejamkan matanya. Kalau orang lain melihatnya, pasti berpikir kalau ia benar-benar pingsan. Tak lama suara wanita terdengar di pendengaran nya.

"Haha, gue tau lu udah bangun sialan! Jangan pura-pura pingsan!" Mama Zita yang masuk ke dalam Gudang pun langsung menendang kaki Noval. Wanita bernama Yunita itu dengan tak sabaran menarik rambut Noval hingga pria muda itu mendongak dengan meringis kesakitan.

"Le-pas!" Yunita tersenyum miring.

"Gak! Lu bakal ngerasain hal yang lebih dari ini, tapi kayaknya ga hari ini, lain kali, lu bakal ngerasa lu ga mampu buat hidup lagi." Noval berusaha menetralkan rasa sakitnya dengan memejamkan matanya dan menenangkan napasnya.

Yunita kini memandang remeh pada Noval. Wanita itu sedang memutar otak. Memikirkan bagaimana cara agar Noval menderita. Lalu tak lama, senyumnya berkembang. Ia mendapatkan ide yang cukup bagus. Dengan perlahan, dirinya mundur lalu sedikit berlari menuju Noval. Ia baru saja akan menendang pria muda itu, namun terhenti karena pintu yang tiba-tiba terbuka.

“Bos!! Gawat! Ada polisi ke sini!!” seorang anak buahnya berujar dengan panik. Yunita segera menutup mulut Noval dengan perban yang kemudian dilapisi kain dan keluar sembari mengunci pintu Gudang.

“sialan! Siapa yang kasih tau tempat ini ke polisi?!!” Yunita membenarkan penampilan nya dan menetralkan napasnya agar tidak terengah-engah. Kemudian, dirinya keluar dan menemui dua orang polisi yang datang ke tempatnya ini.
“selamat pagi, ada apa bapak-bapak polisi datang ke rumah saya?” Tanya Yunita dengan tenang. Tak terlihat rasa gugup di wajahnya.

“kami hanya ingin melakukan pengecekan pada anda pasca bebas.” Dalam hati Yunita menyumpah serapahi kedua polisi itu. Lalu, dengan sedikit tidak rela, Yunita mempersilahkan polisi untuk masuk ke dalam rumahnya. Polisi berkeliling rumah dan kembali ke pintu depan tanpa membuka pintu Gudang. Dikarenakan tidak menemukan kecurigaan apapun, Polisi tersebut hanya mengucapkan maaf dan terima kasih lalu pergi.

Wanita paruh baya bernama Yunita itupun membuka ponselnya. Mencoba menghubungi suaminya, Papa Zita. Setelah menelfon beberapa kali, Akhirnya panggilannya di angkat.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now