32

83 17 0
                                    

Annyeong cingudeull!!!

Aji dan Semestanya up nieeehhhh
Yuk terus kawal sampe kapal kita ga karam!!!

#50daychallenge
#50haribersamamu
#chapter32
#cluechapter32
Clue Day 32
#Bestari

Bijak dalam pemikiran dan pendidikan serta berkelakuan baik. Biasanya digunakan untuk merujuk orang-orang bijak yang jadi panutan di sekitarnya, contoh guru, pemuka agama, siswa teladan, dll.

Happy Reading 🥰

***

N

oval terdiam melihat Aji yang pergi. Menjauh dan semakin jauh. Pria manis yang masih memegang kopernya itu dengan kasar membanting kopernya dan berlari mengejar Aji. Memeluk pria kesayangannya dengan erat dari belakang.

"Ngga... Hikss.. ngga... Noval mau sama Aji... Noval ga mau sendirian... Ngga.. ngga mau kalo ngga sama Aji.. hiks.. ngga.. maaf.. maaf hiks..." Noval menggelengkan kepalanya brutal di punggung Aji.

"Ngga Noval, kamu bener... Kita emang sampah masyarakat... Ya kan?" Noval semakin menggeleng. Ia salah. Ia ingin bersama Aji. Ia tidak ingin bersama yang lainnya.

"Ngga! Noval mau sama Aji!!" Aji membalik tubuh nya menghadap Noval. Mereka berdua berpelukan. Aji yang lebih tinggi tak henti menciumi puncak kepala Noval.

"Maaf sayang... Maaf... Maaf.." Noval mengangguk sambil terus terisak.

Lintang dan Devan tersenyum melihat sahabat mereka. Aji dan Noval tetap bersama. Kemudian, sepasang kekasih yang nyaris kandas itu kembali ke villa. Lintang dan Devan pamit pulang, namun sebelum itu, Devan terlebih dahulu memberi peringatan untuk Aji agar tidak menyakiti sahabatnya lagi.

Setelah Lintang dan Devan pergi, Aji dan Noval duduk di sofa berhadapan. Sedikit canggung dan keadaan terasa sunyi. Hanya terdengar detakan jam dinding.

"Maaf." Ujar Aji memecahkan keheningan. Noval mengangguk. Kedua bertatapan, melihat mata bengkak masing-masing akibat menangis.

"Jadi, semalem... Kenapa kamu bisa sama Zita?" Tanya Noval. Aji menegakkan tubuhnya dan memasang wajah serius. Berusaha mengingat detail apa yang ia lakukan semalam.

"Aku.. habis nemuin Papah... Papah mau ketemu sama aku, terus, beliau pengin kita berdua putus... Aku sama papah berantem, aku yang ngerasa kesel langsung pergi, ga tentu arah dan rencananya mau menyendiri sampe tengah malem, aku sempet kirim pesan ke kamu juga kan? Nah, aku nangis sendirian di halte, dan ada orang yang nyenderin aku ke bahu nya..."

"Dan itu Zita, ya aku tau." Potong Noval. Aji mengangguk dan melanjutkan ceritanya.

"Aku kalut... Aku cuma pengen ada orang yang di samping aku, nenangin aku, dan siapin bahu buat aku... Aku ternyata di bawa Zita ke Club dan aku tanpa sadar minum banyak, tapi sumpah sayang, aku ngga ngelakuin hal di luar batas... Aku minum terus pingsan dan di bawa ke apart Zita... Pas sadar, hari udah pagi dan aku langsung pulang pake taksi." Setelah menyelesaikan perkataannya, Aji menunduk. Tak berani menatap mata kekasihnya karena merasa malu dengan apa yang dirinya lakukan semalam.

"Apa kamu ga inget aku sedikitpun Ji? Aku bakal temenin kamu... Aku bakal nenangin kamu... Aku bakal ngasih bahu aku buat kamu... Tapi... Ah ya udahlah, toh udah berlalu.. ini buat pelajaran kita, kedepannya, harus selalu inget satu sama lain, oke?" Noval memeluk Aji yang menunduk. Kepala Aji yang menyender di dada Noval, membuat telinga Aji dapat mendengar detak jantung Noval yang membuatnya tenang.

Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang