Part 4

2K 255 13
                                    

Happy reading semua!! Gimana kabar kalian??

Absen dulu gak si??

Yang gak Vote, gue sumpahin ni cerita sad end! Bodo! Nangis nangis dah kalian haha!!

"Astaghfirullahalazim Non Ara?!!" Pekik bi Inem kaget saat melihat kondisi Ara yang sangat mengenaskan.

Yaa bi Inem di perintahkan oleh Shani untuk datang kerumah karna Shani dan Cio akan pergi ke luar kota selama satu minggu karna mengurus sesuatu disana, tentu saja Zee dan Chris ikut, namun mereka akan berangkat besok, yaitu hari minggu.

"Non Ara kenapa bisa gini?! Ya Allah" Ucap bi Inem sedih lalu mengangkat tubuh Ara dan berjalan menuju kamar Ara yang untung nya tidak di kunci.

Bi Inem melepas pakaian Ara lalu menggantinya dengan yang baru, setelah selesai mengganti pakaian Ara, bi Inem langsung menelfon Dokter Irsyad untuk datang ke rumah.

"Halo, dokter Irsyad?" Ujar bi Inem.

"Iya, kenapa bi? Tumben nelfon saya?" Tanya Irsyad di sebrang sana.

"Dokter bisa ke rumah pak Cio sebentar? non Ara sakit dok, dia pingsan di gudang belakang tadi" Jelas bi Inem, yang sukses membuat Irsyad terdiam.

"Saya akan segera kesana" Setelah Irsyad mengatakan itu, iya pun menutup telfon nya sepihak dan langsung bergegas pergi ke rumah Ara.

25 menit pun berlalu, kini, Irsyad sudah sampai di kediaman Mahendra, dia langsung di sambut oleh bi Inem dan di antar untuk ke kamar Ara.

"Gimana dok keadaan non Ara?" Tanya bi Inem khawatir. "Huft, bi, apa selama ini.. Ara selalu terkena kekerasan fisik? Karna di tubuh nya banyak sekali bekas luka seperti di pukul oleh orang"

Bi Inem terdiam mendengar penuturan Irsyad, dia menatap Ara dengan tatapan sedih,

Bagi bi Inem, Ara adalah anak yang baik, bahkan sangat baik, pernah suatu ketika, anak bi Inem sedang sakit, saat itu bi Inem ingin meminjam uang pada Gracio, namun Gracio tidak memberikan uang itu pada bi Inem dengan alasan bahwa sebentar lagi bi Inem akan gajian.

Namun pada saat itu anak bi Inem yang masih kelas 5 SD harus di tangani dengan segera, tapi Gracio tetap tak peduli,

Hingga akhirnya, Ara yang tidak sengaja mendengar percakapan bi Inem dengan ayah nya pun tanpa pikir panjang langsung memberikan setengah dari tabungan Ara pada bi Inem untuk biaya pengobatan anak nya.

Ara bilang, bahwa kesehatan anak bi Inem lebih penting dari pada keperluan Ara, padahal saat itu Ara menabung untuk membeli laptop yang selama ini ia ingin kan, namun, karna Ara memiliki hati yang baik, Ara lebih memilih memberikan setengah tabungan nya untuk bi Inem.

Ara pernah berucap saat itu "Uang bisa di cari lagi, namun nyawa tidak dapat kembali" Begitu ucapan Ara.

Dan saat itu, bi Inem sangat bersyukur karna memiliki majikan berhati mulia seperti Ara.

"Bi? Bi Inem?" Panggil Irsyad, saat tak sengaja bi Inem melamun.

"Ahh maaf dokter, saya tak ingin memberi tahu kan tentang itu, saya tidak berhak dok, lebih baik--"

"Gracio dan lain nya?" Potong Irsyad cepat, dan itu sukses membuat bi Inem terbungkam.

"Huft, Ara, om janji, suatu saat akan mengambil kamu dan membawa kamu pergi dari neraka ini" Gumam Irsyad menatap nanar tubuh Ara yang terbarin lemah.

TENTANG ARA [CHIKARA] ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant