Mata yang bersinar

179 33 143
                                    

Time travel : perjalanan waktu,yaitu sebuah konsep berjalan maju atau mundur ke titik berbeda dalam waktu, mirip seperti kita bergerak dalam ruang. Manusia nyatanya selalu berjalan dalam waktu; dalam cara segaris, dari waktu sekarang ke masa depan per satuan waktu sampai kematiannya.

.

.

.

"Hei apa kau bicarakan?"

"Tentang apa?"

"Kau sangat serius berbicara soal waktu tadi."

"Oh apa kau tak dengar sebuah cerita yang mengatakan ada lima orang yang bisa melihat masa depan dan masa lalu?"

"Apa kisah itu nyata?"

"Entahlah sampai sekarang masih belum ada kebenaran untuk membuktikan nya."

"Mungkin jika kita menemukan mereka, wah kita bisa jadi terkenal!"

"Hahaha...dalam angan-angan mu saja."

Gadis berkacamata tebal itu tanpa sengaja menjadi pendengar pembicaraan sekelompok orang yang berada di perpustakaan kota.

Entah kenapa banyak sekali yang membicarakan soal si pemegang waktu.

Vera nama gadis berambut kepang itu, kembali memfokuskan perhatian pada sebuah buku tebal alias novel fantasy yang baru saja ia baca karna tertarik. Jujur saja ia penasaran dengan kisah lima pemuda apalagi mereka kini ramai di perbincangkan karna ada banyak berita kalau mereka sangat di cari oleh para ilmuwan, salah satunya beberapa dari ilmuwan itu juga pernah menyamar menjadi orang biasa di sekitar katanya demi bertemu dengan salah satu lima pemuda itu.

Ya gila saja menurut nya, seseorang bahkan menghabiskan waktunya selama bertahun - tahun hanya untuk menemukan lima pemuda yang tak pernah muncul dari kisah nya.

"Ah apa aku sekarang mulai ikut percaya dengan hal omong kosong itu." gumam Vera karna memikirkan hal itu. Jelas dia menganggap kisah itu rumor belaka karna kebenaran tak pernah terlihat dan jika itu ulah orang lain pasti orang itu hanya mencari ketenaran saja.

Vera jelas sekali tak menyukai seorang pembohong.

Di tengah lamunannya dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Gadis itu mengernyit heran mendengar langkah itu kearahnya, perasaanya dia memilih tempat yang jarang di kunjungi orang untuk membaca karna Vera tipe gadis introvert yang tak mudah bergaul dengan orang lain sehingga ia bisa menguping orang.

"Maaf..."

"Huh?" Gadis itu menoleh mendapati pemuda tinggi putih berambut ungu itu.

Satu kata dalam benak Vera adalah...dia tampan tapi mirip dengan bunny.

Ouch apa barusan dia memuji lelaki di hadapannya ini?

"Y-ya."

Mendadak ia gugup, sangat memalukan!

"Boleh aku tanya bagian seri dari buku ini?" tanya pemuda itu sopan, tentu Vera dengan senang hati memberitahunya.

Ternyata buku yang di tanyakan pemuda itu bergenre fantasy, apa pemuda ini juga suka fantasy sepertinya?

Gadis itu mengeleng pelan, apa yang ia pikirkan!

Sedangkan pemuda bernama Steve itu binggung dengan tingkah gadis berambut kepang itu di depannya.

Lihat saja, gadis itu dari tadi melamun, lalu sadar, mengelengkan kepala, lalu mencebik kan bibir nya maju seperti cemberut.

Ada apa dengan gadis itu?!

Vera yang kembali sadar, tersenyum canggung pada pemuda berambut ungu itu, dia tak ingin ketahuan seperti orang bodoh padahal sudah ketahuan.

"Seri nya ada di rak kedua bagian kiri lemari buku-buku itu, apa kau mengerti?"

"Oke aku akan mendapatkan nya, terima kasih."

"Sama-sama."

Setelah pemuda itu pergi, Vera bernafas lega.

Baru ia merasa ketenangan kembali tapi ia kembali terkejut saat mendengar benda jatuh di rak sebelahnya.

Menoleh sedikit dia mendapati punggung lebar seorang pemuda yang menelangkupkan kepalanya di atas meja seperti tertidur.

Rupanya yang jatuh ia adalah pulpen besi milik pemuda itu.

Vera yang berniat baik lalu menghampiri pemuda itu dan sedikit membungkuk untuk mengambil pulpen tsb.

Dan saat tangannya ingin meletakkannya di atas meja tiba-tiba ada tangan yang mencengkram kuat pergelangan tangannya hingga membuat ia merasa terkejut.

Gadis itu menoleh gugup kearah pemuda berambut merah yang sedang menatap tajam kearahnya juga.

Sebuah ucapan keluar dari mulut pemuda itu.

"Mau apa kau?"

"A-aku hanya..."

Tak lama terdengar lenguhan dari pemuda berambut hitam yang sejak tadi tertidur di atas meja, tanpa sadar mata coklat Vera bertatapan dengan mata milik pemuda berambut hitam itu saat kedua kelopak mata itu terbuka, seharusnya biasa saja walau Vera akui visual dari wajah pemuda-pemuda di depannya sangat tampan ah tidak, semuanya! ia jadi berpikir apa ia hanya seorang kutu buku kebetulan yang mendapat keberuntungan seperti ini. Namun anehnya saat ia meneliti, Vera melihatnya...sebuah cahaya aneh dari kelopak mata pemuda berambut hitam itu.

Tunggu... bagaimana retina mata seseorang bisa berubah dalam sekejap?

"Sepertinya kau sudah tau lebih dari ini."ucap pemuda berambut merah di sebelah nya menyadarkan kembali lamunannya. ia kira gadis itu akan menyentuh kepala pemuda berambut hitam itu tetapi dugaannya salah.

Masa depan yang ia lihat bisa meleset huh? siapa gadis ini sebenarnya...batin pemuda berambut merah tadi.

"Maaf kan aku, sebenarnya aku sama sekali tak berniat menganggu kalian. Tolong biarkan aku pergi..."

"Tapi kau mengetahui nya."

Sementara itu pemuda berambut hitam yang memiliki mata rubah itu hanya bisa menatap ke depan linglung karna jujur ia ketiduran.

"Ben ada apa? siapa gadis itu?"

"Kak Niel, dia adalah gadis aneh."

"Hei aku tau aku payah dalam penampilan jangan sembarang menyebut ku aneh!" ucap Vera tak terima dengan ungkapan pemuda berambut merah bernama Ben itu.

"Memang kau aneh."

"Dasar cowok..."

"Hentikan."

Ucapkan datar Daniel membuat mereka berdua terdiam saling memalingkan muka satu sama lain.

Daniel mengusap mata nya dan entah kenapa tingkah itu sedikit lucu di mata Vera.

"Aku akan memberi waktu kalian untuk jujur, 1 menit."

"Gadis itu masalah nya."

"HAH! APA LO BILANG COWOK PINK!"

"HEH BUKAN BERARTI GUE SUKA PINK YA KARNA PAKAIAN GUE SEKARANG PINK DASAR GADIS ANEH!"

"LO YANG ANEH!"

"LO!"

"ENGGAK LO!"

Akhirnya mereka berdua terus berdebat.

Sedangkan Daniel hanya tersenyum karna melihat pertengkaran kecil di depan kedua matanya sebagai hiburan.



Give Your Time[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang