Penyelamatan

27 6 0
                                    

Ruangan yang sama, seperti sebuah tempat yang Daniel pernah jumpai saat ia menjelajah waktu.

"Kau pernah berkunjung kesini kan?" ucap Nicole seolah menebak apa yang ia pikirkan.

Daniel hanya menjawab dengan anggukan sekali,  pria itu lalu menyuruhnya duduk di sebuah kursi kayu dan dua tangannya masih di borgol.

"Apa kau haus?" tanyanya meletakkan sebotol air di depan meja kecil yang ada di hadapan mereka berdua.

"Sedikit." jawabnya.

Nicole lalu membuka penutup botol air itu dan kembali meletakkannya di sana.

"Minumlah."

Vera yang melihat itu sangat geram dengan perilaku Nicole, dia lalu mengambil botol dan menempel kannya di mulut pemuda berambut hitam itu seolah membantu Daniel untuk minum.

Nicole membiarkan gadis itu berbuat semaunya, nanti setelah rekannya datang dia akan mengusir gadis itu karna pasti akan menganggu pekerjaannya.

"Terima kasih." ucap Daniel.

Vera hanya diam tak membalas.

"Katakan semuanya pada ku, selama ini kau bersembunyi di mana?" ucap salah satu wanita berseragam menginterogasinya.

"Di sekitar kalian." jawab Daniel entah itu jujur atau kebohongan tetapi membuat Nicole dan polisi itu percaya begitu saja padanya.

"Rupanya kau menyamar sangat baik."

"Ya bagaimana pun dia kan pengendali waktu."

"Diamlah aku tak bicara pada mu."

"Galak sekali ibu ini."

Wanita bernama Reika itu mendengus, dia memang sudah menjadi ibu yang memiliki dua anak kembar dan sayangnya ia tak bisa meninggalkan pekerjaan selama ia belum berhasil melacak keberadaan si pengendali waktu dan akhirnya penantiannya tiba.

Dia sudah terlalu muak serekan dengan pria duda jelek yang selalu menggodanya itu, apalagi dia juga tak memiliki suami semenjak pria yang dulu di cintainya itu selingkuh dan meninggalkannya serta dua anaknya demi wanita lain, semenjak itu hati nya menjadi beku untuk percaya dengan seorang pria yang mendekatinya atau mengatakan untuk serius dengannya lagi.

"Aku mengantuk." ucap Daniel menyadarkan kembali lamunan mereka masing-masing.

Pemuda rubah itu lalu menutup kedua matanya. Ia sama sekali tak panik jika dirinya berada di tempat yang menjadi trauma masa lalunya dan teman-temannya, bahkan pemuda itu sekarang tertidur seperti pemuda yang tak memiliki dosa apapun, berbeda dengan Nicole yang mulai merasa ragu dengan keputusannya saat ini padahal sebelumnya dia yang sangat egois untuk menuruti ego dan obsesinya.

"Apa tujuan mu sebenarnya?" tanya Vera jujur saja ia masih sangat khawatir dengan keadaan Daniel yang sekarang berada di di tangan ilmuwan itu.

Apa yang nanti ilmuwan itu lakukan pada nya?

"Rencana? sial aku melupakan dia..."

"Kenapa? apa yang salah?" tanya Reika.

"Kau telpon dia! jika dia tak datang dalam waktu lima menit maka jangan salah kan aku jika anak ini berhasil lolos lagi." ucap Nicole.

Dia menanyakan tentang keberadaan rekannya itu, rekannya yang juga seorang polisi berniat pergi ke masa lalu untuk menebus kesalahannya pada keluarga nya maka dari itu mereka berdua membutuhkan pengendali waktu agar rencana mereka berjalan dengan lancar.

...

Di sisi lain.

"Kau yakin ini tempatnya?" keempat pemuda itu kini berada di tempat yang sangat gelap serta beberapa sisa - sisa bebatuan yang menumpuk di atas tanah yang menjadi pijakan mereka.

"Bangunan ini pasti tua sekali..." ucap Kai.

"Tentu saja sudah bertahun-tahun kita tak mengunjungi tempat ini." jawab Ben.

"Lalu untuk apa kita kesini?" tanya Steve.

"Apa kau lupa? dulu Daniel melakukan eksperimen nya dengan membuka portal ke dimensi ruang waktu." ucap Terry masih mengingatnya karna hal itu lah yang membuatnya selalu ingin melindungi Daniel karna pemuda rubah itu mirip dengan sosok kakak yang ia impikan.

"Sudah lama sekali ya...dia mungkin juga masih ingat." ucap Ben, dia merindukan masa kecil mereka berlima. Di mana semua itu masih baik-baik saja....namun benar kata pepatah dunia  tak pernah baik-baik justru kata itu hanya sebagai ungkapan penyemangat bagi manusia yang putus asa.

Jika tak ada rasa sakit atau itu tak pernah ada maka dunia sudah berakhir sejak lama.

"Di mana pun dia selalu memikirkan kita apa kau tau itu?"

"Tentu saja itu karna dia sering melindungi kita."

"Dan untuk sekarang kita akan melindunginya."

Ucapan Steve sontak membuat yang lain mengangguk setuju. Lalu ke empat pemuda itu saling berjejer berdiri di  depan pilar bangunan yang roboh sambil memejamkan kedua mata mereka.

.

.

.

"Mereka sudah memulainya..."

"Mereka?"

Pria bernama Lio itu binggung dengan gumaman yang keluar dari mulut pemuda yang masih berada di tempat duduknya.

Dia adalah rekan Nicole, komandan polisi dari dua anak buah berbeda gender Reika dan Elliot.

Nicole sendiri juga heran kecuali Vera yang mulai menangkap keanehan di atas atap tempat itu yang sayangnya sudah banyak lubang besar hingga ia bisa melihat langit.

"Langit nya berubah malam!"

Dan benar saja apa yang di katakan nya kalau hari yang tadi siang berubah menjadi gelap.

"Bagaimana mungkin ini terjadi?"

"Hei lihatlah mata pemuda itu!" ucap Elliot sedikit panik saat melihat pemuda rubah membuka matanya namun iris kedua bola mata itu berubah alias berwarna emas.

"Apa yang kau lakukan!" ucap Nicole pada Daniel, tapi pemuda itu tak menggubris nya.

"Apa dia yang melakukannya? mustahil hari berganti malam secepat ini!" ucap Reika masih di tengah kebingungan nya.

Lio tanpa saja memandang kearah arloji yang di pakainya, tapi anehnya jarum arloji itu berputar sendiri seperti maju atau mundur.

"Dia sedang mengendalikan waktu, hentikan dia!" perintah Nicole.

"Caranya?" tanya Elliot tak tau.

Gadis itu menghampiri Daniel dan berdiri di dekat tempat pemuda itu.

"Tidak akan kubiarkan kalian menyakitinya!"

"Hei menyingkir lah gadis kecil! kau tidak tau apa-apa..."

"AAAAAA APA ITU!!" teriakan serta kepanikan Reika membuat semua orang di sana juga terkejut.

Suilet-suilet cahaya seperti angin puting beliung mengelilingi seolah memerangkap mereka. Tetapi tak hanya itu saja...

Cahaya itu mirip dengan bayangan dari rekaman film bioskop yang di putar, dimana semua orang mulai bisa melihat masa lalu mereka masing-masing.

"SESEORANG BISA KATAKAN PADA KU APA YANG TERJADI HIKS! " Reika mulai ketakutan saat ia mulai melihat adegan suaminya sendiri berselingkuh di depan matanya.

"TIDAK! INI BUKAN SALAH KU! DIA YANG TELAH MEMBUNUHNYA BUKAN AKU!" ucap Elliot yang menyesali ketika dia gagal dalam misi menyelamatkan korban penculikan malah dia di tuduh membunuh korban penculik yang di temukan telah tak bernyawa. Hal itu membuat karir nya hampir terancam dengan hukum tindak pidana.

"PEMERINTAH ITU GILA! BAGAIMANA DIA MEMBERI HUKUMAN PADA PUTRA KU YANG MASIH REMAJA!" ucap Lio berteriak dalam rasa putus asanya karna hakim telah menjatuhkan hukuman hingga putranya yang masih 17 tahun masuk ke dalam jeruji besi karna kecurangan seorang pengacara pelaku pembullyan yang di alami putranya sendiri tapi semua orang tak percaya dan malah membenarkan omong kosong pelaku.

Give Your Time[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang