08

4.6K 270 4
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kaiser terkejut akan abangnya yang tiba tiba memanggil nama yang asing itu
liam mengenalnya? siapa memangnya?
begitu juga dengan lelaki yang bersama si remi itu

"bagaimana kabarnya? kau baik-baik saja? wah aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi setelah sekian lama" ucap remi sambil menepuk pundak liam

"aku baik baik saja"

"ah iya, kemari" ucap remi sambil menarik tangan lelaki itu untuk berdiri disampingnya

kaiser yang melihat remi itu menarik tangan lelaki itu mengangkat alis satu karena merasa tidak asing dengan wajahnya

"ini adikku, zidan" ucap remi kepada kepada liam dan kaiser

kaiser yang mendengar itu tercegat terdiam tentu saja dia mengenalnya!
kaiser melepas helmnya lalu melemparkannya ke sembarang arah lalu dia mendekati zidan dan langsung memukul rahangnya dengan kuat hingga zidan yang tidak siap terpental ke belakang

liam yang melihat kaiser langsung dengan cepat menarik kaiser agar berhenti memukulinya

remi juga melihat adiknya terpental dengan sigap menghampiri zidan lalu membantunya berdiri

"maksudnya apa kai?!" tegas liam

kaiser tidak menanggapi perkataan liam dia masih menatap zidan dengan tatapan dendam

"jawab kai!" ucap liam dengan nada keras sekarang sambil memegangi kedua pipi kaiser
kaiser menoleh kesamping untuk melepaskan pegangan di pipinya itu

zidan dibantu berdiri oleh remi dan sesekali remi memeriksanya karena takut ada cedera serius

"tidak apa zi?" ucap remi

zidan hanya mengangguk untuk mengisyaratkan tidak papa, setelah itu pandangan mereka tertuju kepada liam dan kaiser

"KAISER!"

kaiser menoleh ke arah wajah liam

"GENG DIA YANG SUDAH MEMUKULI JEAN!" ucap kaiser tidak kalah seru

liam dan remi sama sama menoleh untuk melihat zidan
zidan yang merasa ditatap itu merasa sedikit kewalahan karena ditatap seperti itu

"zi..sudah abang bilang, keluar dari geng murahanmu itu" ucap remi menatap zidan dalam zidan hanya diam, pandangannya tetap menatap lelaki yang tadi memukulnya itu

"kan bisa dibicarakan baik baik kai! tidak harus memukul"

"tch"

kaiser pergi dari hadapan liam menuju motornya, dia mengambil helm lalu memasangkannya.
dengan cepat kaiser melajukan motornya meninggalkan mereka bertiga disana
liam yang melihat dan menyaksikan itu hanya menghela nafasnya lalu liam berjalan menuju arah zidan dan remi

"maafkan adikku" ucap liam menepuk pundak zidan

zidan menggeleng "dia tidak salah"

"apakah sakit? saya bisa membawa kamu ke rumah sakit"

"tidak terimakasih, aku tidak papa"

"maafkan adikku teman, aku sudah menyuruhnya untuk keluar dari geng abal abalan itu, tapi dia terus saja tidak peduli dan masih menetap di sana" ucap remi kepada liam

liam mengangguk "iya, adikku juga sudah membaik"

"syukurlah"

liam dan remi masih saja mengobrol melupakan korban jotosan kaiser tadi, sementara mereka mengobrol lain dengan zidan.
zidan sedang berfikir bahwa kesempatan untuk mendapatkan kaiser sangatlah tidak mudah, dia sudah terlanjur seperti ini terhadapnya, tapi zidan tidak akan menyerah dia tidak suka menyerah, dia akan terus berusaha untuk mendapatkan lelaki itu apapun caranya

"sial..ini akan lebih sulit, tapi tidak apa, aku menyukai tantangan~ akan kudapatkan kau kaiser~"
.
.
.
.
.
.
.
kaiser sedang melajukan motornya dengan kecepatan rata rata
dia sebenarnya sedang menahan emosinya tentang tadi, dan dia sedang berusaha melupakan kejadian tadi
tiba tiba saja handphone yang berada di sakunya berdering, kaiser yang merasakan hpnya berdering dia meminggirkan motornya ke tepi lalu mengeluarkan hpnya dati saku
dia melihat kontak yang menelfon lalu dia teringat akan tadi siang
dengan segera kaiser mengangkat telfonnya

"halo?"

//iya!, kita jadi keluar kan?

"iya bisa"

//oke kita ketemuan dimana?

"di cafe ****"

//aku akan segera kesana, tunggu ya, dadah

"dadah"

panggilan diakhiri hp lalu dimasukkan kembali ke dalam saku dan kaiser mulai menjalankan motornya lagi
.
.
.
.
.
.
.
mereka sekarang sudah berada di cafe yang mereka janjikan tadi

ada beberapa percakapan di antara mereka dan hingga afran menyadari dari mimik wajah kaiser yang berbeda, afran mulai berbicara dengan kaiser

"kai? apakah ada masalah?" ucap afran

"a-ah? masalah? tidak ada"

"jangan berbohong kai, wajahmu sangat berbeda" ucap afran dengan menatap kaiser

"tidak ada"

"katakan saja kaiser.."

kaiser menghela nafas dan akhirnya memilih untuk membicarakan tentang tadi.
dia menceritakan tentang apa yang terjadi sebelum dia kesini
afran mendengarkannya tanpa memberhentikannya untuk berbicara setelah beberapa menit kaiser berbicara akhirnya selesai pada ujung, dan afran mulai mengangkat bicara

"ah..i see, kamu tidak sopan sekali??"

kaiser yang mendengar itupun mengangkat kepalanya untuk menatap afran, dia tidak menyangka dia membela badut zidan itu?

afran yang melihat tindakan kaiser itu akhirnya menunduk terkekeh pelan

"aku bercanda~"

kaiser yang mendengar itu mendengus kesal, akhirnya dia mencolek krim yang berada di atas kue, lalu mencoleknya ke arah pipi afran

"HEY!!"

kaiser yang mendengar afran meng hey kannya hanya mengangkat bola matanya ke atas ngrti ngk si?😭 untuk mengejek afran dengan gaya yang masih kull

afran yang tidak terima dia ikut ikutan mengambil krim lalu ikut mencoleknya ke wajah kaiser, mereka berulang kali melakukan itu sampai tak tau tempat kalau mereka masih di cafe umum, ya untungnya cafenya sudah sepi karena sudah malam juga, jadi mereka tidak terlalu malu lah.

cast face

verizon remi anvelxi26 tahun190 cm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

verizon remi anvelxi
26 tahun
190 cm

.
.
.
.
.
.
.
-----------------------

𝐈𝐂𝐄 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang