11

165 33 0
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 11 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
Day11 clue
#Sabitah

Sabitah adalah bintang yang dari Bumi, posisinya tampak tetap, tidak bergerak.

Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan.
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Noval dan Aji berangkat bersama ke kampus. Mereka berboncengan menggunakan motor Aji. Melaju dengan cukup santai sembari mengobrol tentang hal-hal di luar nalar yang hanya bisa mereka berdua pahami. Noval menyenderkan kepalanya pada baju kiri Noval. Mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir tipis Aji. Menatap dalam diam wajah Aji dari kaca spion.

"Ji." panggil Noval. Aji menjawab dengan deheman yang cukup keras.

"Lu tau Sabitah ngga?" tanya Noval. Yang ditanyai terlihat sedang berpikir.

"Ngga tau, emang apaan?"

"Cari dulu, ntar gue kasih tau..  jam maksimal, jam 11 malem udah harus bisa dijawab dan ga boleh liat internet." Aji mengangguk lalu sedikit mempercepat laju motornya karna keadaan jalan cukup lenggang pada hari in.

"Iya-Iya." Noval tersenyum dan kembali menyender di bahu lebar Aji yang cukup keras.

Mereka akhirnya sampai di kampus. Berjalan bersama menuju fakultas masing-masing. Noval berbelok menuju kantin karna memang jam kuliah nya adalah siang tapi Aji memaksanya bangun pagi

"Val." Noval tersentak saat tiba-tiba Nisfya memanggil namanya dengan cukup pelan.

Menengok ke belakang dan melihat Nisfya sedang menatapnya dengan tatapan sendu. Oh ayolah, Noval paling benci tatapan itu. Karena dirinya akan merasa menjadi orang yang paling bersalah hingga mendapat tatapan sendu seperti itu.

"Val, maafin gue ya, gue lupa, lupa lu ada trauma .... Gue lupa, maaf yaa..." Nisfya kini memeluk Noval dengan erat. Seolah seperti tidak bertemu untuk waktu yang lama.

Noval hanya diam. Bahkan tangannya tidak membalas pelukan erat kakak sepupunya. Diam. Mencoba mengerti hal yang sedang terjadi padanya.

"K-kok ga bales peluk?" tanya Nisfya. Noval, yang di tanyai bingung. Masih bingung dengan semua ini.

"Val, gue tau lu marah sama gue, tapi gue marahin lu, karna lu juga salah. Lu ngelanggar norma aturan yang berlaku di Indonesia. Ntah itu yang tertulis maupun dalam bentuk sosial media.

"G-Gue ga marah kok, cuma kaget aja... Lu tiba-tiba kek gini... Gue sadar kok gue yang salah. Suka sama sejenis itu ga normal. Emang, termasuk dalam hal-hal itu. BODOH."

"B-Bukan gitu, lu ga bodoh... Lu bisa kok sembuh, mau ya? Gue yang anter ke psikiater besok."

Noval takut. Membawanya ke psikiater malah akan membuatnya selalu teringat dengan trauma-trauma masa kecilnya yang masih sulit dihilangkan.

"Psikiater?" Lirih Noval sembari menunduk.

"Iya, lu pasti bisa sembuh terus suka cewe lagi. Soalnya kebetulan, ada temen gue, kakel lu sih berarti, nah mereka tuh pada suka sama lu. Gimana?"

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now