Part 46

2.2K 365 300
                                    

Hai semua! Gimana kabarnya? Baik semua kan? Alta baik nih wkwk, sedikit baik, lebih nya, baik baik aja.

Happy reading! Sorry kalau Alta jarang up, tapi ini Alta udah nyisihin waktu buat nulis, okay gak usah lama lama dah ya!

Jangan lupa vote dan komen!

Vote nya gak sampek 1 menit, jadi DI MOHON VOTE NYA WOE!!

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Boleh kah aku meminta pada Tuhan agar bersamamu selamanya?"

-Alta

"Dari mana kamu?" Suara dingin dan datar itu tertangkap di telinga Ara, yaa Ara hari ini pulang cukup malam karna dia harus kembali bekerja.

Setelah kejadian Bunda nya meninggal, Ara kembali bekerja di Cafe Milik Indah karna ayah nya sudah tak memberikan uang padanya, bahkan sepeser pun tidak.

"Ara kerja yah" Jawab Ara sedikit gugup.

"Kemari" Titah Gracio.

Ara dengan gugup pun menghampiri ayah nya yang sedang duduk dengan tatapan tajam membunuh.

PLAK!

"Lihat ini, LIHAT!!" Bentak Gracio setelah menampar Ara dengan cukup keras membuat sudut bibir Ara berdarah.

Ara pun melihat sesuatu yang ayah nya perlihatkan, sebuah cuplikan video dimana Ara sedang bekerja di Cafe milik Indah, namun yang membuat Ara bingung adalah mengapa ayah nya begitu marah?

Namun Ara terkejut ketika melihat caption di video tersebut dimana di caption video tersebut tertulis.

'SEORANG ANAK DARI GRACIO HARLAN MAHENDRA DAN JUGA SALAH SATU CUCU DARI KELUARGA GEOVANDRA BEKERJA SEBAGAI SEORANG PELAYAN'

Ara tentu melihat itu kaget, sungguh sungguh kaget, ia sempat terlupa jika dia salah satu dari keluarga terkaya.

Dan sekarang Ara tau mengapa ayah nya begitu marah.

"Sudah lihat?!" Sentak Gracio, Ara mengangguk tanpa suara.

"GARA GARA KAMU, MEDIA BANYAK MENYERANG SAYA!" Bentak Gracio.

"M-aaf Ayah, A-ara gak tau" Ucap Ara menahan tangis nya.

Ara benci menangis, dia benci air mata kesedihan, Ara membenci itu, Ara menganggap bahwa menangis adalah lemah, dia tak ingin terlihat lemah.

"KAMU FIKIR DENGAN MAAF KAMU ITU BISA MENGEMBALIKAN REPUTASI SAYA HAH?!"

Ara hanya diam sambil terisak.

Ayah nya kemudian menyeret Ara ke gudang lalu membanting Ara dengan kuat.

"ARGH!" Erang Ara merasakan sakit di punggung nya yang terbentur dinding dengan keras.

"Dasar Pembunuh! Anak saya mati gara gara kamu sialan! Dasar pembunuh!"

BUGH!

TENTANG ARA [CHIKARA] ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora