Memanipulasi waktu

25 7 1
                                    

"PUTRA KU ANAK BAIK...DIA TAK BERSALAH KUMOHON BEBASKAN DIA."

Di waktu itu Lio dan keluarga hancur, setelah kasus itu terjadi rumor buruk tentang keluarga mereka menyebar luas di masyarakat hingga keluarganya di kucilkan.

Sementara itu Nicole tak percaya dengan apa yang di lihat di hadapannya. Kini ia juga melihat masa lalunya di mana saat ia sedih karna tak mampu membayar biaya operasi putranya dan kemudian saat ia sukses dia melupakan dua sosok yang dulu mati-matian mendukungnya dan selalu berada di sisinya.

Dia mengacuhkan mereka membuat karna dari kesalahannya itu terjadi hingga istri dan putranya pergi meninggalkannya seorang diri.

Kehidupan nya sebagai ilmuwan sekarang hanya formalitas dari rasa kesakitan nya selama ini.

Dia tetapkan seseorang yang kesepian dan tak memiliki siapapun lagi.

Pria paruh baya itu lalu berjalan mendekati Daniel dan berlutut di depan pemuda rubah itu.

"Hentikan ...ku bilang hentikan apa yang telah kau lakukan pada kami!"

Daniel menatapnya, warna matanya masih sama tak berubah.

"Profesor...bagaimana rasanya hm? ini lah yang kami lihat dari kalian semua. Tidak ada kebebasan hanya ada masa dan waktu yang kami punya, mungkin kalian tak bisa melakukan apa yang kamu lakukan tapi kalian masih memiliki waktu berharga bersama orang-orang yang kalian sayangi. Tapi kau malah menyia-sia kan itu semua..."

"Kenapa kau melakukan ini pada ku? apa kau mau memperlihatkan banyak kesalahan yang ku perbuat di masa lampau?"

"Aku tak pernah ingin memperlihatkan atau menunjukkan kemampuan spesial ku pada kalian, karna aku tau reaksi kalian seperti apa tapi kau sendiri yang telah melakukan..."

"Maafkan aku...maaf."

"Jangan meminta maaf pada ku seharusnya kau meminta maaf pada orang yang kau sebut keluarga di masa lalu. Aku hanya ingin membuka  portal agar kau bisa memperbaikinya karna aku mengulang waktu untuk mu, kami berlima bisa pergi ke tempat lain yang tak akan pernah kalian duga.

Kalian juga tak akan pernah melihat kami lagi, tidak akan...tetapi aku akan memberimu sebuah ingatan tak terlupakan karna kau mungkin berhasil menangkap seorang pengendali waktu. Ini menjadi terakhir pertemuan kita...profesor kau telah gagal, sayangnya aku masih punya banyak waktu untuk bersembunyi dari mu."

Sayangnya Nicole yang tak mendengar ucapan Daniel, sehingga kalimat terakhir yang ia ingat saat pemuda rubah itu menepuk pundaknya.

"Profesor...Selamat tinggal."

Daniel memandang ke arah Vera.

"Saat kita bertemu lagi aku ingin kau mengalahkan ketakutan di masa lalu mu. Bisakah kau berjanji?"

"Aku janji."

Keduanya saling menautkan jari kelingking satu sama lain, entah apa maksud Daniel tetapi Vera merasa dia harus menepati janji yang di buat nya agar ia bisa bertemu dengan pemuda rubah itu.

"Sampai jumpa...

Daniel."

...

"Kalian berhasil melakukannya."

Keempat pemuda yang masih berada di tempat itu langsung menoleh kearah pemuda yang secara tiba-tiba muncul di belakang mereka.

"Bagaimana kau?"

"Tak usah heran lagi jika itu dia." ucap Terry memotong ucapan Steve. Mereka berlima saling pandang lalu tersenyum.

"Kak sekarang kau akan membawa kami ke masa depan kan?" tanya Kai.

"Kira-kira kita sudah sedewasa dan menjadi apa ya nanti di masa depan?" Meski mereka manusia yang tergolong superhumans tapi Ben tidak menebak apa yang akan terjadi di masa depan begitu juga Daniel.

Dia hanya memanipulasi waktu bersama keempat anak lain yang menjadi penjelajah waktu sejak bersamanya.

"Coba tebak..."

"Jangan sembunyikan senyum misterius mu itu." ucap Steve jengkel pada kakaknya itu. Pasti Daniel memiliki sesuatu yang hanya ia ketahui.

Lagi pula memang seperti itu pemimpin mereka, membuat ia mengerti dengan kepribadian sosok di depannya itu. Tetapi menjadi seorang leader bukan hal perkara mudah, dia yang memiliki tanggung jawab besar dan terkadang membuat Daniel kesulitan pemuda itu akan membutuhkan mereka.

"Ini bukan rahasia lagi kan?" tanya Ben. Pemuda berambut merah itu mengeluarkan aura intimidasi nya dengan kedua mata berwarna coklat indah yang menyipit seolah menatap lekat leader mereka.

"Tidak, kalian hanya harus mencari jawabannya sendiri."

"Setidaknya beri kami petunjuk!" Pemuda blesteran berambut bule itu merengek padanya hingga membuat Daniel terkekeh.

Adiknya sudah besar tapi masih mengemaskan. Begitulah pikirnya.

"Aku akan membawa ke suatu masa di mana kita membangun sebuah grup yang berjaya sehingga mengegerkan satu dunia."

"Maksud mu..."

"Sayangnya setelah aku mengatakan ini, sebagian dari semua ingatan kalian sekarang akan hilang jadi...sampai jumpa teman-teman."

Bersamanya itu sebuah cahaya dari portal muncul, membuat keempat pemuda itu berdecak kagum sekaligus heran.

Terry memandang kearah Daniel.

"Kak, apapun yang terjadi berjanjilah untuk tetap bersama kami, karna aku tak bisa hidup tanpa mu. Hahaha.. mungkin itu terdengar aneh kan?" ucapan Terry membuat Ben yang berada di sampingnya tiba-tiba berteriak.

Mereka berlima masih berdiri dengan posisi melingkar dan saling menggenggam tangan satu sama lain.

"KITA BERLIMA AKAN SELALU BERSAMA SAMPAI MAUT MEMISAHKAN!!!"

"HEI BUKANKAH ITU TERDENGAR GILA!"

"AKU TAK PEDULI BAHKAN JIKA HARUS MENENTANG TAKDIR SEKALIPUN!"

"KAU BENAR!"

"KALIAN SEMUA BENAR-BENAR GILA!"

"HAHAHAHA... MENJADI LEBIH ANEH DAN GILA ITU BEDA TIPIS!" ucap Daniel sambil tertawa membuat keempat adiknya yang melihat itu senang.

"BAIKLAH UCAPKAN PERMOHONAN KITA TADI AKU MELIHAT BINTANG JATUH!"

"HEI BUKANKAH ITU CAHAYA PORTAL DI ATAS KITA?"

"OH IYA AKU LUPA!"

"TAPI AKU AKAN MEMBUAT PERMOHONAN SECARA TERANG-TERANG, AKU MINTA AGAR DI KEHIDUPAN SELANJUTKAN KITA TETAP BERTEMU!"

"AKU JUGA MEMINTA HAL SAMA!"

Mereka berlima kembali tertawa karna sikap kekonyolan mereka, di sisi lain Daniel mengeluarkan senyuman tipisnya.

Kedua mata pemuda rubah itu berbinar sekaligus berkaca-kaca karna merasakan momen menyentuh yang tak pernah ia rasakan dalam hidupnya.

Dia bahagia...

Sekaligus bersyukur...

Memiliki mereka.

Give Your Time[END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang