Mengucap mantra

16 6 2
                                    

'Tidak....hal itu tidak boleh terjadi...karna aku tau dia akan menghadapi takdir yang sangat menyakitkan, aku hanya ingin kembali ke masa depan bertemu para member.

Kalau ceritanya berubah aku tidak bisa bertemu dengan mereka lagi.'

.

.

.

"Aku menemukannya!"

Rupanya Malvin lah yang pertama kali menemukan buku itu persis dengan apa yang terjadi pada nasib mereka bertiga di masa lalu.

Buku bersampul coklat tua dengan gambar misterius serta ukiran kuno, sebuah buku yang tak pernah mereka ketahui berasal dari mana hingga berada perpustakaan sekolah mereka.

"Dimana kau menemukannya?"tanya Vera, ketiganya berkumpul di salah satu tempat paling ujung rak buku.

"Kau lupa?" Malvin balik bertanya, dia menunjuk kearah patung singa di dekat sebuah rak.

Daniel yang begitu penasaran mendekati patung itu dan menyentuhnya dan tak di sangka saat tangannya tanpa sengaja menekan kepala singa itu tiba-tiba sebuah rak bergerak memutar memperlihatkan celah ruangan lain.

"Di situlah aku menemukan buku ini."Malvin melanjutkan ucapannya.

Daniel merasa dejavu melihat itu. Teringat insiden saat di dekat dinding yang menuntun mereka menuju pintu rahasia yang sama persis dengan ruang rahasia di mana Malvin menemukan buku itu.

Taehyun juga menemukannya.

"Buka bukunya dan cari sebuah halaman......"

"Lalu apa yang kita lakukan?"

"Aku hanya mengingat kalau kita membaca sesuatu di buku ini seperti sebuah tulisan bertinta emas atau entah itu kalimat mantra?"

"Kau benar."

Ketiganya saling mendekat satu sama lain lalu Malvin membuka buku itu, tak lama dia menemukan kalimat bertinta emas di sana.

"Mari kita baca bersama..."

"Kuharap setelahnya masalah ini berakhir."

Mereka berdua mengangguk mendengar ucapan Daniel.

"Bagaimana dengan yang lain?" pertanyaan itu terlontar begitu saja, jujur Malvin masih penasaran dengan dunia di masa lalunya.

"Maksud mu mereka? cih kau membuat ku mengingat semuanya dengan detail, setelah orang-orang gila itu menembaki semua murid aku ingat kalau sekolah ini akan di boom untuk menghilang kan jejak kriminal mereka akan tetapi bau busuk kejahatan masih tercium hingga para polisi berhasil menangkap mereka walau membutuhkan waktu berbulan lamanya."

"Kau tau dari mana?"tanya Daniel jujur saja dia sedikit kagum dengan pengetahuan Vera, gadis itu telah mengetahui hal yang tidak pernah dia tau?

"Karna aku selalu bermimpi menjelajahi masa lalu ku dan aku mencari berita yang pernah di tinggalkan beberapa tahun silam."jawab Vera.

"Wah kau hebat setidaknya kita tau alasan kematian kita."

"Kita belum mati kalau kau lupa saat itu."

"Hehe sayangnya aku masih tak percaya dengan apa yang terjadi selanjutnya."ucap Daniel membuat kedua temannya terkekeh karna merasa lucu.

Mereka bertiga lalu saling memandang satu sama lain sebelum menghela napas karna rasa gugup itu mendominasi.

"Aku yakin kita pasti berhasil." ucap Vera pelan, suara lembut serta mata hanzel yang biasanya dingin dan kosong itu menatap teduh pada dua temannya membuat dua pemuda itu tertegun, karna mereka sekarang bisa lihat kepolosan murni di mata gadis itu. Malvin langsung menggelengkan kepalanya karna tak mau terpengaruh berbeda dengan Daniel sepertinya pemuda itu benar-benar jatuh hati pada sosok Vera, entah kenapa pertemuan mereka berdua saat Vera masih di tindas dan dia selalu bertindak menolongnya membuat perasaan yang mulai tumbuh dari dalam hatinya.

Vera sepertinya kau telah berhasil.😏

"Hei ayo fokus." tegur pemuda bermata grey itu menyadarkan pemuda pemilik kelopak unik yang di sebut rubah itu.

Vera berdecak kesal karna dia jelas tau Malvin membaca siasatnya dan berusaha mengacaukan rencananya membuat Malvin rasanya ingin tertawa keras tapi di berhasil menahannya.

"Give your time...berikan aku kekuatanmu...berikan aku semuanya...biarkan aku jadi pengendali nya....biarkan aku mengontrol...karna waktu adalah milik ku."

"Berubah menjadi air untuk mengalirkan semuanya, mengubah apa yang tak pernah lihat...dan mengetahui sebuah rahasia yang selamanya di sembunyikan." ucap Daniel melanjutkan ucapan Malvin.

Mereka secara bergantian membaca kalimat tinta emas itu dan terakhir adalah Vera, selain kalimat tak bertinta emas adalah pantangan yang tak pernah mereka lakukan karna takut terjadi kesalahan.

"Kami adalah anugrah.. keistimewaan yang tak akan bisa di ambil oleh jiwa seseorang yang jahat, hanya jiwa murni yang bisa menghentikan nya. Kebaikan tak pernah mati karna kami mengabdi padanya..dunia telah berubah...semua juga berubah ...tapi kami tidak akan berubah..kami akan selalu sama karna ini bentuk pengabdian kami...waktu adalah emas...dan waktu yang berharga menjadi

Milik mu."

Tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul setelah baris kalimat terakhir di baca,  pemuda blonde lemon itu lalu menutup kelopak mata nya sambil mengerutkan kening saat cahaya itu makin terang hingga ia tak bisa melihat apapun.

Give Your Time[END]✓Where stories live. Discover now