TENTANG ARA [CHIKARA] END

Part 44

Hai Hai semua nya! Gimana sekolah nya nih?

Apa kabar nya? Baik baik aja kan? Harus baik baik aja dong yaa!

Happy reading!

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Ingin merasakan sakit? Jadi lah orang tulus"

-Ara

"Shh" Ara meringis bangun dari tidur nya.

"Sak-it" Lirih Ara merasakan sakit di sekujur tubuh nya.

Bahkan untuk bergerak pun Ara seakan tak punya tenaga, dari leher sampai kaki nya terasa sangat perih akibat luka cambukan dari Ayah nya kemarin.

Mungkin selama 3 jam lebih Ara di siksa tanpa henti oleh Ayah dan kedua orang tuanya.

"Ke-napa?" Tanya Ara pada dirinya sendiri.

"Kenapa? Setelah semua nya baik baik saja, kini kembali menjadi buruk? Bahkan semakin buruk"

"Bunda maaf, Ara gak bisa sampein pesan terakhir bunda, maafin Ara bund" Batin Ara menangis tertahan.

Tring...

Tring...

Tring...

Ponsel Ara berbunyi, Ara langsung meraih ponsel nya yng memang ada di sebelah tempat Ara tidur.

"Halo Ra lo gak sekolah?"  Tanya Gita di sebrang sana.

"Emm.. Enggak Git, aku masih sedih, mung-kin besok, atau gak lusa" Jawab Ara berusaha menetralkan suara nya agar Gita tak curiga.

"Ohh yaudah kalau gitu, nanti gue ke rumah lo ya"

"G-gak usah, aku lagi m-au sendiri" Jawab Ara terbata bata.

"Oke, nanti kalau ada apa apa kabarin gue ya, oh iya, jangan lupa kabarin Chika, kasian Chika, dia sedih kalau liat lo sedih kayak kemarin"

"Mm iya Git, daa"

Tut..

Tut..

Tut..

"Maaf Chik, aku gak jujur" Gumam Ara.

Sebenarnya kemarin Ara sempat di tawarkan oleh Bastian untuk tinggal bersama Bastian selama beberapa hari, namun bukan nya Ara yang menjawab, namun Gracio yang menjawab bahwa dia tak ingin merepotkan Bastian dan juga keluarga nya.

Tentu ketika mendengar hal itu Bastian mewajarinya, Bastian berfikir mungkin karena Ara sudah sangat sayang pada Shani, Ara tak ingin jauh dari Shani.

Namun perkiraan Bastian salah, semua itu hanyalah kebohongan Gracio dan Chris agar bisa menyiksa Ara.

"Bund-a, Mama, Ar-a capek" Ucap Ara merintih.