The begin the past

16 5 0
                                    

Untuk menyusun sebuah puzzle yang salah maka kau harus memulainya dari awal.

Waktu adalah hal rahasia yang tak di ketahui seseorang. Sebuah pepatah pernah berkata ada kala baik memperhatikan orang yang lewat hanya sekilas saja lalu di masa yang akan datang tanpa sengaja kita melihat orang yang sama, bukti kalau dunia itu tak sempit kan?

Begitu juga dengan hari kamu terus melakukan kegiatan yang sama tapi saat merencakan hal lain rencana jadi tertunda alias tak bisa karna suatu halangan.

Biasakan kau mendapat jawaban dari pertanyaan puzzle waktu?

Jawabannya adalah menjalani waktu mu bersama sosok yang berharga, kalau kau tak mempunyai seseorang yang selalu di sisi mu setidaknya menikmati kehidupan sederhana mu dengan hal kecil membuatmu bisa selalu tersenyum simpul tapi untuk menyembunyikan tangisan mu saat berada di tempat sepi.

.

.

.

"Daniel."

Pemuda berambut hitam itu memandang kearah sebuah tempat yang dulu menjadi kenangan kelam yang tak pernah di ketahui oleh siapapun.

"Kita sudah sampai?"

"Ya." Jawab singkat Malvin sambil menunjukkan senyum simpulnya.

(Kita panggil Yeonjun sekarang Daniel sesuai panggilan Malvin.)

Pemuda berambut  blonde itu menatap kearah gedung besar yang tak asing. Entah kenapa saat ia melihat bangunan itu perasaan nya menjadi sedikit gelisah akan sesuatu.

"Apa kau masih ingat dengan tempat ini?sekolah kita yang telah lama di tinggalkan tapi kita kembali ke masa di mana sekolah ini masih di gunakan."

"Malvin..." ucapan Daniel terpotong saat mendengar suara keributan dari belakang mereka. Kedua pemuda itu lalu menoleh dan terkejut saat melihat sekelompok pemuda yang tengah menyeret seorang wanita ke gang sempit.

"Kita harus menolong nya!" ucap Daniel yang mempunyai perasaan paling sensitif, jujur saja ia iba namun tindakannya justru di hentikan oleh Malvin yang menatapnya dengan pandangan sulit di artikan.

"Malvin! apa mau mu! bukan berarti kita hanya diam dan menonton saja saat ada seseorang yang membutuhkan pertolongan!" pemuda itu menatap tajam Malvin yang mencegahnya.

"Kau tak mengenali wajah gadis itu? dia adalah Vera."

"Hah! tunggu... maksud mu." sontak mata Daniel membulat sempurna dia mulai mengerti...

"Kita berada di waktu saat Vera masih mengalami pembullyan di sekolahnya." ucap Malvin enteng membuat Daniel mengeryitkan keningnya.

"Lalu kenapa kita tak menolong nya!"

"Kau tidak bisa, selama kita bukan menjadi bagian masa ini maka kita tak bisa membantunya tapi kita harus menemukan diri kita yang lain di dunia ini artinya masih ada kesempatan agar bisa kau menemui diri Vera di masa ini." jelas Malvin.

"Tapi dia Vera asli kan?"tanya Daniel.

"Ya mungkin, karna dia terjebak di masa lalu kita bahkan tak bisa mengenali langsung karna dia terlalu lama menunggu kita Daniel."

"Artinya dia sudah lama terjebak di sini?" gumam Daniel lirih di angguki pelan Malvin.

Namun pemuda bermata grey itu kembali tersenyum.

"Ini belum terlambat, kita masih bisa menjemputnya untuk pulang." mendengar itu spontan Daniel merasa antusias kembali.

"Khekhe seperti kau sudah tak sabar menemuinya..."

"Ayolah cepat! kita harus menolong nya!" kukuh Daniel menetapkan pendiriannya. Tanpa dia sadari Malvin diam-diam menyeringai.

'Inilah yang membuat Vera menyukai mu, kau tidak tau saja wanita itu begitu licik memanfaatkan kebaikan seseorang agar dia selalu di dekat nya. Aku sudah mengetahui tentangnya saat dia membongkar kedok kenapa dia berpura-pura selalu lemah di depan mu dan menganggap dirinya selalu bergantung pada mu itu karna dia sendiri telah memilihmu Daniel, sayang sekali pemuda lugu seperti mu selalu bersama kami mulai sejak saat itu.'

Ya Malvin telah mengetahui sesuatu yang tak pernah di ketahui Daniel, kalau semenjak pemuda berambut blonde lemon itu menolong seorang gadis lemah yang mengalami perundungan dirinya tanpa sadar juga terperangkap ke dalam lingkup pertemanan yang di mulai menjerumus ke obsesi.

Vera sangat menyukai pemuda itu.

Namun obsesi Vera berakhir saat sekolah mereka mengalami sebuah kejadian besar.

Yang membuat mereka memiliki kekuatan spesial dan trauma kembali ke masa lalu.

...

Pemuda bersurai terang itu mengeluh sedari tadi, bahkan dia merasakan kedua kakinya pegal, untung nya keberadaan mereka masih tak kasat mata alias tak banyak manusia yang melihat mereka.

Kedua pemuda itu berada di halaman belakang sekolah setelah mengelilingi satu sekolah demi mencari raga mereka yang lain.

Lalu bagaimana mereka melewati satpam sekolah yang selalu berjaga di depan, jawabannya mudah yaitu memanjat dinding artinya mereka berdua tak melewati gerbang besi itu untuk tak membuat seseorang mencurigai mereka padahal dia barusan menjadi penyusup yang sayangnya sangat tampan.😂

"Malvin kau serius mereka ada di sekitar sini? tapi kenapa dari tadi kita tak bisa menemukan mereka!" ucap Daniel.

"Mana aku tau, justru kau itu kenapa panik begitu?"

"Yak! apa kau tak khawatir pada Vera! bagaimana jika terjadi sesuatu kalau kita terlambat lagi." ucap Daniel begitu dramatis hingga Malvin meroll kan matanya.

"Kau terlalu berlebihan." gumamnya pelan.

"Apa? kau bilang sesuatu?"

"Tidak." ucap Malvin sambil mengelengkan kepalanya.

Mata rubah Daniel kembali berpendar ke sekeliling tempat terlihat sepi. Angin sepoi-sepoi menyapu helaian rambut kedua pemuda tsb.

Hingga kedua kelopak Daniel membulat saat melihat seseorang berjalan kearah mereka dengan gaya coolnya.

"Dia...hei Malvin kenapa dia mirip sekali dengan mu!" ujar Daniel menunjuk seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari mereka, wajahnya begitu persis Malvin jangan-jangan itu kembaran...

Tak!

"Aduh!"

Tanpa perasaan Malvin menjitak kepala pemuda rubah itu.

"Itu sebabnya aku selalu melakukan ini karna ekspresi mu membuat aku bisa membaca pikiran mu itu Daniel, dia bukan kembaran ku tapi dia adalah aku."

"Hah!!!"

Malvin membantu menutup mulut Daniel.

"Memang kenapa? kau iri dulu aku masih muda dan sangat tampan?" ucap Malvin sambil menaikan alis nya naik turun mencoba menggoda Daniel. Akhirnya sifat dingin Malvin mencair karna sifat narsisnya kembali...

"Cih kau tetap saja sama! besar seperti preman sekolah terkadang aku heran kau itu sebenarnya satu sekolah dengan ku!"

Give Your Time[END]✓Onde histórias criam vida. Descubra agora